Tekadnya sudah bulat, mungkin ini adalah nasib sebagai anak hasil perselingkuhan. Entah apa yang membuat Milea lebih merasa bebas, tiba-tiba timbul percaya diri yang lebih kuat.
Tidak ada lagi kekhawatiran akan cibiran Mansy dan ketusnya Mina. Terlebih lagi, tidak ada beban sebagai anak angkat. Dia akan menjalani hidupnya sendiri.
Pelan namun pasti, Milea akan membenahi hidupnya sedikit demi sedikit.
***
Dua bulan berlalu, Milea sudah wisuda dan telah mengirimkan ucapan terima kasih pada kedua orang tuanya. Rasanya menyakitkan saat hari dia diwisuda kedua orang yang telah berjasa untuknya tidak bisa datang. Mansy terus mengancam ibunya dengan kalimat yang kejam.
Milea mengalah dan tidak lagi berharap.
Mamanya memang terus bertanya kapan dia pulang, namun Milea memilih untuk tidak menjawab pesan tersebut. Baginya, menjauh dari keluarganya yang dulu akan membuat mereka hidup tenang.
Ibunya tidak pantas menerima perlakuan kasar Mansy, hanya karena mempertahankan hubungan dengan dirinya.
“Lho, kamu mengajar di sini?” seru Loka.
Milea yang baru selesai memasang kertas jadwal di papan depan gedung fakultasnya tercengang.
Kenapa dia selalu ada dalam setiap langkah Melia?