"Iya barangkali bu, panggilannya mbak Sekar gitu. Pembantunya juga perempuan sudah tua, mak Solikah, ketemunya kalau ke pasar saja, orangnya jarang omong-omong dengan tetangga,... " kata Diran.
"Saya kapan-kapan mau kesana, sudah lama gak ketemu,..." kita saling melihat keluar, rasanya sudah lumayan sore, aku ingat pesan suami.
"Iya kapan-kapan kita mau kesana, sekarang sudah sore, kita ada perlu lain,, "
Diran keluar, kita berikan kue yang tadi kita beli dan kuselipkan uang untuk beli rokok, dia mengucapkan terima kasih.
"Kalau gak repot, mungkin Kamis depan kita kesini lagi, pak Diran tunggu disini, nanti bisa mengantarkan kita kerumahnya bu Probo. Bilang saja kita itu temannya mbak Sekar, nama saya Puteri, dan ini mbak Kennis... " kataku, dia mengangguk menyanggupi.
Aku segera memacu mobil dan segera keluar dari areal perumahan Green Village itu.
"Aku pastikan kamu penasaran, dan ingin segea kerumah bu Probo kan ?"
Aku tersenyum dan mengangguk :" Dan pastinya kamu juga pengin ikut juga ya ?" pancingku, Kennis tertawa, menganggukkan kepalanya.
"Kapan ya kira-kira kita punya waktu luang,... mmm, kita  tadi bilang  Kamis mendatang -- kupikir kan besoknya Jum'at waktu olahraga dikantor, kamu ngajar enggak besok Kamis ?" tanyaku.
"Iya cuma sebentar, jam dua belasan udah pulang, jemput aku ya ?" aku mengangguk.
Agak lama kita hanya berdiam diri dalam mobil itu, merenung.