Upayanya tidak sia-sia,  sehingga bisa menemukan bu Probo dan Arum, beliau juga  tiba didaerah perumahan Green Village dipinggir kota itu.
Beliau meminta maaf pada bu Probo dan Arum atas kesilapan yang dilakukan selama beliau bersama Lastri.
Karena kasihan dengan nasip pak Probo, Â bu Probo serta Arum mengajak pak Probo berdiam digubug itu..
Sisa-sisa uang kekayaan masa lalu dari rumah di jalan Darmo akhirnya dibelikan rumah didaerah itu dan mereka seterusnya mendiami rumah didekat kuburan Green Village sampai sekarang ini.
Ayah dari Baskoro, seorang dukun yang sakti dan kejam, Â juga menakutkan, bernama Pergola, merasa sakit hati dan dendam dengan pak Probo.
Selalu mencari keluarga Probo untuk membalas dendam, karena kematian Baskoro dan Lastri, meminta tebusan harta yang besar pada pak Probo.
Kulihat bu Probo menggeleng-gelengkan kepalanya, menata nafasnya,...
Kita terperangah dan terhenyak, tetapi  tetap bersabar mendengarkan tutur ibu Probo, sementara susasana sekitar makin hening dan kelam.
Demikian, setiap hari pak Probo, yang selalu suntuk menyesali nasipnya, disetiap malam  selalu jalan-jalan mengitari pekuburan itu, untuk menentramkan hatinya.
Dan jika lelah dan capek, sering berteduh dibawah pohon beringin besar ditengah pekuburan itu, merenungkan nasipnya.
Tidak jarang sampai jauh larut malam beliau disana, beliau selalu ditemani oleh pak Sarmo yang setia.