"Kamu masih kepingin ke tempat bu Probo yang rumahnya deket kuburan itu, Â sama Kennis ?" tanyanya penuh ragu, aku mengangguk.
"Rudy tahu hal itu ?" tanyanya lagi, aku menggeleng.
"Aku belum sempat ketemu Rudy, katanya Kennis juga mau bicara sama Rudy dahulu, nanti baru nelpon aku, ... " suami mengangguk.
"Kalau Kennis gak bisa, engkau mau antar aku kesana ya ?" Â pintaku sedikit merajuk, dia memandangku, mengangguk perlahan.
"Bagaimana kalau kita barengan berempat saja ?" usul suami, aku berpikir sejenak
"Mmm, rasanya gak enak, ... biar aku dan Kennis yang dahulu kesana, kita kan teman saat SMA dahulu. " aku berpikir lagi...
" Bu Harso juga ingin bertemu bu Probo, nanti kalau kita sudah dahulu kesana dan ketemu bu Probo dan Arum baik-baik saja, baru kita kesana bareng ... " kataku, suami mengangguk.
"Jangan lupa bawa hape, aku nanti juga mau ngomong sama Rudy,... " aku mengangguk.
Ternyata Kennis  juga ingin sekali bertemu dengan Arum, penasaran juga dengan cerita ibunya dan ceritaku.
"Mungkin mereka baik-baik saja, ... kan biasa  issue diluar selalu dilebih-lebihkan, ... itu cuma hoax saja menurut  Rudy,... " kata Kennis.
Kemudian kita janjian hari Kamis sesudah makan siang, aku menjemputnya dirumah bu Harso, yang ingin menitipkan oleh-oleh untuk bu Probo.