Arum ini tergolong gadis pendiam, wajahnya cantik, perangainya kikuk, jika waktu istirahat sering duduk menyendiri, sambil membaca buku pelajaran, judes sekali jika digoda cowok.
Bukan termasuk anak pandai, sekalipun berciri seperti kutu buku.
Tiba-tiba aku ingat, Arum itu masih bersaudara dengan Kennis, teman waktu SMA, bahkan teman sebangku dahulu.
Kennis sekarang menjadi dosen disebuah perguruan tinggi swasta yang terkenal dikotaku.
Aku pasti masih punya nomor tilpunnya, Â kita berpisah sesudah keluargaku pindah ke Palembang, sekitar 6 tahun yang lalu.
Segera aku telpun Kennis, dan dia sendiri yang menerima, segera kita heboh ramai bincang saling kangen.
Sejak pindah lagi ke Surabaya setahun yang lalu, aku memang tidak pernah menghubungi dia, karena banyak kesibukan pribadi.
Akupun berceritera kalau aku bertemu dengan Arum dan sempat kerumahnya.
"Hah yang bener kamu sempat kerumah Arum ?" tanyanya tidak percaya
"Iya, aku pergi sama misoa tiga hari lalu,.." dia terdiam.
"Mmm, aku kurang tahu ceritanya, tapi keluarga Probo sudah tidak di daerah Darmo lagi,..." Â yang dimaksud keluarga Probo itu orangtua Arum.