Mohon tunggu...
MIRANDA NASUTION
MIRANDA NASUTION Mohon Tunggu... Konsultan - Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Tamatan FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi tahun 2007, pengalaman sebagai adm di collection suatu bank, dan agen asuransi PT. Asuransi Cigna, Tbk di Medan. Finalis Bintang TV 2011 oleh Youngth's management. Pimpinan Redaksi Cilik tahun 2002-2003 (Tabloid Laskar Smunsa Medan).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Putri Rembulan (Novel Klasik Keluarga)

26 Agustus 2018   16:44 Diperbarui: 3 September 2019   17:01 1998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                "Dalam hal ini tidak. Kau juga tetap boleh menjalankan ibadahmu, begitu juga prajuritmu. Akan tetapi, kau tidak boleh memberitahukan identitasku dan membuat keluargamu mengirim pasukannya. Kau juga tidak mau membuat istrimu cemas kan, kawan? Sementara penawar hanya aku yang tahu racikannya."

                 "Baik. Sekarang juga aku akan membuat surat." Pendekar Andi sudah kuat mendengar kata-kata nakhoda. Seraya dilihat oleh nakhoda. Pangeran Andi mulai menulis surat. "Sayang, melalui surat ini aku ingin mengatakan keadaanku dan pasukanku baik-baik saja. Kapal yang membuat kita terpisah, pun berhasil diselamatkan. Semua berkat doamu istriku. Bagaimana kabarmu dan anak kita, buah cinta kita, putri Permata. Aku sangat merindukanmu dan anak kita. Pasti kalian juga sangat merindukanku. Kirim salam untuk keluarga. Jaga mereka. Tugas mereka juga adalah menjagamu dan Permata. Untuk beberapa bulan , aku akan berlayar bersama teman baruku. Doakan aku cepat kembali. Andi Maulana, suamimu." Pangeran Maulana melipat suratnya. Lalu memberikan kepada sang nakhoda.

              "Bagaimana sudah diberitahukan bahwa kita akan bersama selama beberapa waktu?"  Pangeran Andi mengangguk. Surat pun dikirimkan.

               "Dari mana asalmu? Aku rasa kau berasal dari benua yang terkenal dengan jerapahnya."

               "Bisa dikatakan demikian."

                                                                        """"    


Betapa senangnya ibunya permata menerima sebuah surat. Putri Rembulan membacanya sambil memangku putrinya permata. Selesai membaca rembulan menarik nafas. "Alhamdulillah, pangeran Andi selamat beserta pasukannya." Raja dan ratu pun mengucapkan syukur di ruang pertemuan keluarga dengan penuh rasa khidmat. Yang mendengar juga mengucapkan syukur.

Untuk menghibur menantunya, Raja berkata, "Anakku akan membawakan banyak cenderamata untuk putri yang bercahaya seperti menantuku ini. Kau juga bisa mengirimkan sinyal kepadanya bahwa kau baik-baik saja." Seketika tubuh putri Rembulan memancarkan cahaya. Cahaya itu pun sampai ke lautan. Para pangeran, raja dan ratu, rakyat, para putri dari beberapa pulau  melihat fenomena ini.

Putri Rembulan menjadi buah bibir sama seperti suaminya, pangeran Maulana yang menjadi buah bibir karena kegigihannya mengarungi lautan.   Paduka raja dan ratu tersenyum kembali setelah merasa silau.

Ratu                            :"Namun, mengapa kau cemberut menantuku. Apakah yang dikatakan putraku dalam suratnya."

Putri Rembulan           :" Dia mengatakan. Dia akan berlayar kembali. Dia berjumpa teman baru."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun