"Mungkin waktunya kurang tepat, lagi pula anaknya tampak sakit ya, kok nangisnya keras gitu,... " kutoleh suamiku, dia diam dan pandangannya mengarah terus ke jalan dengan hati-hati.
Sesampai dirumah, sesudah makan malam dan kita tiduran di kamar, dia bilang      :" Kalau mau kesana lagi, sebaiknya siang hari saja, rumahnya kok horor gitu,..."
Dia kemudian menatapku  " Pasti kamu kepingin kesana lagi, penasaran ya ?"
Kupandang dia , tersenyum dan mengangguk, aku memang penasaran.
"Aneh pilih rumahnya disitu, gak ngeri apa ya, lagian kalau ada apa-apa kan jauh itu kalau mau minta tolong, anaknya masih kecil, ..."
"Kamu tadi merasa aneh enggak ?" aku tanya, dia mengangguk.
"Suaminya kok tinggi besar sekali ya, aku tadi kaget, sampai gak sempat kenalan, anaknya nangis terus,..."
"Jangan berpikiran aneh, aku yakin kamu pasti kepingin kesana lagi,..."
Aku tersenyum, tebakannya selalu tepat dan benar, ternyata dia  mengenal betul sifat isterinya, yang selalu pengin tahu.
Entah kenapa, aku selalu kepikiran dengan pengalaman waktu kerumah Arum, ada sesuatu  yang membuat aku benar-benar tergelitik untuk mengetahuinya..
Aku jadi mengingat-ingat jaman waktu masih SMA dahulu.