“Permisi, maaf sekali lagi.” Milea kemudian berbalik dan meninggalkan pria yang terus memandangnya.
Daya tarik dari gadis itu jelas bukan dari tampang juga penampilannya. Gadis yang terlihat cepat gugup sekaligus irit kata-kata tersebut mampu membuatnya terhipnotis melalui tatapan mata yang sendu.
Ada raut kecewa yang terukir jelas. Pria itu kemudian menghela napas pasrah dan melanjutkan berkeliling.
***
Makan malam berlangsung dengan suasana hangat. Kedua orang tua mereka menyambut dengan baik kehadiran tamu istimewa Mansy.
Milea baru kembali dari toko buku dalam kondisi basah kuyup dan sedang berganti baju.
Mansy dan Mina terlihat sangat kesal atas sikap Milea yang menurut mereka tidak menghargai kedatangan kekasih Mansy.
Sementara itu, ayahnya terus mengajak kekasih Mansy membicarakan tentang perekonomian. Pria bertampang tampan tersebut ternyata memiliki otak yang cerdas.
“Papa senang kalian menjadi teman dekat, sulit menemukan pria baik dengan kepala yang berisi,” ucap ayah mereka dengan senyum lebar.
“Hanya karena hobi baca, Om. Pengetahuan jadi bertambah,” sahutnya dengan rendah hati. Milea muncul dengan kepala tertunduk dan menyapa semuanya.
“Ini dia, putri kami yang tengah. Milea, ayo kenalan dulu!” seru ayahnya dengan ceria.