"Ihh mana Pak ? Mana uang hasil bapak ngamen hari ini ? Biasanya kan kalau rame lumayan"
"Sandraaa, bapak kamu tuh baru pulang, masih capek, ini malah maksa minta-minta uang" ucap ibunya kesal.
"Oke, kalau gitu aku minta ke ibu. Mana Bu? Ibu pasti punya uang simpenan kan? Sini uangnya buat aku, kalau banyak aku pengen beli handphone baru"
"Gak ada. Uang simpenan ibu buat keperluan sehari-hari, juga buat jaga-jaga kalau kita sakit dan perlu berobat"
"Ibu sama bapak sama-sama pelit ke anaknya!" Sandra pergi meninggalkan kedua orangtuanya, ia masuk ke dalam rumah. Bu Rumi dan Pak Yono hanya bisa bersabar, mereka kecewa dengan perubahan sikap anaknya itu.
Tak lama setelah Sandra masuk ke dalam, terdengar ada sesuatu yang pecah.
"Yaa ampun Bu, itu suara apa?" ucap Pak Yono.
"Ibu juga gatau Pak"
"Ayo lebih baik kita lihat, bapak takut Sandra kenapa-kenapa"
Keduanya buru-buru menyusul masuk ke dalam rumah. Mereka khawatir takut Sandra terluka. Dan yang mereka lihat sangat mengejutkan. Ternyata yang pecah adalah celengen milik Bu Rumi yang ia simpan di meja kamarnya, ia menabung setiap hari menyisihkan hasil kerja kerasnya, dan hari itu Sandra memecahkannya dan ia ambil uang-uang itu.
"Sandraaa, apa-apaan kamu? Itu uang ibu"
"Ibu sih pelit sama aku. Sekarang aku mau pergi jalan-jalan sama temen-temen aku. Minggir!" ucap Sandra melewati kedua orangtuanya. Ia pergi begitu saja dengan membawa uang milik ibunya. Ibunya hanya bisa menangis dan bapak berusaha menenangkannya.
"Udah, Bu. Kita harus sabar. Mungkin kita sedang diuji dengan cara ini" ucap bapak.