i.Fokus pada Tujuan Bersama
Konflik dalam organisasi pendidikan sering kali disebabkan oleh perbedaan pandangan mengenai tujuan internal. Untuk mengatasi hal ini, lembaga perlu mengingatkan kembali anggotanya pada visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan, seperti dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) atau Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM). Dengan memahami arah yang ingin dicapai bersama, konflik dapat diminimalkan, dan tujuan organisasi lebih mudah diraih.
Menurut Sidi Gazalba, seperti yang dikutip oleh Bukhari Umar, lembaga-lembaga yang memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan Islam dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1)Rumah Tangga
Rumah tangga, termasuk orang tua, keluarga besar, teman sebaya, dan lingkungan sekitar, berperan sebagai pendidik pertama dalam kehidupan anak. Di lingkungan ini, anak mulai belajar dan berkembang sejak usia dini, sehingga rumah tangga menjadi pondasi utama dalam proses pembelajaran awal.
2)Sekolah
Sekolah berfungsi sebagai lembaga pendidikan lanjutan yang mendampingi anak sejak memasuki usia sekolah hingga menyelesaikan pendidikannya. Pada tahap ini, guru profesional bertanggung jawab dalam memberikan bimbingan dan pendidikan secara formal untuk mendukung perkembangan anak secara lebih terstruktur.
3)Kesatuan Sosial
Kesatuan sosial merupakan bentuk pendidikan yang berlangsung sepanjang hidup, di mana nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan interaksi dalam lingkungan masyarakat menjadi sumber pembelajaran yang terus-menerus. Pendidikan ini tidak terbatas pada waktu dan tempat tertentu, tetapi berjalan seiring dengan kehidupan individu di masyarakat.
Secara keseluruhan, lembaga pendidikan Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Masing-masing memiliki peran penting dalam membentuk dan mengarahkan perkembangan peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Islam
B.Konsep dan Teori Konflik