Mohon tunggu...
Theresia Rini Susanti
Theresia Rini Susanti Mohon Tunggu... Novelis - Penulis lepas

Penulis di platform novel online sejak 2019, setelah 20 tahun menekuni profesi Public Relations. Mencoba menikmati waktu menulis lebih banyak, di sudut kota kecil, Bawen ....

Selanjutnya

Tutup

Roman

Janji Pelangi

7 September 2023   12:00 Diperbarui: 7 September 2023   12:07 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘Mungkin Loka udah capek berusaha,’ batin Milea dengan kecewa dan mencoba melupakan.

***

Semakin hari, Milea makin merindukan kartu ucapan yang biasanya kirim Loka. Salahkah dia kini berharap? Milea terkadang membaca kembali kartu-kartu tersebut. Tidak ada yang memahami cinta seorang gadis kuper dan minder seperti Milea.

Meskipun Milea sadar jika dirinya bukan satu-satunya manusia yang terlahir dengan cara memalukan, tapi dia tidak pernah merasa cukup baik untuk menjalin hubungan.

Rasa enggan karena reaksi Mansy yang akan menerornya juga menjadi pertimbangan Milea untuk berkata tidak pada uluran tangan Loka.

Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Milea butuh seseorang yang menunjukkan kesungguhan untuk mencintai dirinya. Setelah mengetahui siapa pengirim bunga selama ini, Melia merasa jika Loka telah membuktikan itu. 

Setahun sejak jumpa pertamanya, dia menjadi tergoda untuk membalas perasaan yang sama.

Tapi apa gunanya sekarang? Mungkin Loka sudah menyerah dan tidak lagi berharap. Milea menyesal dengan sangat.

Kesempatannya untuk bahagia telah hilang. Kenapa sulit bangkit dari kisah pilu yang mencengkeram hidupnya? Mungkinkah dia masih bisa memperbaiki? 

Sebuah kartu terjatuh dan Milea memungut dari lantai. Untaian kata yang tertuang memberi harapan yang begitu besar.

‘Aku tidak akan pernah berhenti mengagumimu, Milea. Jika suatu saat kau sudah memiliki keputusan, sepahit apa pun itu, aku berharap mendengar sendiri darimu.’

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun