5.Teori Kesalahpahaman Antarbudaya
Menjelaskan bahwa konflik dapat terjadi akibat ketidaksesuaian dalam cara berkomunikasi di antara kelompok atau individu dari budaya yang berbeda.
6.Teori Transformasi Konflik
Menggambarkan konflik sebagai dampak dari masalah-masalah ketidakadilan yang muncul akibat ketimpangan sosial, budaya, atau ekonomi.
Dari berbagai teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik dapat terjadi di berbagai lapisan sosial dengan kondisi yang beragam. Faktor penyebabnya seringkali melibatkan perbedaan cara pandang atau paradigma, yang kemudian memicu perselisihan hingga potensi pertikaian. Mengelola konflik dengan bijaksana menjadi kunci untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkannya.
Perbedaan antara konflik dan persaingan (competition) terletak pada ada atau tidaknya gangguan dari salah satu pihak terhadap pihak lain dalam upaya mencapai tujuannya. Persaingan terjadi ketika tujuan dari masing-masing pihak tidak selaras, tetapi mereka tidak saling mengganggu dalam proses mencapainya. Sebagai contoh, dua kelompok dalam suatu institusi, seperti guru dan staf administrasi, mungkin bersaing untuk mencapai tujuan pendidikan. Selama tidak ada upaya untuk menghalangi pihak lain, situasi yang terjadi adalah persaingan. Namun, jika terdapat peluang untuk menghambat tujuan pihak lain dan peluang tersebut dimanfaatkan, maka situasi tersebut akan berubah menjadi konflik.
Pada dasarnya, konflik dapat diartikan sebagai segala bentuk hubungan antarmanusia yang ditandai oleh adanya sifat saling bertentangan. Unsur-unsur konflik meliputi: (1) adanya percekcokan, ketidaksepakatan, atau perbedaan pandangan, (2) berlangsung pada tingkat individu, kelompok, atau organisasi, dan (3) adanya objek tertentu yang menjadi pokok permasalahan. Dalam konteks organisasi, termasuk lembaga pendidikan, konflik merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari karena melibatkan interaksi antara berbagai individu atau kelompok. Konflik, pada intinya, adalah proses dinamis yang dapat diamati, diuraikan, dan dianalisis.
Tahapan Konflik
Konflik berkembang melalui lima tahap yang saling berurutan, yaitu:
a)Laten (Potensial)
Konflik berada pada tahap laten ketika terdapat potensi perbedaan yang disebabkan oleh faktor individu, organisasi, atau lingkungan. Kondisi ini menimbulkan berbagai kemungkinan terjadinya konflik.