Koridor sekolah lengang. Hampir semua siswa SMA Damba Nusa sudah berada di lapangan. Sandra berjalan tergesa-gesa. Ia melewati koridor ruangan kelas XII yang letaknya menuju arah lapangan.
Sandra terkejut, ada seseorang yang menarik lengannya dan membawanya menuju ujung koridor.
"Heyy apa apaan ini? Lepasin! Kenapa kakak bawa aku kesini" tanya Sandra pada cowok itu.
Sandra mulai merasa takut, namun ia tahu kalau yang dihadapannya ini pernah ia lihat sebelumnya.
"Kamu cewek yang tadi di jalan kan, yang bikin motorku hampir keserempet sama angkot!" Â ucap cowok itu dengan suara lantang. Seisi koridor yang lengang dibuat menggema oleh suara cowok itu.
Sandra berpikir dengan cepat, segera tahu apa yang dimaksud cowok dihadapannya itu. Tentu saja ia cowok yang tadi kebut-kebutan di jalan dan diomeli sopir angkot.
"Ohhh jadi kamu orang yang tadi kebut-kebutan! Siapa suruh ngebut terus nyalip lewat kiri, ya iyalah sopir angkotnya jadi kesel" cerocos Sandra pada cowok itu.
Cowok itu diam, menatap dengan tajam. Seolah tak terima dengan omelan cewek dihadapannya. Ia tahu kalau orang ini orang baru di lingkungan sekolahnya, hanya sekedar adik kelasnya.
Tangan cowok itu mengepal, kakinya melangkah perlahan, membuat Sandra mundur sampai membentur dinding. Sandra memejamkan mata, menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sandra merasa cowok ini tidak menyukainya dan akan segera mendaratkan pukulan padanya. Namun, beberapa saat kemudian kepalan tangan itu mendarat di dinding dan tidak mengenai Sandra.
Cowok itu mundur, mengatur deru nafasnya yang tak beraturan. Sandra merasa lega.
"Urusan kita belum selesai!! Kamu masih anak baru disini, jangan seenaknya sama kakak kelas! Ini masih tahun pertama kamu, jangan bikin masalah!!" ucap cowok itu dengan tegas.
Cowok itu pergi meninggalkan Sandra. Sandra yang sudah bisa mengontrol dirinya pun segera bergegas menuju lapangan.