“Brengsek! Pake cakar mukaku lagi!” umpat pria itu marah.
Dengan kasar, dia menarik Milea dan memeluknya.
“Jangan! Tolong!” ronta Milea ketakutan.
Hal yang dia pikirkan adalah berteriak. Namun hujan terlalu deras dan suasana sepi, teriakannya tidak terdengar siapa pun. Karena begitu kuatnya dia meronta, Milea terhempas di trotoar dan kepalanya terantuk.
Darah seketika mengucur. Dua preman itu sontak ketakutan karena Milea tidak lagi bergerak. Mereka segera kabur dan lari tunggang langgang menembus hujan.
Dua menit kemudian, Milea akhirnya bangkit dengan susah payah dan duduk. Hujan membasahi tubuhnya. Dia bingung harus ke mana. Sementara dia terkapar tadi, tidak ada satu pun yang datang menolongnya.
Dari jauh, di seberang jalan, Milea melihat sosok yang keluar dari mobil dan hendak menyeberang. Harapannya mulai bangkit kembali.
“Milea!” teriak Loka dengan panik.
Milea menatap tubuh Loka yang berlari menghampirinya.
“Astaga, kamu kenapa?!” pekiknya panik. Milea ingin menjelaskan, namun semuanya menjadi gelap kembali.
***