Kuperhatikan sekali lagi, ternyata dibalik pohon itu, samar  seperti ada cahaya dan bangunan
" Oh disitu rumahnya, rumahnya bu Arum kan ?" aku memastikan sekali lagi, dia mengangguk dan segera melangkah menuju rumah, kenapa aku merinding ya ?
"Saya beritahu bu Arum,... " Â katanya singkat dan terus menuju kearah cahaya itu.
Aku kembali ke mobil, memberitahukan pada suami iya betul itu rumahnya.
Suami mengernyitkan dahimua melihat kearah pohon besar itu dan garuk kepala.
"Rumahnya ada dibalik pohon besar itu, paknya tadi sudah kesana mau memberitahukan kedatangan kita pada Arum,..." kataku.
Mobil terus berjalan dan hujan turun agak deras, cuaca makin remang, suami mulai menyalakan lampu mobil.
Dan dibalik pohon beringin rimbun itu ada bangunan yang suram, ada lampu redup didepan, entah kenapa aku kok was-was, enggak nyaman, Â kugosok-gosok tanganku.
 Suami memperhatikan rumah itu tanpa berkata sepatah katapun.
Aku mengambil payung, segera aku masuk kehalaman rumah itu, pintu depan tampak sudah dibuka dan aku lihat Arum, seolah sudah menanti kedatanganku.
Kita saling berpelukan, tercium harum wangi parfumnya, bau melati segar.