"Dia anak gatau diri, Pak. Ibu cape tiap hari jadi beradu mulut terus. Biasanya dia anak yang penurut, ramah, sopan sama orang tua. Tapi ini balasan dia selama kita membesarkannya?" Bu Rumi tak bisa menahan air matanya, ia menangis sambil merapikan pecahan celengan itu.
***
Sandra sering melamun di kelas, ia sering dihukum karena ketahuan melamun saat jam pelajaran. Kakak kelas itu memang tidak memperlakukan Sandra seperti kejadian itu, tapi tetap saja jika berpapasan dengan mereka Sandra dikata-katai lagi.Â
Apalagi setelah kejadian itu ia sering bersama dengan Ardan, cowok tampan yang pintar itu tapi terkenal nakal dan disegani. Siswa-siswi itu masih mengganggu Sandra, kecuali jika Sandra sedang bersama Ardan. Banyak yang iri dengan mereka, padahal awalnya mereka tak akur jika ketemu, tapi karena Ardan sering menolong Sandra akhirnya mereka berteman baik.
Ardan tahu semua yang terjadi, ia juga tahu apa yang menyebabkan Sandra berubah. Sandra jadi jutek, dingin, tidak seceria yang dulu. Ardan juga tahu sikap Sandra juga berubah pada orangtuanya, setiap mengantarnya pulang sekolah Ardan melihat kelakuan Sandra yang berbeda terhadap orangtuanya. Gara-gara itulah Ardan ingin Sandra kembali seperti dulu, menjadi orang yang baik. Di sisi lain Ardan juga harus segera menyelesaikan persoalannya yang berhubungan dengan Sandra.
Hari terus berlalu, Sandra masih saja belum berubah. Bahkan siang ini majikan Bu Rumi datang marah-marah ke rumah, ia bilang kalau Sandra mengambil uang miliknya sewaktu Sandra mampir ke rumah menanyakan Bu Rumi. Awalnya Bu Rumi tak percaya, terkadang Sandra memang mampir ke rumah tempat Bu Rumi bekerja tapi hanya untuk membantu ataupun meminta uang, tidak mencuri. Sandra benar-benar kelewatan kali ini.
Sepulang sekolah Sandra datang diantar Ardan lagi, orang tua Sandra juga tahu tentang Ardan karena sebelumnya Sandra pernah cerita.
Sandra langsung dimarahi orang tuanya, Bu Rumi yang sejak tadi menunggunya merasa gemas ingin menceramahi anaknya itu. Sedangkan Pak Yono yang baru pulang dari persimpangan jalan hanya bisa menyabarkan istrinya agar tidak memarahi Sandra terus.
"Keterlaluan kamu Sandra, kelewatan kamu!" ucap Bu Rumi saat Sandra baru menginjakkan kakinya di teras.
"Apa lagi sih Bu?" tanya Sandra.
"Bu, sudah Bu biarkan saja. Dia mungkin terpaksa kayak gitu karena kita ga mampu memenuhi apa yang ia mau" ucap bapaknya membela.
"Udahlah pak, bapak ga usah belain lagi anak ini. Anak ini gatau diuntung, bisanya cuma nyusahin terus bikin malu!" Bu Rumi tak bisa lagi menahan emosinya.