Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dyah Ayu Sekar Arum

13 November 2018   18:55 Diperbarui: 13 November 2018   19:22 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pa, .. itu pa " aku menunjuk sebuah base camp yang besar, ada empat  sepeda motor, beberapa sepeda ontel dan mobil pick up pengangkut.

Tumpukan batu bata berjajar dipinggir jalan yang sudah beraspal, juga kayu-kayu untuk kerangka rumah, gundukan pasirnya menggunung disana-sini..

Di dalam base camp, terlihat bertumpuk sak semen , dan beberapa peralatan pertukangan.

Lima orang laki-laki duduk nongkrong sambil minum kopi dan makan kudapan didepan pintu, segera melihat semua kearah mobil kita.

Suami segera turun mobil dan menyapa mereka, tampak mereka bincang dan menunjuk nunjuk  kearah selatan.

Tiba-tiba hujan turun rintik, mendung hitam bergelayut diangkasa, suasana menjadi agak temaram, udara terasa makin dingin.

"Enggak ada yang  tahu ada jalan Kamboja disini, yang deket itu jalam Mawar, jalan Melati.yang disana " Dia masuk mobil, duduk dan minum lagi kopinya,

"Diselatan itu katanya ada pemakaman besar, seberangnya ada kampung cukup  ramai -- mungkin kita bisa tanya disana,... " dia menstarter mobil, mengikuti jalan yang masih beraspal dalam kompleks perumahan itu.

Mendung  perlahan kian pekat tebal, tiba-tiba ada petir menyambar dan hujan mulai turun  makin deras .

 Suasana makin senyap, disekeliling yang terbentang hanya kesunyian dan padang ilalang yang cukup tinggi.

"Pa itu dibawah pohon ada bangunan pondok kecil ya ? "

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun