“Nggak seharusnya dia mencurigai ‘kan? Apa salahnya dekat dengan kamu?” lanjut Loka.
“Pokoknya jauh-jauh, aku malas berurusan dengan Mansy,” tukas Milea tidak peduli dan meneruskan langkahnya. Loka merasa konyol dan bodoh. Kenapa bisa tercetus kalimat menyedihkan seperti itu dari mulutnya.
-Bagian 2-
Siang itu kembali Mansy mengajak Loka datang. Milea yang sedang bersantai di ruang keluarga melihat dengan jelas, bagaimana kakaknya menyerang Loka dengan ciuman panas. Loka hanya bersandar di tempat tidur, menikmatinya.
‘Dasar cowok oportunis!’ rungut Milea dalam hati dengan muak.
Milea melengos dengan jengah. Pintu kamar kakaknya tidak tertutup rapat. Dia kini bisa mendengar Mansy memohon untuk dicumbu oleh Loka, namun pria itu menolak dengan halus.
Ia penasaran dan kembali melirik ke arah kamar Mansy. Kakaknya menindih tubuh Loka dan terus menghujani dengan ciuman penuh nafsu. Akhirnya, karena risih, Milea beranjak dan meninggalkan ruang keluarga dengan hati kesal.
Pemandangan itu begitu memalukan. Kakaknya seperti seorang wanita yang tidak memiliki harga diri sedikit pun. Jelas-jelas Loka tidak mungkin menolak.
‘Siapa yang nggak menyukai cumbuan gratis?’ batin Milea sinis.
***
Sore tadi, Milea mendapat pesan dari ibunya yang mengabarkan harus pergi keluar kota dan Mina juga ayahnya ikut serta.