Sejak kejadian memalukan itu Sandra mulai berubah. Ia sering marah-marah pada orang tuanya. Ia sering meminta uang bekal lebih, meminta dibelikan benda-benda mewah, sering meminta uang untuk bermain, dan lainnya. Berminggu-minggu juga ia tidak jualan gorengan lagi sejak ia dimarahi pemilik kantin sekolah. Ia dimarahi karena banyak anak yang lebih suka gorengan Sandra daripada yang dijual di kantin.
"Pak, aku minta uang dong" pinta Sandra.
"Buat apa lagi San ? Kamu itu akhir-akhir ini sering banget minta uang, padahal ibu udah kasih uang jatah kamu kayak biasa. Ibu sampe ngutang nak sama majikan ibu, harusnya kamu bersyukur majikan ibu udah biayai kamu sekolah, tugas kamu hanya rajin belajar" Bu Rumi datang menghampiri anak dan suaminya. Ia memang merasa kalau Sandra banyak berubah.
"Ibu kok sekarang jadi banyak omelin aku sih! Lagian aku kan lagi minta uang sama bapak" jawab Sandra.
"Ga gitu nak, ibu hanya heran aja kamu minta terus uang buat apa?"
"Suka suka aku lah aku mau ngapain"
"Astaghfirullahaladzim, kok jadi ribut begini. San, bapak lagi gak punya uang, bapak ga bisa kasih kamu uang sekarang" ucap Pak Yono.
"Emang bener ya apa kata orang-orang di sekolah kalo Sandra tuh emang susah, gak punya apa-apa, gak dimanjain kayak mereka!"
"Maksud kamu apa, Nak?
"Iya aku pengen juga Pak, Bu, kayak mereka. Handphone-nya bagus, uang jajannya lebih, pulang sekolah tuh bisa main dulu ke mall, belanja lah, beli ini, beli itu. Sandra tuh pengen. Sekarang mana, Sandra minta uang!"
"Gak ada San"