HARTA TAHTA BUNG HATTA
Cerita Novel Sejarah
Karya Kayla Bilqis
Mentari Bersinar menyinari seluruh pelosok nusantara, angin menari kesana kemari tanpa letah dan letih ayam pun berkokok dengan sangat amat merdu seakan akan memberi isyarat bahwa akan lahir seorang pahlawan ditanah nusantara ini. Rumah yang sangat besar bertingkat dua yang terbuat dari papan dan beratap seng. Dibelakang rumah terdapat sebuah sebat atau kolam yang berisikan ikan kaluih, semacam gurami. Di tepi pekarangan, dari sebelah kiri sampai ke belakang terdapat kandang kuda yang dapat memuat sampai 18 ekor kuda.
Seorang wanita hamil yang bernama Siti Saleha sedang duduk manis diatas sebuah kursi rotan kayu ditemani secangkir teh hangat dan beberapa cemilan diatas meja sambil memandangi pemandangan yang sangat indah dirumah ayahnya ditanah Aur Tanjungkang, Bukittinggi, Sumatera Barat. Kemudian ia merasakan kontraksi yang sangat hebat dibagian perutnya, tanpa berfikir panjang sang suami yang bernama H. Muhammad Jamil langsung berlari tanpa menggunakan alas kaki satu pun untuk bergegas memanggil dukun didesanya ( orang pada zaman dahulu yang menolong orang lahiran), tak lama dari itu dukun itu pun datang dan langsung memasuki rumah.
“oeeeee,oeeeee” terdengar suara tangisan bayi laki laki dari balik bilik kamar itu
“ba a proses lahian nyo mbah? Anak awak jo bayinyo sehat sehat se kan mbah? “
( gimana proses lahiranya mbah? Anak saya dan bayinya sehat sehat kan? ) Tanya seorang pria yang merupakan ayah dari gadis yang sedang melahirkan itu.
“alhamdulillah yo uda, proses lahianyo lancar, bayi jo anak apak sehat uda”
( alhamdulilah pak proses lahiranya lancar bayi dan anakmu juga sehat ) jawab si mbah.
Bayi yang lahir ditanah Aur Tanjungkang, Bukittinggi, Sumatera Barat Pada Senin Tanggal 12 Agustus 1902 yang bertepat di rumah Ilyas Bagindo Marah ( seorang pedagang sukses di Bukittinggi) di beri nama Muhammad Attar. Bayi yang bernama Muhammad attar atau yang biasa kita sapa bung hatta itu merupakan generasi ke 3 keturunan ulama tarekat yang terkenal pada zamanya, Syekh Abdurahman yang berasal dari Batuhampar. Paman bung hatta dari ayahnya syekh arsyad, merupakan anak dari syekh Abdurahman yang menurunkan pengajaran ilmu agama dan menjadi seorang guru agama yang terkenal disana.
Muhammad Hatta memiliki nama lahir Muhammad Attar. Diberi nama Muhammad attar karena merujuk pada nama Nabi atau Rasul Terakhir pada agama islam yaitu Muhammad dan attar berasal dari bahasa arab yang artinya harum. Muhammad attar merupakan anak kedua dri pasangan siti salehadan Muhammad Jamil. Kakak dari bung hatta bernama Rafi’ah yang lahir pada tahun 1900. Waktu kecil setalah bung hatta mulai dapat berbicara ia tidak dapat menyebut namanya “attar” sehingga “attar” berganti menjadi “hatta”. Saat bung hatta berusia 7 bulan ada bendera kuning berkibar didepan rumahnya ramai orang berbaju hitam berdatangan suasana pun sangat berbeda dari biasanya isak tangis kesedihan terpancar dari wajah para keluarga. hari itu ayahnya yang bernama Muhammad Jamil meninggal dunia.
Beberapa tahun kemudian ibunya yang bernama siti saleha menikah lagi dengan seorang pria yang bernama Agus Haji Ning, Seorang pedagang asal Palembang. Pernikahan Siti Saleha dengan Mas Agus Haji Ning dikaruniani 4 orang anak perempuan. Meskipun berstatus anak tiri, Hatta dan Rafi’ah juga tetap mendapat kasih sayang yang sama seperti ayah kandung Mas Agus Haji Ning lainya. Sehingga Hatta kecil pun sempat mengira bahwa Mas Agus Ninglah ayah kandungnya.
Hari berganti hari, Bulan berganti Bulan dan Tahun berganti Tahun, sudah berapa kali purnama yang sudah terlewati seiring berjalanya waktu tak terasa bung hatta sudah beranjak besar, selama bersekolah selain menyerap segala ilmu pengetahuan di pendidikan formal bung hatta juga memelajari ilmu - ilmu agama, berhubung keluarganya merupakan keluarga yang taat beragama. Syekh Arsyad, paman bung hatta dari pihak ayahnya, mengingingkan bung hatta untuk dapat menjadi ulama dikemudia hari. Namun pihak ibunya tidak setuju, mereka ingin bung hatta belajar disekolah umum. Kakek dari pihak ibu dan kakek dari pihak ayah akhirnya mencapai kesepakatan. Rencananya, bung hatta akan dimasukan ke sekolah rakyat lebih dahulu, setelah tamat sekolah ia akan dibawa ke mekkah untuk belajar agama dan meneruskan ke Kairo.
Paman Arsyad selalu mengenakan sorban dan pakaian jubbah, ia memang tampak sangat alim. Paman Arsyad juga seorang guru agama disekolahnya maupun dirumahnya selain itu kesibukan paman Arsyad juga adalah menyambut dan menerima tamu yang rata rata datang dari pelosok negeri nan jauh disana yang memang sengaja datang jauh jauh untuk belajar dan meminta petunjuk tentang agama Islam dan permasalahan permasalahanya. Bung Hatta sangat mengagumi kepribadian dari Paman Arsyad, ia terpesona melihat koleksi buku paman Arsyad yang sangat banyak diatas tumpukan lemari berjejer sangat rapih bagaikan semut yang sedang berbaris, semua buku itu ditulis dengan bahasa arab Bung Hatta pun akhirnya berkeinginan untuk menjadi ulama karena termotivasi dari paman Arsyad.
Ketika berusia lima tahun, Bung Hatta direncanakan masuk ke Sekolah Rakyat. Namun ternyata usianya dianggap belum memenuhi syarat. Saat itu, minimal usia 6 tahun yang dapat bersekolah di Sekolah Rakyat. Bung Hatta tidak dapat menyentuh telinga kirinya menggunakan tangan kanan melingkar di atas kepalanya, dari situ dapat diketahui bahwa usia Bung Hatta masih di bawah 6 tahun. Akhirnya Pak Ilyas, kakek Hatta dari pihak ibu, memasukkan Bung Hatta ke Sekolah Swasta milik kenalannya, bekas anggota tentara Belanda, namanya Mr. Lederboer. Sekolah Swasta yang dimaksud adalah sekolah yang dikelola per-orangan. Di sana, Bung Hatta belajar bahasa Belanda. Sore harinya, ia belajar menulis dan membaca dari pamannya yang merupakan adik ibunya, Paman Saleh. Selepas maghrib, Bung Hatta pergi mengaji ke Surau Inyik Jambek. Teman mengaji Bung Hatta rata-rata tidak bersekolah di pagi harinya. Mereka kebanyakan membantu orang tuanya di sawah atau menggembala kerbau. Di Surau, anak-anak diajari mengaji dengan berlagu. Bung Hatta cepat belajar mengenal huruf Arab, cepat pula pandai membaca Juz Amma, tetapi dalam berlagu ia tidak pandai.
Hanya enam bulan Bung Hatta belajar di sekolah swasta. Engku Guru Thalib mengabari Pak Ilyas bahwa di kelas satu Sekolah Rakyat banyak kursi yang tersedia disana. Karena usia Bung Hatta sudah genap enam tahun, Bung Hatta pun segera masuk kelas satu Sekolah Rakyat. Bung Hatta menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu Paripat, Bukittinggi. Di kelas, Bung Hatta terbelakang dalam pelajaran berhitung. Kakaknya Rafi’ah, dengan tekun membantu Bung Hatta belajar berhitung. Karena Bung Hatta sudah mampu membaca dan menulis dengan lancar. Setelah empat bulan sekolah ia dinaikkan ke kelas dua sehingga dapat satu kelas dengan kakaknya, Rafi’ah. Sore harinya, ia masih melanjutkan belajar Bahasa Belanda. Kali ini ia diajar oleh seorang guru berkebangsaan Belanda bernama Mr.Jansen.
Dua tahun bersekolah di Sekolah Rakyat, Bung Hatta dipindahkan ke Sekolah Belanda, ELS (Europese Lagere School). Awalnya ia menolak karena sudah merasa cocok dengan teman-temannya di Sekolah Rakyat. Atas bujukan Mr.Jansen dan Paman Saleh, akhirnya Bung Hatta mau juga pindah ke ELS. Tidak banyak anak Indonesia yang belajar di ELS. Di ELS, hanya anak pegawai pemerintah dan orang kaya saja yang diterima. Di ELS, Bung Hatta diterima di kelas dua. Pagi hari Hatta belajar di ELS, sorenya belajar bahasa Belanda, sesudah maghrib belajar mengaji di Surau. Bung Hatta dapat mengatur waktu dengan baik karena dukungan keluarganya. Ketika Pak Ilyas akan menunaikan ibadah haji ke Mekah, ia bermaksud membawa Bung Hatta. Namun ternyata Paman Idris (pamannya dari pihak ibu) dan Ibu Bung Hatta tidak setuju, dengan alasan Bung Hatta masih terlalu kecil dan Bung Hatta pun belum menamatkan Al-Qur’an. Bung Hatta menamatkan pendidikan di ELS pada tahun 1916 di Kota Padang. Kemudian Bung Hatta ingin melanjutkan pendidikan ke HBS (Hogere Burger School), namun Hogere Burger School tidak ada di Sumatera Barat, melainkan adanya di Jakarta. Ibunya tidak mengizinkan ia pergi ke Jakarta karena masih belum bisa jauh dari anak anaknya jadi ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, MULO, di Kota Padang.
Mulanya Bung Hatta tidak mau masuk MULO. Ia betul-betul ingin melanjutkan sekolah di Hogere Burger School di Jakarta. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk memilih bekerja saja ketimbang sekolah. Tapi pamannya membujuk agar Hatta menuruti ibunya untuk melanjutkan sekolah ke MULO, ia pun menurut. Maksud ibunya melarang bukan tanpa alasan, ibunya takut jika Bung Hatta ke Jakarta, Bung Hatta akan terpengaruh dengan pergaulan kota besar dan lupa dengan agamanya. Di MULO, Hatta mendapat pelajaran sejarah, yang mampu menumbuhkan pemahamannya terhadap nilai-nilai kebangsaan. Ditambah lagi, pada tahun 1918 datang Nazir Datuk Pamontjak dari Jakarta ke Padang. Ia merupakan salah seorang dari beberapa orang Indonesia yang telah lulus Hogere Burger School di Jakarta. Dengan bantuan Marah Sutan (sekretaris persatuan sosial di Padang yang bernama “Sarekat Usaha”), Nazir Datuk Pamontjak dapat menyelenggarakan rapat dengan para pelajar sekolah-sekolah menengah di Padang dan Bukittinggi. Hatta hadir pada rapat tersebut. Pada rapat itu, Nazir Datuk Pamontjak menyadarkan pelajar Sumatera pentingnya wadah pemersatu bagi pemuda Sumatera Barat.
Setelah lima tahun tidak lagi belajar agama, Bung Hatta dan kawan-kawan mulai lagi belajar agama pada Haji Abdullah Ahmad. Haji Abdullah Ahmad merupakan guru agama di sekolah yang didirikan oleh Sarekat Usaha. Dari situlah Bung Hatta mengenal Sarekat Usaha dan mengenal Engku Thaher Marah Sutan (sekretaris Sarekat Usaha). Melalui Thaher Marah Sutan, Bung Hatta mulai mengenal surat kabar “Utusan Hindia” yang dipimpin oleh Abdul Muis. Sejak itulah Bung Hatta mulai mengenal dan tertarik pada dunia politik. Ia mulai sering menghadiri pertemuan-pertemuan para tokoh dan pemuka Sarekat Usaha yang seringkali membicarakan kehidupan politik. Pandangan sosial Bung Hatta semakin luas lagi dengan datangnya Abdul Muis (tokoh Sjarikat Islam) ke Padang. Abdul Muis menyampaikan beberapa pidato di beberapa kesempatan mengenai “rodi”. Menurut Bung Hatta, Haji Abdul Muis merupakan seorang ahli pidato yang hebat. Haji Abdul Muis mampu menyadarkan Bung Hatta bahwa rodi merupakan suatu sistem yang buruk, yang pada awalnya Bung Hatta mengira rodi merupakan bagian dari lembaga adat semata.
Bung Hatta sangat bangga sekali mendapat kepercayaan itu. Ia berjanji akan menjalankan tugasnya dengan baik. Bung Hatta sudah berpengalaman menjadi bendahara di perkumpulan sepak bola Swallow. Tetapi kali ini tugansya mungkin lebih berat. Perkumpulan ini didirikan untuk memajukan bangsa, maka Bung Hatta harus ikut serta di dalam setiap perjuanganya. Bung Hatta mendapat tugas memperkuat keuangan perkumpulan. Bung Hatta harus mengumpulkan dana bagi perkumpulanya. Dana itu diperileh dari sumbangan, iuaran anggora, dan bantuan masyarakat.
Belum lama Bung Hatta menjadi pengurus Jong Sumatranen Bond, tugas berat sudah menanti. Pengurus besar di Betawi sudah memberitahukan bahwa kongres I JSB akan diselenggarakan di Sumatera Barat. Untuk itu diperlukan dana yang tidak sedikit dan menjadi tugas serta tanggung jawab Bung Hatta untuk menyediakan dana bagi penyelenggaraan kongres tersebut.
Setelah menjadi bendahara pada dua perkumpulan, Bung Hatta merasakan pentingnya keuangan bagi sebuah perkumpulan. Pembayaran sumbangan harus dipenuhi oleh tiap anggota. Peraturan itu memang sudah ada dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Khusus Perkumpulan. Tetapi masih ada saja anggota yang melupakan kewaiban itu.
Dalam salah satu rapat JSB Bung Hatta mengajukan masalah dana tersebut. “Apakah kita perlu mengadakan suatu peraturan yang Disahkan oleh Rapat anggota? dengan begitu peraturan tersebut akan mengikat semua anggota dan mengharuskan mereka mematuhinya. atau kesetiaan membayar iuran itu diserahkan kepada rasa disiplin para anggota sendiri?” Begitu kata bung Hatta. Dalam rapat tersebut sebagian setuju dengan pendapat pertama dan sebagian lagi setuju dengan pendapat kedua. setelah terjadi diskusi akhirnya diputuskan bahwa sebaiknya hal tersebut diserahkan kepada rasa tanggung jawab masing-masing anggota titik perkumpulan yang mempunyai tujuan untuk melaksanakan cita-cita besar hendaklah didukung oleh anggotanya. dukungan itu bisa dilihat dari kesetiaan anggota membayar iuran tanpa paksaan.
Bung Hatta benar-benar menikmati kegiatannya di JSB. Hebatnya, pelajaran di sekolah sama sekali tidak menurun titik tugas sebagai bendahara di dua perkumpulan berjalan dengan baik titik sedangkan pelajaran sekolahnya tetap tidak mengecewakan. Ketika Bung Hatta sedang senang-senangnya bekerja sebagai bendahara di Jong sumatranen Bond. terjadi hal yang tidak mengenakkan pengurus Jong sumatranen Bond cabang Padang perlu disusun kembali pada permulaan tahun 1918 atau 1919 Anas mengenal dan bachder Jonan meletakkan jabatannya sebagai ketua dan sekretaris karena mereka pindah belajar ke stovia . Ainsyah Yahya dan Malik hitam duduk di kelas 3 mulo. Bung Hatta kebingungan ia juga bisa Mengundurkan diri dengan alasan yang sama. tetapi apa jadinya Jong sumatranen Bond cabang Padang? kamu jawab yang besar membuat Bung Hatta tetap bertahan di perkumpulan itu. ia merasa perkumpulan itu sudah menjadi miliknya. saat ini maju atau mundurnya Jong sumatranen Bond sangat tergantung pada bunga teri akhirnya Buatlah tekad Bung Hatta ia tidak akan meninggalkan jabatannya di Jong sumatranen bond.
Bung Hatta terpilih menjadi sekretaris tetapi jabatannya sebagai bendahara tidak digantikan.Dengan jabatan rangkap itu, tugas Bung Hatta semakin berat. iya harus memberi petunjuk kepada anggota yang lebih muda. mereka akan menggantikannya bila jabatannya habis pada tahun 1919 yang punya semangat tinggi untuk memajukan perkumpulan tidak merasakan jabatannya sebagai suatu beban titik ia merasa itu sebagai tanggung jawab yang harus dipikulnya dengan ikhlas. pada saat itu sudah terlihat jiwa kepemimpinan dan semangat harta yang luar biasa untuk memajukan bangsa.
Meskipun masih sangat muda, kata sudah tertarik dengan berbagai masalah di sekelilingnya karena banyak bergaul dengan orang-orang dewasa yang berpikiran maju Bung Hatta pun tahu banyak tentang berbagai masalah yang sedang diperdebatkan dalam masyarakat. salah satunya adalah masalah kerja rodi setelah berusaha menghilangkan sistem kerja paksa itu hal itu didukung oleh Presiden Sumatera Barat. Tetapi masih ada 12 orang dari kalangan mimik Mama yang membelanya mati-matian titik mereka mengatakan bahwa Rodi adalah bagian dari adat pusaka lama di alam Minangkabau merasa heran dengan pendapat itu ia pun menanyakan pada engku marah Sutan. “Benarkah Rodii merupakan bagian dari adat lama kita?” tanya Bung Hatta dengan penuh rasa ingin tahu. itulah Bung Hatta. ia akan selalu menanyakan apa saja yang tidak dipahaminya. dengan banyak bertanya itulah ia belajar dan menyerap banyak pengetahuan.
“ itu bohong!” jawab engku marah Sultan tegas “ Rodi adalah peninggalan politik pada masa kompeni tidak ada sangkut-pautnya dengan adat Minangkabau “.
Waktu terus bergerak meninggalkan Masa Lalu tiba saatnya Bung Hatta berada di negeri Belanda untuk melanjutkan sekolah di negeri kincir angin itu. Banyak sekali pengalaman dan relasi yang ia dapatkan di negeri Belanda setelah bersekolah di Belanda. Kemudian ia kembali ke Indonesia, Bung Hatta tinggal di Jakarta selama 2 minggu. Haji Usman pemilik toko Padang mengajaknya ke Bandung.
“Nak Hatta tentu belum pernah bertemu dengan Soekarno bukan ? dia sudah keluar dari penjara Sukamiskin kira-kira satu setengah tahun yang lalu Bagaimana kalau di Bandung Nanti kita menyempatkan diri menemui Soekarno sekalipun nak Hatta berlainan partai dengannya tak ada salahnya mengenal Soekarno.” kata Haji Usman
Bung Hatta senang dengan ajakan itu dia sudah lama tidak mendengar berita tentang Soekarno atau orang yang menyebutnya Bung Karno. Bung Karno adalah tokoh pergerakan kemerdekaan yang sangat gigih karena perjuangannya. Bertemu dengan Bung Karno tentulah amat menyenangkan bagi Bung Hatta, ia bisa banyak belajar dari tokoh terkenal itu.
Pada hari Sabtu pukul dua siang Bung Hatta berangkat ke Bandung bersama Haji Usman. Sesampainya di Bandung Haji Usman mengajak Bung Hatta menginap di sebuah hotel di jalan pos Timur. Lalu mereka pergi ke Astana Anyar ke rumah Soekarno namun beliau taka da disana, dengan perasaan agak kecewa Bung Hatta dan haji Usman meninggalkan rumah Soekarno dan kembali ke hotel. Malam harinya sekitar pukul Sembilan malam Soekarno datang ke hotel tempat Haji Usman dan Bung Hatta menginap. Soekarno datang bersama temannya yang bernama Maskun. Bung Hatta sungguh kagum pada Soekarno. di Bandung ia tokoh yang sangat terkenal dan dikagumi banyak orang Soekarno sangat rendah hati sampai sampai Ia mau datang untuk menemui Haji Usman dan Bung Hatta. Selain itu Soekarno adalah teman bicara yang amat menyenangkan. Meskipun baru bertemu dengan Bung Hatta Soekarno bersikap seperti seorang teman lama . Ia menceritakan Bagaimana kehidupan nya selama dalam penjara. Karena ada Haji Usman disitu, Soekarno menghindari pembicaraan mengenai Partai Indonesia atau partindo dan Partai pendidikan nasional indonesia PNI baru.
Pada pukul 10.30 Soekarno berpamitan sebelum pergi ia berpesan pada Bung Hatta
“segeralah datang ke Bandung lagi, kita akan membicarakan masalah Persatuan partindo dan PNI baru.” kata Soekarno.
“Tentu saya akan kembali ke Bandung dalam waktu dekat saya ingin bertemu dengan pengurus umum PNI.” sahut Bung Hatta gembira
Sejak bertemu dengan Soekarno, Bung Hatta mempunyai kesibukan baru. Bung Hatta mulai memusatkan perhatiannya pada usaha pergerakan kemerdekaan Indonesia titik dalam satu minggu Bung Hatta tinggal di Jakarta selama tiga hari sisanya Bung Hatta berada di Bandung. Semuanya dilakukan dalam perjuangannya memerdekakan bangsa tercinta melalui pendidikan. Setelah shalat Jumat Bung Hatta berangkat ke Bandung dengan kereta api jam dua siang. Ia tinggal di Bandung sampai Senin pagi atau tengah hari lalu memberikan kursus pendidikan kepada pergerakan pendidikan nasional Indonesia di Jakarta.
Bung Hatta selalu tampak gembira dan bersemangat. Karena ia melakukan semua ini dengan hati ikhlas. Semua ini dilakukannya untuk bangsanya yang sedang menderita. Bung Hatta berharap melalui pendidikan bangsa Indonesia lebih maju lagi. Makin lama Bung Hatta makin aktif di PNI Bahkan dalam kunjungannya ke kampung halaman pun Bung Hatta menempatkan diri untuk mengunjungi cabang-cabang PNI di Bukittinggi, Padang Panjang, dan Padang di sana Bung Hatta memberikan pandangan mengenai organisasi itu. Karena kegiatannya mengunjungi cabang-cabang PNI Bung Hatta pun dicurigai pemerintah daerah lalu pemerintah daerah pun akhirnya mengirimkan mata-mata yang selalu mengikuti kemanapun Bung Hatta pergi, tetapi mata-mata itu tidak dapat berbuat apa-apa karena Bung Hatta lebih banyak tinggal di rumah.
Semangat Bung Hatta untuk terus berjuang demi kemerdekaan bangsanya sungguh luar biasa sebagian tokoh pergerakan Ia banyak melakukan perjalanan ke berbagai kota. Bung Hatta pergi ke Bandung, Yogyakarta, Solo dan Semarang. Di kota-kota itu Bung Hatta berpidato dengan berapi-api sehingga dalam pidatonya membuat para anggota PNI yang mendengarnya terpana. Mereka seperti disadarkan akan pentingnya perjuangan melawan penjajahan. Setiap kali bung Hatta berpidato hadir seorang Polisi Belanda untuk mengawasi di wilayah Bandung dan Yogyakarta. Anggota Polisi Belanda itu tidak bertindak apa-apa padahal Bung Hatta berpidato selama 45 menit. Ketika Bung Hatta berpidato di Solo, anggota yang hadir selalu melakukan interupsi ketika ingin berpendapat ataupun bertanya untu meminta keterangan tentang arti kapitalisme.
Pada tanggal 1 Agustus 1933 tersiar kabar bahwa Soekarno ditangkap pada tanggal 31 Juli 1933. Penangkapan itu disusul dengan larangan mengadakan rapat dan sidang bagi semua partai yang berhaluan nonkoperasi partai-partai itu adalah PNI partindo, PSII dan PERMI. Waktu itu baru saja Bung Hatta menghadiri Kongres partindo di Surabaya tanggal 2 Agustus 1933. Bung Hatta kembali ke Jakarta dengan kereta api. Keesokan harinya bung Hatta pergi ke gang Lontar untuk mengunjungi teman temanya. Setelah adanya larangan itu namun taka da yang berubah sama sekali disana bahkan majalah daulat rakyat pun tidak terganggu sama sekali.
“ aku akan menulis karangan ringkas mengenai ditangkapnya Soekarno.” Hatta Bung Hatta kepada Sujadi.
Kemudian semuanya pun membicaran nasib soekarno. Mereka yakin Soekarno pasti akan dibuang ke Digul, maka nasib partindo pun menjadi tanda tanya besar.Bung Hatta membuat Sebuah Tulisan tentang ditangkapnya Soekarno yang dimuat dalam majalah Daulat Rakyat tanggal 10 Agustus 1933, isinya menggetarkan hati setiap orang yang membacanya mereka seperti disadarkan akan kejamnya bangsa penjajah. Soekarno adalah contoh dari kejadian itu karena ia aktif dalam pergerakan kemerdekaan maka ia disingkirkan. Pemimpin besar dan kecil juga ditangkap. Kebanyakan ditangkap di Sumatera Barat seperti Muchtar, Luthfi Ilyas jakubyang berada di penghulu besar. Semuanya adalah pemimpin PERMI. 3 orang dari PSII atau partai Serikat Islam Indonesia bagian Sumatera Barat juga ditangkap.
Melihat perkembangan yang menyedihkan itu Bung Hatta Makin bersemangat melakukan perlawanan. Perlawananya adalah dengan menulis karangan di majalah daulat rakyat. Isi dari karangan Bung Hatta makin pedas dan langsung menghantam pemerintah yang semakin lama semakin sewenang-wenang, lewat tulisannya Bung Hatta juga menceritakan betapa sengsaranya hidup di negeri penjajahan. Tulisan-tulisan Bung Hatta juga mengobarkan semangat pantang menyerah bagi bangsa Meski banyak pemimpin yang ditangkap juga disingkirkan dan akan muncul berpuluh-puluh pemimpin baru sebagai penggantinya karena perlawanan tak akan berhenti sampai Negeri Tercinta merasakan kemerdekaan
Tulisan-tulisan Bung Hatta di majalah daulat rakyat makin meresahkan pemerintah Belanda, belum lagi pidato-pidatonya di berbagai pertemuan partai maka Bung Hatta makin ketat di awasi. Pada majalah daulat rakyat nomor 88 tanggal 20 Februari 1934 muncul tulisan Bung Hatta yang berjudul “Sellhelp dalam emigratie.” Itu adalah tulisan Bung Hatta yang terakhir karena sesudah itu, pada tanggal 25 Februari 1934 Bung Hatta ditangkap di Jakarta. Selain Bung Hatta ada juga yang ditangkap seperti Bondan dan Syahrir pada tanggal 1 Maret 1934. Bung Hatta dan Bondan dipindahkan ke penjara di Glodok. sedangkan Syahrir ditempatkan di penjara Cipinang
Raffiah (kakak perempuan Bung Hatta) sering kali mengunjungi Bung Hatta dari kakak perempuanya itu Bung Hatta mendapatkan kabar Baik bahwa katanya PNI terus bergerak dan daulat rakyat masih terbit.
“syukurlah” kata Bung Hatta Lega.
Meskipun badannya terkurung didalam jeruji besi dan ruangan yang sangat dingin nan sempit, pikiran Bung Hatta tetap saja berkeinginannya untuk terus berjuang tak bisa padam. Bung Hatta masih sempat menulis buku berjudul “krisis ekonomi dan kapitalisme”. Itulah Bung Hatta, baginya perjuangan untuk bangsa tercinta adalah segala-galanya.
Sejak ditangkap Bung Hatta sudah tahu dirinya akan dibuang ke Boven (tempat dimana tak seorang pun tau, penjara yang berada dihutan belantara yang dihuni oleh binatang binatang yang buas) tetapi hatinya tidak gentar sama sekali untuk membela tanah air padahal ia sudah tahu bahwa perjuangannya untuk bangsa akan menuntut pengorbanan. Berkat ke optimisan dan kesabaran Bung Hatta akhirnya ia pun keluar dari penjara yang sangat amat seram itu.
Awal September 1944 tersiarlah kabar mengenai ucapan perdana menteri Jepang koiso bahwa Indonesia akan dimerdekakan. Kabar itu sangatlah menggembirakan bagi rakyat Indonesia tentunya , bisa dikatakan bahwa rakyat di seluruh wilayah Indonesia menyambut kabar itu dengan suka cita riang gembira karena kemerdekaan yang telah lama dinantikan kini terasa di depan mata. Di Jakarta diadakan rapat umum untuk menyambut datangnya kabar gembira itu. Soekarno dan beberapa pemimpinan Jawa Hokokai berpidato di Lapangan Ikada. Bung Hatta pun diminta untuk berpidato diacara tersebut. Pengumuman yang telah dipaparkan dari Perdana Menteri Koiso membuat banyak perubahan di Jawa. lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan kembali. bendera merah putih dikibarkan berdampingan dengan bendera Jepang.
Pada bulan Mei 1945 dibentuk sebuah panitia dengan nama ‘Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia’ atau yang disingkat dengan BPUPKI. anggotanya berjumlah sekitar 60 orang panitia itu diketuai oleh Dr Radjiman Wedyodiningrat. Sekitar awal bulan Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan sebagai gantinya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau yang disingkat dengan PPKI. Soekarno menjadi ketua dan Muhammad Hatta menjadi wakilnya. anggotanya diangkat dari seluruh Indonesia 9 orang dari Jawa dan 12 orang dari daerah-daerah lain di luar Jawa. mereka dianggap telah mewakili seluruh wilayah Indonesia.
Tanggal 9 Agustus 1945 Soekarno Bung Hatta dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat diutus ke Dalal. Sekitar 300 km dari sebelah utara sebuah kota di Vietnam dan mereka akan bertemu dengan Jenderal Terauchi, ia adalah Panglima Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara ke-3 nya diantar oleh kolonel nomura dan gunseikanbu. Jenderal Terauchi menerima ketiga Tamunya dengan ramah ia juga menyatakan bahwa pemerintah Jepang di Tokyo memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Kemudian Jenderal Terauchi memberi selamat kepada Soekarno, Hatta dan Dr Radjiman tak lupa juga diikuti dengan para stafnya
Bung Hatta merasakan kegembiraan yang sangat luar biasa hari itu tanggal 12 Agustus 1945 adalah hari ulang tahunnya yang ke 43dan ia pun meganggap kemerdekaan ini sebagai hadiah ulang tahun paling indah, setelah sekian tahun lamanya berjuang untuk kemerdekaan bangsanya kini Bung Hatta akan meletakkan hasil perjuangannya itu pada kemerdekaan Indonesia.
Setelah pertemuan itu Soekarno, Bung Hatta dan Dr Radjiman kembali ke stasiun. Setelah sampai dikota tujuan mereka, mereka akan menginap semalam terlebih dahulu untuk melanjutkan perjalanan ke Singapura esok harinya. Ketika tokoh dari PPKI itu masih diliputi perasaan gembira yang sangat luar biasa atas kemerdekaan yang sudah lama mereka perjuangkan kini telah berada di ambang pintu. Mereka ingin secepatnya atau segera umumkan kabar gembira itu kepada seluruh rakyat Indonesia.
Pada Sore harinya Kolonel Numura datang ke hotel. Ketika mereka sudah tiba di Soigon untuk bertemu dengan Soekarno. Namun, pada saat itu Soekarno sedang mandi kemudian Bung Hatta mempersilakan Kolonel Numura untuk duduk dulu. Sembari menunggu Soekarno Bung hatta pun menemani sang Kolonel berbincang-bincang sejenak.
“saat ini tentara Rusia telah menyerbu ke mana mana.” kata Kolonial pada Bung Hatta.
Bung Hatta terkejut mendengar kabar itu karena berarti saat ini Jepang sedang terancam
“Lalu bagaimana dengan kemerdekaan yang telah dijanjikan oleh pemerintah Jepang?” Tanya Bung Hatta pemasaran.
“Tetapi Tuan jangan kuatir” Kata Kolonial Numura melanjutkan “tentara Jepang cukup kuat untuk menahan serangan itu, tenang saja.”
Setelah Kolonel Numura pergi, kemudian ia menghadap ke Soekarno untuk berbincang-bincang setelah mendengar pernyataan Kolonial tadi. Mereka masih merasa terkejut dengan kabar yang baru saja mereka dengar. Dalam hati keduanya, mereka merasa agak khawatir bila Jepang kalah dalam perang melawan Rusia dan mereka ragu akan kemerdekaan Indonesia yang telah dijanjikan akan sulit diwujudkan.
“ Saya tidak yakin pertahanan Jepang cukup kuat untuk menahan serangan musuh. Di sebelah selatan terdapat tentara sekutu yang sudah mulai mendarat dan di sebelah utara ada juga yang datang membawa serangan yaitu dari Rusia. Menurut saya dalam satu atau dua minggu Jepang akan menyerah kekuasaya.” kata bung Hatta mengemukakan pendapatnya
Soekarno mendengar ucapan itu langsung berdiri diam membisu tampaknya ia Sedang berpikir keras
“ kita harus mempercepat persiapan kita untuk melaksanakan kemerdekaan Indonesia.” Kata Bung Hatta menambahkan.
Dr. Radjiman dan Soeharto yang datang kemudian sependapat dengan apa yang telah dikatakan oleh Bung Hatta dab para tokoh penting Indonesia lainya pun ikut menyadari bahwa mereka harus berpacu pada waktu karena kalau terlambat maka kemerdekaan yang sudah diambang pintu menjauh kembali.
Ketika Bung Hatta dan Soekarno tiba di Indonesia tersiarlah kabar bahwa Jepang telah menyerah pada Sekutu yang berarti apa yang telah disampaikan oleh Syahrir itu benar. Syahrir datang kerumah saat Bung Hatta sedang makan siang di rumahnya. Lalu ia pun bertanya
“Bagaimana soal kemerdekaan?” Tanya Syahrir
“Soal kemerdekaan sepenuhnya sudah di tangan kita.” Jawab Bung Hatta dengan nada tenang
“hanya saja penyelenggaraannya yang akan kita serahkan kepada Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI).” Sahut Bung Hatta menambahkan.
“tidak setuju! karena jika dengan cara itu bahwasanya pernyataan kemerdekaan akan dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan maka sekutu akan menganggap bahwa negara ini dicap Negara buatan Jepang.”
“Sebaiknya Soekarno sendirilah yang menyatakan kemerdekaan karena engkau sebagai pemimpin rakyat. Atas Nama Rakyat, kita bisa menggunakan corong radio sebagai perantara untuk menyebarluaskanya.” Balas Syahrir berapi-api
Bung Hatta setjuju dengan Syahrir bahwa pernyataan kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan secepatnya tetapi Bung Hatta melakukan usul Syahrir mengenai pernyataan kemerdekaan yang dilakukan secara pribadi oleh Soekarno.
“Saya khawatir beliau tidak akan mau berbuat begitu karena itu sama saja dengan merampas hak Panitia Persiapan Kemerdekaan.” Kata Bung Hatta mengungkapkan pendapatnya.
Akhirnya Bung Hatta dan Syahrir memutuskan untuk menemui Soekarno Soekarno untuk bersedia menerima kedatangan Syahrir dan Bung Karno pun langsung menanyakan apa maksud kedatangan mereka. Soekarno melihat mereka tampak agak tegang. Bung Hatta mempersilakan Syahrir mengatakan sendiri maksud kedatangannya Syahrir tuh menceritakan semua yang telah dikatakan pada Hatta Soekarno mendengar pernyataan syahrir dengan seksama.
“Sejak mendengar kabar bahwa Rusia menyerbu Jepang aku sudah menduga Jepang akan bertekuk lutut tetapi aku tidak yakin kejadiannya secepat ini meskipun saudara Syahrir mendengar kabarnya dari radio luar negeri karena kebanyakan radio itu dikuasai oleh sekutu. Aku akan mengecek kembali kebenaran berita ini di Gunseikanbu besok.” Kata Bung Karno. Sebenarnya, Soekarno keberatan dengan usul Syahrir karena alasan yang dikemukakannya sama seperti apa yang ia katakana pada Bung Hatta.
Keesokan harinya Bung Hatta dan Soekarno datang ke Gunseikanbu diantar Suharjo ke Kantor Pemerintah militer Jepang. Kartor tersebut dalam keadaan kosong. Disana Bung Hatta dan Soekarno hanya menjumpai seorang opsir tentara yang bertugas menjaga kantor kemudian opsir itu menyatakan bahwa semua penjabat di Gunseikanbu dipanggil ke Gunsei markas keberangkatan Jepang. Kemudian Bung Hatta dan Soekarno menemui admiral Maeda yang ada di kantornya, Soekarno langsung menanyakan kebenaran tenang berita kekalahan Jepang. Admiral Maeda tidak langsung menjawab ia termenung beberapa saat Bung Hatta memberi isyarat pada Soekarno bahwa berita mengenai kekalahan Jepang itu benar Soekarno setuju dengan Bung Hatta.
“Berita itu memang disampaikan oleh sekutu. Namun, sampai sekarang kami masih belum dapat kabar dari Tokyo, maka berita itu belum kami anggap benar karena belum ada intruksi dari tokoh yang menjadi pegangan kami.” kata Admiral Maeda dengan lemah
Bung Hatta dan Soekarno meninggalkan kantor admiraal Maeda dengan keyakinan bahwa Jepang benar-benar telah menyerah pada Sekutu. Bung Hatta mengusulkan untuk diadakannya rapat PPKI. Pada tanggal 16 Agustus 1945 karena anggotanya sedang berada di Jakarta semua maka Soekarno setuju dengan Rasul itu. Bung Hatta pun menyuruh Soebardjo untuk mengundang semua anggota PPKI yang sedang menginap di Hotel Des indes mereka diminta datang pada jam 10 pagi besok di kantor dewan Sanyo di Pejambon.
Sore hari tanggal 15 Agustus 1945 ada 2 orang pemuda yang datang ke rumah Bung Hatta, mereka adalah dan Margono djojohadikusumo mereka mengatakan pada Bung Hatta bahwa Jepang sudah menyerah kepada sekutu keduanya juga mendesak menghantar untuk membantu mengusulkan agar kemerdekaan Indonesia tidak dinyatakan oleh PPKI, karena panitia itu sudah dikenal luas sebagai buatan Jepang kemerdekaan Indonesia sebaiknya dinyatakan oleh Soekarno sebagai pemimpin atau tanpa rakyat. Bung Hatta mencoba bersikap tenang menghadapi kedua pemuda yang penuh emosi itu
“Jepang sudah mengakui kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan dilakukan oleh PPKI besok jam 10 pagi di pejambon.” kata Bung Karno dengan bijaksana
“hal itu harus dicegah!.” Kara salah seorang pemuda itu dengan suara lantang.
“ Bung Karno sendiri yang harus Bukannya di muka corong radio atau sama rakyat Indonesia”
“ Bung Karno tidak mau merampas hak PPKI, tidak ada bedanya bila pernyataan kemerdekaan itu diucapkan Soekarno sebagai ketua PPKI atau atas nama rakyat.” kata bung Hatta dengan sabar
lebih dari setengah jam Bung Hatta dan kedua pemuda itu bersifat keras masing-masing mempertahankan kebenaran pendapat sendiri karena tidak berhasil menyakinkan Bung Hatta kedua pemuda itu marah Mereka pergi sambil berkata “Bung Hatta tidak bisa diharapkan untuk revolusi!” cuma bisa menarik nafas panjang menyaksikan hal itu. Sekitar pukul 10 Suparjo datang menemui Bung Hatta
“ sebaiknya Bung Hatta ikut ke rumah Bung Karno sekarang juga beliau sedang dikerumuni para pemuda yang mendesak supaya malam ini juga Soekarno memproklamasikan kemerdekaan melalui corong radio” kata Soebardjo dengan wajah tegang.
Bung Hatta pun bergegas pergi dengan meninggalkan pekerjaannya. Ia pergi bersama Subarjo. Ia segera pergi ke rumah Soekarno. ketika Bung Hatta tiba ia menyaksikan para pemuda yang sedang mendesak Soekarno. Mereka tampak begitu bersemangat, beberapa malah memasang wajah garang mereka masih begitu muda wajahnya pun masih seperti anak-anak tetap semangat dalam dada mereka luar biasa besarnya mereka sangat tinggi negeri tercinta ini mereka sehingga mereka melakukannya dengan cara kekerasan. Soekarno tetap bertahan dengan pendiriannya.
“ Jepang sudah berjanji akan memerdekakan Indonesia “ kata Soekarno Berusaha menjelaskan alasannya
“Besok PPKI akan bersidang untuk melaksanakan kemerdekaan ini dan mengesahkan undang-undang dasar memiliki pemerintah pusat dan daerah lalu para anggota akan pulang dan menyusun pemerintah di daerah masing-masing mereka juga akan menyusun kekuatan untuk mempertahankan kemerdekaan dari tentara Belanda yang akan datang bersama sekutu” kata soekarno
“Semua itu tidak perlu!” kata salah seorang pemuda yang dengan tegas “bila itu dilakukan maka makin jelaslah bahwa kemerdekaan itu hanyalah hadiah dari Jepang negara kita pun akan menjadi negara buatan Jepang”
Bung Hatta menyaksikan perdebatan itu dengan perasaan tak menentu ia merasa pendapat Soekarno ada benarnya tetapi para pemuda juga benar kedua pihak itu sama-sama ingin memerdekakan negeri ini tetapi cara berpikir oleh mereka berbeda
“apabila Bung Karno tidak mau mengumkan kemerdekaan malam ini juga besok pagi akan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah” kata seorang pemuda
Bung Karno geram mendengar ancaman itu.
“ ini Leherku! seretlah aku ke pojok sana dan sudah ini aku malam ini jangan menunggu sampai besok” kata Soekarno sambil berdiri tegak.
Wikana salah seorang pemuda itu terkejut mendengar jawaban Soekarno “ maksud kami bukan membunuh Bung karno” wikana menenangkan Soekarno “ Kami cuma memperingatkan bila kemerdekaan terjadi umumkan malam ini besok rakyat akan bertindak mereka akan membunuh orang-orang yang dianggap pro pada Belanda.”
Dini hari ketika sedang makan sahur Bung Hatta Masih memikirkan perdebatan Soekarno dengan para pemuja perkembangan peristiwa saat ini benar-benar di luar dugaan Bung Hatta lama ia merindukan kemerdekaan Indonesia. Ketika hal itu sudah Tinggal selangkah lagi yang terjadi malah perbedaan pendapat yang tidak mengenakan. Para pemuda di bawah pimpinan Sukarni telah menunggu Bung Hatta di luar rumah dan ruang tengah rumah setelah selesai sahur Bung Hatta menemui sukarni.
“Karena Bung Karno tidak mau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tadi malam para pemuda sudah memutuskan akan bertindak sendiri.” Kata Sukarni.
“Menjelang pukul 12 tengah malam nanti 15000 orang akan menyerbu kota untuk melucuti Jepang mereka adalah rakyat biasa yang bergabung dengan mahasiswa dan tentara PETA Hatta dan Bung Karno akan dibawa ke Rengasdengklok untuk meneruskan kepemimpinan Republik Indonesia dari sana.”
Bung Hatta mencoba menenangkan Sukarni ia mengatakan bahwa rencana para pemuda itu tidak benar.
“Meskipun Jepang sudah menyerah tentaranya di Jawa masih utuh tindakan menyerang kekuatan Jepang di Jakarta hanya akan membunuh revolusi .” kata Bung Hatta dengan nada setengah mungkin
Pada saat itu Bung Hatta sudah membayangkan hancurnya cita-cita kemerdekaan yang telah lama membunuhi hati dan pikirannya bagaimana para anggota PPKI yang akan mengadakan rapat besok pagi ? apakah mereka akan tetap mengadakan rapat tanpa adanya pimpinan? rasanya tidak mungkin. Bung Hatta berpamitan kepada adik serta 2 orang keponakannya semua perempuan yang tinggal di sana Bung Hatta ikut dengan rombongan pemuda yang dipimpin Sukarni mereka naik mobil yang kemudian meluncur ke rumah Soekarno Ketika rombongan tiba di sebuah persimpangan sebelum sampai di kota Karawang mobil berhenti Sukarni meminta Bung Hatta dan Soekarno pindah ke sebuah mobil pick up.
“ mobil ini terlalu besar Untuk melewati jalan ke Rengasdengklok.” kata suka Soekarni mengemukakan alasan berganti mobil.
Kebenaran ucapan Sukarni setelah mobil pikap itu melewati jalan ke Rengasdengklok yang ternyata tidak terlalu kecil barulah Bung Hatta mendapatkan jawaban atas tujuan Sukarni menukar mobil supaya sopir yang bawa mereka dari Jakarta tidak tahu tujuan omongan itu benar-benar pemuda yang cerdik. Sesampainya di Rengasdengklok Bung Hatta dan Soekarno dibawa ke asrama peta asrama itu dihuni sekitar 50 orang pemandangannya adalah seorang dokter Sucipto Tak lama kemudian para pemuda membawa seorang camat Rengasdengklok Pak camat mengenali Bung Hatta dan Soekarno ia kaget Bukan main melihat dua tokoh penting bangsa Indonesia yaitu berada di hadapannya.
“ untuk apa kita dibawa ke sini?” tanya pak camat bingung
“ kita disini ditawan para pemuda mereka mengadakan revolusi dengan mengemur dan menangkap Jepang yang ada di Jawa. Para pemuda sudah mulai berani karena Jepang sudah menyerah kepada sekutu.” kata Soekarno menjelaskan
Siang harinya Bung Hatta menyuruh pemuda yang menjaganya memanggil Sukarni pemuda itu langsung pergi Sukarni datang menemui Bung Hatta.
“ apa yang terjadi di Jakarta saat ini apakah 15000 orang yang akan menyerbu Jepang sudah memasuki kota.” tanya Bung Hatta.
“Saya belum bisa memperoleh kontak dengan Jakarta sehingga Jakarta pun tidak mengirim kabar.” jawab Sukarni lemah
“Kalau begitu revolusimu gagal buat apa kami beristirahat disini bila di Jakarta tidak terjadi apa-apa.” tanya Bung Hatta. Soekarni tidak menjawab ia pergi meninggalkanmu Hatta dengan kepala tertunduk
Sore harinya sekarang datang lagi dan memberitahu bahwa Soebardjo datang kedatangan Soebardjo itu atas perintah untuk membawa Soekarno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta. Bung Hatta langsung menanyakan keberadaan Jakarta pada Subarjo. Kata Soebardjo di Jakarta tidak terjadi apa-apa lalu ia menoleh kearah Sukarni. Buat apa pemimpin-pemimpin kita berada di sini sedangkan banyak hal yang harus segera dibereskan di Jakarta Katanya. Apa yang bisa mereka kerjakan saudara-saudara yang mengundang mereka tidak ada jalan. Sambil bercanda Bung Hatta mengatakan kalau aku lebih senang beristirahat di sini sampai besok pagi semuanya sudah terlambat pekerjaan yang seharusnya bisa kita selesaikan pagi-pagi tidak jadi kita kerjakan
Akhirnya Bung Hatta dan yang lainnya pun memutuskan untuk kembali ke Jakarta. di tengah perjalanan, rombongan melihat kepulan asap dari kejauhan mobil-mobil pun langsung diberhentikan. Rakyat sudah mulai berontak mereka membakar rumah orang Tionghoa yang pro Belanda sebaiknya kita kembali ke Rengasdengklok kata Sukarni panik. Soekarno menyarankan untuk memeriksa terlebih dahulu sopir yang disuruh memeriksa kembali dan mengatakan hanya orang-orang membakar jerami katanya. Perjalanan ke Jakarta pun dilanjutkan Sesampainya di Jakarta Bung Hatta mendapat telepon dari tuan Yosi ia memberi selamat kepada Bung Hatta karena telah kembali dari Rengasdengklok dan meminta Bung Hatta dan Soekarno menemui Mayor Jenderal nishimura malam itu juga
Menjelang pukul 10 malam Soekarno datang ke rumah Bung Hatta selalu bersama Bung Hatta pergi ke rumah Admiral Maeda di sana Tuhan Yosi dan beberapa Jenderal Jepang lainnya sudah menunggu setengah jam kemudian Bung Hatta dan Soekarno berangkat ke rumah Mayor Jenderal nishimura Tuan Yosi dan Maeda ikut serta Mayor Jenderal nishimura menyalami Bung Hatta dan Soekarno selanjutnya perundingan pun dimulai Soekarno menyatakan bahwa ia akan meneruskan rapat PPKI yang tertunda karena dirinya diculik para pemuda dan dibawa ke Rengasdengklok.
“Kalau saja rapat itu dilangsungkan tadi pagi sampai jam 1 siang tidak masalah kami telah menerima perintah atasan untuk melarang Perubahan status quo Kami tidak dapat lagi menolong menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang telah kami janjikan sejak tadi tentara Jepang tidak lagi bebas bergerak ini kami hanya Allah sekutu.” kata Mayor Jenderal nishimura
Bung Hatta dan Soekarno terkejut mendengar penuturan nishimura dengan tegas mereka mengingatkan di Shimura bahwa toko sudah mengakui kemerdekaan Indonesia dengan perantara Marsekal terauci PPKI sebagai pelaksana akan segera mendapatkan rapat untuk mewujudkan hal itu
Di rumah Maeda sudah hadir seluruh anggota PPKI ditambah para pimpinan Pemuda pimpinan pergerakan dan dan anggota Chuo Sangi semuanya berjumlah sekitar 50 orang sementara di depan rumah banyak pemuda yang berkumpul untuk menunggu hasil pertemuan tersebut Bung Hatta Soekarno dan Soebardjo bersama Sukarni juga Sayuti Melik pindah ke sebuah ruang tamu kecil mereka duduk mengelilingi sebuah meja untuk membuat teks proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak ada seorangpun dari mereka membawa teks proklamasi yang pernah dibuat pada tanggal 22 Juni 1945 Aska itu kemudian dikenal dengan nama piagam Jakarta.
Aku mempersilahkan Bung Hatta menyusun teks ringkas itu karena ku anggap bahasanya yang terbaik diantara kita setelah itu baru kita bahas kata Bung Karno mengusulkan. Bung Hatta menjawab karena saya harus memikirkan bunyi teksnya sebaiknya Bung Karno saja yang menulis dan aku yang mendiktenya.
Dimulailah pekerjaan bersejarah itu menulis teks proklamasi kemerdekaan Indonesia setelah melalui perdebatan kecil akhirnya teks proklamasi selesai dibuat Teks itu singkat tetapi isinya cukup mewakili perasaan bangsa Indonesia yang telah lama menginginkan kemerdekaan tanah air tercinta setelah teks proklamasi dibuat ternyata muncul masalah baru masalah itu mengenai siapa yang akan menandatangani teks proklamasi itu Bung Hatta mengemukakan usulnya
“bila semua sudah setuju sebaiknya kita semua yang hadir disini menandatangani naskah Proklamasi Indonesia merdeka ini sebagai suatu dokumen bersejarah ini penting bagi anak cucu kita mereka harus tahu siapa yang ikut memproklamasikan kemerdekaan Indonesia naskah kemerdekaan Amerika Serikat ditandatangani oleh semua yang memutuskan.”
Semua terdiam semua orang merasa ragu dengan usul Bung Hatta itu setelah suasana ruangan Hening beberapa saat Sukarni berdiri
“ bukan kita semua yang hadir disini yang harus menandatangani naskah itu kata Soekarno dengan suara lantang Cukup dua orang saja menandatangani Atas Nama Rakyat Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta.” ucapan itu disambut tepuk tangan oleh semua orang yang hadir semua setuju dengan hal itu.
Bung Hatta merasa agak kecewa tetapi apa mau dikata suara terbanyak tentulah Harus dipatuhi Soekarno dan Bung Hatta pun menandatangani naskah Proklamasi. Sebelum rapat dibubarkan Soekarno mengingatkan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 naskah itu akan dibacakan di hadapan rakyat di halaman rumahnya Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56.
Pagi ini adalah hari yang sangat amat lah bersejarah. Hari ini, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dibacakan. Bung Hatta pun bergegas berangkat ke Pegangsaan Timur Nomor 56 bisa dikatakan Bagaimana perasaanmu saat itu haru gembira dan entah apalagi bercampur menjadi satu dalam dadanya. Bung Hatta tiba di Pegangsaan Timur sekitar 5 menit sebelum acara dimulai semua orang sudah berkumpul tetapi tidak ada seorangpun termasuk sukarrno yang mencemaskan ketidak hadiran bung Hata, mengapa ia tidak datang lebih pagi karena mereka semua mengenal Bung Hatta sebagai orang yang selalu tepat waktu.
Hari itu pun mengatakan tidak terlambat menghadiri acara yang begitu penting bagi kehidupannya, juga bangsanya pukul 10 Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan suara lantang dan tegas, semua yang hadir mendengar dengan sungguh-sungguh mereka yang tidak dapat hadir di Pegangsaan Timur mendengarkan pembacaan teks proklamasi itu dalam radio, semua orang merasa terharu kemudian bendera merah putih dinaikkan sebagai tanda bangsa Indonesia telah merdeka dan berdaula, ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan semua orang ikut menyanyi ketika lagu Berakhir semua bersorak gembira. Ada yang saling berpelukan dan menangis bahagia Betapa telah lama saat seperti ini dirindukan oleh seluruh rakyat Indonesia, maka hari ini tak bisa dikatakan Seperti apa perasaan bangsa Indonesia. Menjelang sore hari Bung Hatta pulang dan merasakan perasaan yang sangat amat gembira dan terharu perjuangan panjangnya bersama teman-temannya telah membuahkan hasil hari ini akan terus dikenang oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai hari paling bersejarah negeri yang telah bertahun-tahun dijajah ini Akhirnya bisa memproklamasikan kemerdekaannya.
baru 5 menit Bung Hatta duduk diantara anggota keluarganya, Insinyur Ahmad datang. Ia datang dengan perasaan sangat terharu Bung Hatta dipeluk kuat sekali Insinyur surachman menangis tersedu-sedu ia merasa sangat terharu sampai tak bisa berkata-kata, membalas pelukan Insinyur surachman Ia juga larut dalam perasaan haru dalam hati mengucapkan syukur tak terhingga kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas semua yang telah terjadi hari ini hanya atas kehendak tuhan lah kemerdekaan yang telah lama diimpikan oleh bangsa Indonesia bisa terwujud.
Setelah kemerdekaan diproklamasikan, Hatta bisa segera beristirahat.Negara Republik Indonesia yang baru saja terbentuk masih harus diurus. Banyak yang masih harus disusun, Seperti dasar negara dan susunan pemerintahan. Esok harinya tanggal 18 Agustus 1945, Sidang Panitia Persiapan digelar. Sekitar pukul 9.30 pagi Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan ( PPKI ) Dibuka oleh ketuanya Ir.Soekarno.
Hal pertama yang dilakukan pada sidang itu adalah menghilangkan beberapa kata dalam pembukaan UUD perubahan itu disetujui dengan suara bulat. selanjutnya, dilakukan pembahasan UUD secara keseluruhan. Sore harinya, PPKI membicarakan struktur negara menurut UUD. Selain itu, dilakukan pemilihan presiden dan wakilnya. inilah bagian yang paling mendebarkan. menjadi presiden dan wakilnya bukanlah pekerjaan yang ringan, negara ini baru terbentuk banyak sekali yang harus dibenahi. Otto Iskandar mengusulkan usul “ Presiden dan Wakil Presiden harus merupakan dwi tunggal”. Ucapnya tegas.
Hal seperti ini memang belum pernah ada dalam sejarah. tetapi struktur seperti inilah yang merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia saat itu. terjadi perdebatan seru ketika sedang membicarakan pembagian provinsi di Sumatera. Sebagian peserta ingin Sumatera dijadikan provinsi saja, karena jumlah penduduknya sangat sedikit. tetapi sebagian Peserta sidang yang lain punya pendapat yang berbeda. wilayah Sumatera sangatlah luas. tidak mungkin sebuah provinsi memiliki wilayah seluas itu, sebaiknya Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, tetapi anggota sidang lebih banyak setuju Sumatera hanya menjadi satu provinsi saja.
Sidang hari kedua digunakan untuk memilih gubernur tiap provinsi. Gubernur dipiliH dari anggota PPKI Yang berasal dari daerah.mereka Diberi tugas untuk memimpin daerah masing-masing sidang juga memutuskan agar anggota PPKI setelah casnya pulang dari daerah masing-masing dan segera segera melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka.
Pada hari itu juga PPKI membubarkan diri. api Menghadang rombongan Hatta dan Soekarno. pemuda itu meminta Hatta dan Soekarno menghadiri rapat organisasi mereka yang akan diadakan di gedung Kementerian Kesehatan.Ki Hajar Dewantoro keberatan dengan permintaan ini “ sebaiknya kita dengarkan apa yang menjadi Keinginan mereka”. kata Hatta mengusulkan akhirnya Hatta dan beberapa orang lainnya masuk ke ruang rapat untuk segera dikunci. Adam Malik membuka rapat itu. itu ia meminta Hatta dan Soekarno menjelaskan apa yang telah dibicarakan selama 2 hari dalam sidang PPKI. mereka juga mengajukan beberapa tuntutan.
“ apa yang telah kami bicarakan dan putusan selama 2 hari itu akan terlalu lama jika dibicarakan”, kata “ sebaiknya kalian pikirkan dahulu tuntutan kalian itu”Anggota APEC tidak ada yang menjawab. Tak lama kemudian Syahrir berbicara, “ Tak ada harapan kita akan mendapatkan jawaban dari Bung Karno dan Bung Hatta, buat apa kita menahan dia di sini biarkan mereka pulang dan dapat kita bubarkan saja.” pintu itu pun dibuka Hatta Soekarno dan anggota rombongan lainnya pulang dengan hati mendongkol.
Untuk kedua kalinya para pemuda gagal memisahkan kehendak mereka pada kedua proklamator itu. dalam perjalanan pulang Ki Hajar Dewantoro berkata” rupanya para pemuda itu belum menyadari bahwa kita sudah bernegara dan bersaudara adalah presiden dan wakilny. negara yang sudah mempunyai pemimpin dan ada cara tertentu untuk memutuskan masalah-masalah negara”. kata cuma tersenyum mendengar komentar itu.
Dua hari kemudian kira-kira pukul 7 malam, datang menemui Hatta ia meminta Hatta dan Soekarno menghadiri rapat pemuda malam itu. kata mengelola nafas dalam-dalam. rupanya para pemuda belum menyerah juga mereka masih saja ingin memaksakan Keinginan mereka.” apabila Soekarno bersedia hadir, itu terserah kepada mereka”, kata-kata dengan sabar.” tetapi aku tidak akan pergi karena aku punya banyak kerjaan”.
Hanafi tidak segera menyerah Iya terus meminta Hatta hadir dalam rapat itu ia Berusaha menjelaskan pada Hatta betapa pentingnya rapat itu. Hatta harus berada di sana untuk dengarkan keinginan para pemuda hilang sudah kesabaran Hatta ia tidak bisa bersikap ramah pada Hanafi.” kalau engkau tidak segera pergi dari sini aku akan mengambil tindakan tegas kepadamu”. kata-kata dengan nada agak tinggi ia mengatakan AFI.
Hanafi pergi Sejak saat itu ia tidak pernah datang menemui Hatta dengan permintaan yang macam-macam. malam hari tanggal 19 Agustus 1945 para tokoh bangsa Indonesia berkumpul di gedung permusyawaratan golongan golongan bangsa di Gambir Selatan. saat itu hadir Presiden Soekarno wakil presiden Moh Hatta Mr Sartono Suwiryo Otto Iskandar Dinata dan beberapa tokoh penting lainnya. mereka akan membicarakan Siapa saja yang akan diangkat menjadi anggota KNIP pusat sementara.
Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat, setelah pelaksanaan penetapan penetapan aturan peralihan dalam UUD 1945.Sejak KNIP dibentuk Republik Indonesia merdeka mulai berjalan berdasarkan UUD 1945 sesaat sebelum KNIP dibentuk Hatta berpidato melalui radio salah satu kata kata-kata yang diucapkan dengan lantang dan dikenang oleh banyak orang adalah “ kita mau menjadi bangsa Merdeka diakui atau tidak oleh bangsa asing”.
Kasman singodimedjo terpilih sebagai ketua KNIP badan itu mengesahkan putusan dan mengangkatkan yang dilakukan sejak PPKI membubarkan diri PPKI telah menetap di daerah Republik Indonesia untuk sementara, Negara Republik Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-masing dikepalai seorang Gubernur. 8 provinsi tersebut adalah Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sumatera Kalimantan Sulawesi Sunda kecil dan Maluku. daerah provinsi dibagi dalam keinsidentalan yang dikepalai oleh seorang residen dibantu oleh Komite Nasional Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan wakil presiden Hatta disusunlah Suatu kabinet baru kabinet tersebut terdiri atas 12 menteri kemudian ada Ketua Mahkamah Agung Jaksa Agung juru bicara negara sekretaris negara serta 8 orang Gubernur dari 8 provinsi yang baru dibentuk. pada tanggal 30 Agustus 1945 kabinet RI mulai mengadakan rapat di Kantor Jaksa Agung saat itu kantor tersebut masih dipakai sebagai kantor besar Jawa Hokokai di bawah pimpinan presiden dan wakil presiden pada rapat pertama itu ditinjau Apakah keputusan rapat Yang lain sudah dijalankan anggota rapat juga Mulai memeriksa Apakah bujur-bujur Jepang pada Departemen sudah di singkirkan juga diperiksa Apakah seluruh Departemen sudah dijalankan sepenuhnya oleh orang Indonesia dan apakah mereka hanya menerima perintah atasannya yang orang Indonesia .
Setiap hari bendera Jepang diturunkan dan diganti dengan bendera Indonesia sang merah putih setelah penurunan bendera biasanya datang petugas kompetensi menaikkan kembali bendera Jepang kadang-kadang mereka menurunkan bendera Indonesia bendera Jepang dikibarkan berdampingan dengan sang merah putih satu jam berikutnya para pegawai Indonesia akan datang dan menurunkan semua bendera Jepang yang ada mereka menaikkan kembali bendera Indonesia yang telah diturunkan.
mahasiswa atau kedokteran sangat cerdik mereka menurunkan bendera Jepang lalu Menaikkan bendera Indonesia setelah itu tiang benderanya dialiri listrik ketika para kompetensi datang untuk menurunkan sang merah putih mereka tersengat aliran listrik mereka marah tanpa bisa berbuat apa-apa lagi para petisi cuma bisa menatap kesal bendera Indonesia berkibar dengan gagahnya sementara bendera Jepang masih terlibat di tangan mereka para bendera itu berlangsung sampai seminggu.
Sebuah negara berjumlah lengkap bila tidak mempunyai mata uang sebagai alat tukar resmi hal itu juga terpikir oleh para penjahat Republik Indonesia hanya karena banyak persoalan lain yang lebih mendesak urusan mata uang ini sempat tersisihkan. pada akhir Januari 1946 Insinyur Surahman menemui Hatta Insinyur suharman adalah mantan menteri kemakmuran dalam kabinet pertama ia menjabat sebagai ketua panitia percetakan uang Republik Indonesia Surahman membicarakan sebagai ketua panitia percetakan uang Republik Indonesia Ia menghubungi sebuah percetakan di Malang Insinyur Surahman mengajak Hatta ke Malang untuk meyakinkan keinginan pemerintah Republik Indonesia untuk mencetak uang kata setuju dengan usul itu Keesokan paginya Hatta dan Insinyur Surahman berangkat ke Malang mereka dikawal oleh seorang pegawai berkendara truk Sore harinya Hatta tiba di Malang setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan Hatta dan Insinyur Surahman menginap di rumah penginapan pemerintah daerah.
Pesan kepada kepala urusan rumah tangga persinggahan untuk memberitahukan kepada residen Bupati dan panglima tentara Dai mengenai kedatangannya mereka diminta untuk menemui Hatta pada pukul 8 malam pada waktu yang telah ditentukan para penjahat itu datang selain Ketiga orang yang diundang Hatta ikut hadir pula sekretaris presiden Hatta menjamu tamunya dengan makan bersama pada saat acara minum kopi setelah makan tanggal 5 Imam suja'i mengatakan bahwa ia merasa sangat beruntung karena Jepang memberikan senjata banyak sekali.” senjata itu lebih baik diserahkan kepada Tentara Indonesia daripada tentara sekutu kata Imam suja'i”
“Apakah di malam ini ada tentara Belanda yang datang bersama pasukan Inggris tanya harta”
“ tidak ada” jawab Imam suja'i
“ lalu Dimanakah tentara Jepang yang menguasai daerah ini” tanya harta lagi
“ Mereka ada di Pujon”
‘ Apakah mereka diperlakukan dengan baik?”
“ tentu saja kita akan memperlakukan mereka dengan baik seperti mereka memperlakukan kita”
kemudian para tamu itu mohon diri mereka berjanji akan bertemu dengan Hatta dan lagi Besok pukul 8
keesokan harinya presiden sekretaris presiden serta Bupati kembali menemui harta atau menerima tamu tamunya dan mempersilakan mereka duduk mengelilingi sebuah meja bundar.
“ Apakah tidak perlu diadakan suatu rapat umum di Malang?” membuka percakapan” karena rakyat tentunya tahu saudara wakil presiden ada di sini”
“ kali ini sebaiknya tidak karena saya datang ke sini dengan maksud tertentu”. jawab Hatta
kemudian meminta agar diadakan suatu pertemuan kecil dengan para pegawai negeri kepada mereka harta akan memberi beberapa petunjuk Bagaimana harus bersikap apabila tentara dan pasukan suatu datang kemalangan.
Ir. Surachman memesan agar pemilik percetakan datang ke rumah persinggahan pada pukul 10 nanti Pemilu pencet akan datang pada saat yang dinyanyikan Insinyur surachman langsung menerangkan kepada Nya mengenai macam-macam uang serta nilainya Ia juga Menyebutkan jenis kertas yang harus digunakan untuk mencetak uang tersebut cetakan contoh akan dikirimkan ke Bank Negara di Yogyakarta Hatta pun menarik napas lega akan sempurnalah Negara Republik Indonesia bila telah mempunyai mata uang mata uang itu memberi identitas baru bagi negara Republik Indonesia dua hari kemudian Hatta memberi ceramah pada sekitar 300 Orang pegawai negeri tentang Pancasila pidato itu berlangsung sekitar 45 menit sesudah istirahat diadakan tanya jawab Hatta kembali ke Jogjakarta dengan perasaan lega.
Persoalan seperti tak habis-habisnya dihadapi oleh bangsa Indonesia suatu persoalan belum selesai sudah muncul persoalan lain yang tak kalah rumitnya sebenarnya bangsa Indonesia sudah mengalami banyak kemajuan selama bulan bulan pertama tahun 1946. pada tanggal 13 Maret 1946 Universitas Gadjah Mada dibuka secara resmi di Yogyakarta tanggal 19 Maret 1946 angkatan laut secara resmi dibentuk yang paling menggembirakan adalah peristiwa yang terjadi 12 April 1946 Saat ini Indonesia menawarkan beras sebanyak 500 ton kepada pemerintah India itu adalah bukti keberhasilan dunia pertanian negeri ini.
tetapi pada tanggal 27 juni 1946 terjadi peristiwa yang sangat memprihatinkan lagi bagi seluruh bangsa Indonesia pada hari itu Perdana Menteri Syahrir serta beberapa orang menteri diculik oleh segerombolan di Solo setelah peristiwa itu Presiden Soekarno langsung mengemukakan bahwa seluruh wilayah Indonesia berada dalam bahaya untuk sementara Kekuasaan pemerintah dipegang oleh presiden berdasarkan pengumuman itu dinas rahasia melakukan penyelidikan untuk mencari tahu siapa yang melakukan penculikan itu.
setelah dilakukan penyelidikan beberapa hari Syahrir temukan kemudian Syahrir pun dibawa kepresidenan, Hatta pergi ke sana untuk menemui Syahrir ia dicegat oleh Abdul Majid joyodiningrat ia mengatakan bahwa sekelompok Tan Malaka akan melakukan kudeta atau perebutan kekuasaan mereka lah yang menculik Syahrir Amir Syafrudin juga diculik ye, sudah dinaikkan ke truk tetapi Amir Syafrudin berhasil mempengaruhi truk itu untuk membawanya kembali ke kepresidenan selamatlah Iya dari usaha penculikan itu.
“ kawan-kawan terhadap Bung bertindak tegas dan dapat menumpas musuh dalam selimut ini”. kata Abdul Majid joyoningrat
“ Tentu saja aku akan bertindak tegas”. sahut Hatta
Hatta pun menemui Soekarno yang sedang bertanding di ruang duduk Soekarno memperlihatkan Sepucuk Surat yang katanya berasal dari Panglima Besar Sudirman isi surat itu meminta Kabinet Syahrir dibubarkan atau diganti kabinet yang baru.
“ Apakah benar dari surat dari Jenderal Sudirman untuk presiden?’ Pak Jono
“ benar” jawab Sua Dono
Hatta tidak percaya begitu saja ya pergi ke ruangan lain dan menelpon Jendral Urip untuk menanyakan dimana Jendral Sudirman merata Hatta juga menceritakan soal surat itu Jendral Urip terkejut mendengarnya.” Panglima Besar Sudirman tidak mungkin membuat surat semacam itu”, kata Jendral Urip sangat yakin
setelah itu Hatta kembali menemui suwarsono Ia menceritakan pembicaraan dengan Jendral Urip” Kalau saudara tidak percaya saya punya saksi yang bisa mengatakan bahwa surat itu memang dari Jendral Sudirman” Sudarsono.
saksi yang dimaksud adalah dokter Sukiman Hatta pun segera meminta dokter Sukirman menghadap” untuk apa saudara dan kawan-kawan berada di ke presiden saat ini?” Tanya Hatta pada Sukiman Sukiman menjelaskan bahwa ia diberitahu Sudarsono untuk datang ke gedung kepresidenan pada pukul 6.30 pagi Katanya mereka akan mendengarkan uraian mu karena mengenai suatu hal penting”
“ Tahukah saudara bahwa Jenderal Sudarsono adalah anggota persalinan perjuangan yang akan menghilangkan kode Ria dengan menyalahgunakan nama Jendral Sudirman?” tanya Hatta tegas. Dokter Sudirman terkejut mendengarnya ia mendengarkan bahwa dirinya tidak tahu menahu soal itu.” saya percaya saudara tidak terlibat karena itu saya izin kan saudara pulang.” kata-kata kemudian mengucapkan terima kasih. pimpinan persatuan perjuangan yang lainnya.
Sebelum berunding dengan Soekarno sebelumnya ia telah meminta Jenderal Sudarsono untuk menunggu di ruang sebelah, dalam pembicaraan Empat Mata itu Hatta dan Soekarno sudah yakin bahwa yang telah Sudarsono bersangkut dengan persatuan perjuangan dan akan mengadakan suatu acara tak berarah Soekarno dan Hatta memutuskan akan menahan Jenderal Sudarsono dan kawan-kawannya di ruangan dalam gedung kepresidenan. Mereka segera menjalankan keputusan itu Jenderal Sudarsono kembali dengan teman-temannya di ruang sebelah kiri gedung kepresidenan Setelah itu mereka ditangkap, peristiwa itu itu dengan persekutuan peristiwa 3 Juli bila ingat peristiwa itu cuma bisa berdoa dalam hati semoga bangsa Indonesia diberi kekuatan untuk menghadapi segala macam cobaan yang terus saja Menghadang negeri ini, semoga para pemimpin negara yang baru berdiri ini juga diberi kekuatan untuk membawa bangsanya menuju gerbang kemerdekaan yang sesungguhnya.
Dengan berbagai persoalan yang menyangkut negara Hatta Hampir tak punya waktu senggang, karena kesibukannya pula Hatta tak pernah lagi berkunjung ke tanah kelahirannya Sumatera Barat . perasaan rindu pada kampung halaman tertentu selalu hinggap di hatinya, suatu hari Hatta mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Sumatera Ia mendapat undangan dari anggota KNIP Sumatera yang baru dipilih dalam sidang pleno Hatta pergi bersama 8 orang yang terdiri dari beberapa menteri pemimpin Pemuda dan pejabat lainnya Setibanya di Jakarta rombongan sehingga di tipe gagasan Timur 58.
Datang ke Jakarta kemudian Hatta dan rombongannya berangkat ke stasiun Tanah Abang untuk melanjutkan perjalanan menuju Serang, dengan menggunakan kereta api rombongan Hatta menginap semalam di Serang, presiden Saat itu adalah Kyai Ahmad chatib Hatta sudah mengenalnya sejak sama-sama di pembuangan di Tanah Merah Boven digoel, maka terjadilah pertemuan yang amat mengharukan antara dua orang sahabat lama.
Pukul 8 pagi keesokan harinya, Hatta meneruskan perjalanan dengan kapal kecil yang didatangkan ke Merak dari Tegal kapal itu berlayar ke panjang setelah berlayar berapa Jam kapal yang dinaikkan Hatta dan rombongan Merapat di pelabuhan panjang Lampung Hatta dijemput oleh Gubernur Sumatera Muhammad Hasan dan Dr Moh Isa kebenaran muda Sumatera Selatan. Hatta tinggal selama 3 hari di Lampung, selama di Lampung Hatta berkeliling ke tempat-tempat yang dianggap penting di sana Hatta atau anggota rombongan lainnya memberi wejangan pada rakyat seperti yang dilakukan di Jakarta. rapat umum itu selalu dihadiri oleh banyak orang Mereka ingin melihat langsung para pejabat tinggi Indonesia dan mendengarkan pidato mereka. pada pidato itu membakar semangat mereka rakyat Belum sadar bahwa perjuangan belum berakhir banyak yang harus dilakukan untuk bisa benar-benar membuat negeri tercinta Ini merdeka.
Perjalanan dilanjutkan ke Palembang, disana kita mengadakan rapat umum banyak rapat yang hadir rupanya kabar kedatangan Bung Hatta ke Sumatera sudah tersebar, selanjutnya Hatta dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Jambi di sana ada dan rombongannya menginap di rumah Presiden Jambi, ada hal yang mengherankan bagi Hatta daerah Jambi memiliki sebuah dewan perwakilan rakyat yang beranggotakan 20 orang 12 orang diantaranya berasal dari Minangkabau pejabat-pejabat pemerintah pun kebanyakan berasal dari Minangkabau Hal itu pun ditanyakan pada presiden“ Apakah Jambi tidak merasa rugi karena banyak pejabat yang berasal dari Minangkabau?’ tanya lagi“ kami dijamin tidak merasa rugi malahan merasa beruntung mereka semua orang-orang yang cakap dan pintar’. presiden sambil tersenyum
perjalanan dilanjutkan menuju Sumatera Barat atau merasa bahagia ketika menginjakkan kaki di Sumatera Barat perasaan haru tak kuasa ditahannya inilah tanah kelahirannya tanah Minangkabau tercinta Hatta dijemput oleh residen Sumatera Barat di Muara Tebo kemudian perjalanan dilanjutkan ke sungai dareh di sana Hatta dan rombongannya beristirahat Hatta melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi melalui Padang.
daerah sampai Padang Panjang mengalami hambatan rakyat berkerumun sepanjang jalan yang dilalui mobil rombongan, beberapa kali mobil terpaksa berhenti. pada saat berhenti itu Hatta menyempatkan diri menemui rakyat yang sangat memujanya di Padang Panjang, Hatta langsung menuju lapang disana Ribuan Orang sudah menunggunya, Hatta pun menyampaikan pidatonya yang membakar hati setiap yang mendengarnya kaum Ibu sudah berlari menyiapkan masakan masakan yang enak, begitu selesai berpidato Hatta silakan makan Hatta hanya makan lada dan sedikit masih tentu saja kalau ibu protes “ saya” kata’ beberapa hari ini saya makan yang enak saja yang saya kerjakan yang saya makan hari ini juga makanan yang terenak, kalau Ibu tidak keberatan makanan yang belum saya sentuh dikirim saja ke Bukittinggi” para ibu lega mendengarnya
Setelah melakukan perjalanan yang melelahkan, akhirnya hafal tiba di Bukittinggi kota kelahirannya tak bisa diceritakan Bagaimana perasaan Hatta bila berada di Bukittinggi lagi kenangan masa kecilnya yang indah bermain-main dalam benaknya, dari kota inilah atau memulai Segalanya seperti yang dilakukan sebelumnya Hatta juga melakukan kunjungan ke kota-kota lain yang letaknya tak jauh dari Bukittinggi seperti kota gadang dan Sawahlunto disana Hatta memberikan wejangan kepada rakyat, rencananya Hatta akan berada di Bukittinggi selama 6 hari, pada hari kelima mendapat kunjungan dari seorang pilot India bernama patnaik, naik baru saja mendaratkan pesawatnya di Bukit Tinggi ia terbang dari Jogja 4 Mei baru selesai melaksanakan tugas dari pemerintahan India pesawatnya membawa obat-obatan ke Jogja obat-obat itu merupakan balas jasa India kepada Indonesia yang pernah menawarkan beras kepada India.
setelah berbincang-bincang tahu bahwa patnaik ini sangat dekat dengan Nehru perdana menteri India”. saya membawa pesan presiden Soekarno untuk Tuan Hatta”. kata pandai kemudian Tuan Hatta diminta ikut saya ke India bertemu Nehru Tuan diminta membicarakan dengan Heru Apakah India bisa membantu Indonesia sebab Belanda Sudah bersiap-siap hendak menyebut Republik Indonesia”
“ Saya akan melaksanakan tugas itu tetapi apakah tidak berbahaya membawa saya dalam pesawat saudara”. ia tidak memikirkan keselamatan dirinya tetapi keselamatan Padma bila ketahuan dalam pesawatnya nya ada seorang pemimpin Indonesia bukan tidak mungkin pihak Belanda akan menebaknya.
“Tuan tidak perlu khawatir saya sudah menyiapkan segalanya Tuhan Hatta akan pergi dengan menyamar” kata cepat naik memberikan satu stel pakaian cilot kepada Hatta” Tuhan akan menyamar sebagai pilot bernama Abdullah kata pernah” atau mencoba pakaian itu aneh semuanya pas dengan ukuran tubuhnya’ Bagaimana pakaian ini bisa pas dengan saya?’ kata-kata kata-kata heran” pakaian ini memang dibuat khusus untuk Tuhan di Jogja ukurannya diambil dari pakaian Tuhan yang ada di sana”. menjelaskan harta pun tertawa mendengarnya.
kemudian patnaik menyerahkan sebuah paspor dengan foto Hatta, tetapi nama yang tercantum di sana adalah Abdullah. baik menginap yang baik makan malam setelah acara makan malam Pak Baik menikmati pertunjukan kesenian pada saat itu muncul seorang anak laki-laki bernama Arshad memainkan biola, permainan biola itu sungguh menakjubkan lebih menakjubkan lagi karena anak lelaki itu buta kan naik terkagum-kagum melihat permainan biola Arsyad ya menatap anak itu dengan takjub patnaik seperti terbuai oleh ayunan bunyi biola yang digesek Arshad, entah apa yang dalam pikirannya hingga ia terdiam dan sama sekali tidak bergerak bahkan menoleh pun tidak pandangannya terus tertuju pada Arshad setelah selesai memainkan biolanya atau dipanggil oleh atas seorang lelaki yang menjadi pengurus Arshad membimbing anak itu mendekati Hatta dan tamunya Hatta menggunakan asas pendapat naik”, permainan bagus sekali” kata Pak naikin ambil menjabat tangan dengan erat” Aku sangat kagum kalau diizinkan aku boleh meminta pemerintah Indonesia mengirim ke sebuah Akademi musik yang bagus di Brussel, seluruh biaya akan kutanggung anak berbakat sepertimu harus mendapatkan pendidikan yang baik”, kata terkaget mendengar dalam hati ia bahagia bukan mainan yang pantas mendapatkan yang terbaik karena kepandaiannya asap tak mampu berkata-kata setelah mendengar kata-kata panaik tersenyum lebar sekali tetapi air bening mengalir dari kedua matanya yang buta Tak bisa dilukiskan bagaimana perasaan anak itu yang jelas ia tak pernah bermimpi bisa belajar musik sampai ke Belgia bila itu semua menjadi kenyataan maka saat merasa menjadi anak paling bahagia di dunia.
setelah 2 hari patnaik berada di Bukittinggi tibalah saatnya untuk berangkat, menurut rencana Hatta dan rombongannya akan meneruskan perjalanan ke Pekanbaru Hatta tidak bisa ikut dengan rombongannya bersama Akari dan dokter masdulhak Berangkat ke lapangan udara gadut mereka akan itu salah saat naik ke India. Hatta berangkat dengan penyamaran sebagai kopilot padahal yang menjadi koplo sebenarnya adalah Adisucipto, Sebelum menjadi pilot pemerintah Republik Indonesia di Sucipto adalah pilot pemerintah Belanda yang dilatih Angkatan Udara Inggris untuk menghadapi Angkatan Udara Nazi Jerman, sebenarnya semua siap meluncurlah pesawat yang dikemudikan patnaik dan Adisucipto menuju Kuala Lumpur Malaysia pesawat mendarat di sebuah kota dekat Kuala Lumpur rombongan menginap di sebuah pulau yang memiliki hotel yang dikelola oleh Inggris itu biasa Dida yang ini oleh para turis.
soalnya bagus untuk Hatta” untuk seorang copilot, Kenapa diberikan kamar yang paling bagus?” lebih bagus untuk kamar anda yang pilot”,kata petugas hotel itu.Cept cipto tidak memberikan jawaban biar saja orang Inggris itu bingung Saya tidak perlu tahu bahwa orang yang disangkanya qobiltu adalah seorang wakil presiden keesokan harinya rombongan menuju ke lapangan terbang untuk melanjutkan perjalanan Di saat jadi sedikit perdebatan antara lain dan disebut Cipto Adisucipto ingin terbang langsung ke Kuta.” Daripada kita tiba di calcuta pada larut malam lebih baik kita singgah dulu di Ranggon lagi pula saya ada sedikit urusan di sana’. kata patnaik. Adi Sucipto masih ingin mempertahankan pendapatnya” Bagaimana menurut Bung Hatta?” tanya Adisucipto.” kita langsung ke Kuta atau singgah dulu di Burma”.” sebaiknya kita sehingga saja dulu di Burma. di Ranggon Saya ingin mendengar berita mengenai pemisahan Burma dari India” kata Hatta mengemukakan pendapatnya jadilah mereka meneruskan penerbangan ke Burma.
Hatta dan rombongannya tinggal di kangen selama 3 hari setelah itu perjalanan dilanjutkan ke kota Palu ke India setelah melakukan perjalanan panjang akhirnya Hatta mendarat di New Delhi pada pukul 9 malam dokter Sudarsono seorang Wakil pemerintah RI India menyebut Hatta atas sarannya Hatta dan rombongan langsung menuju constitution. Sesampainya di constitution Hill HT tidak bisa langsung beristirahat disana diadakan jamuan makan malam untuk menjabat kedatangan Hatta setelah jamuan makan Hatta langsung masuk ke kamarnya dan tidak tidur.
Keesokan harinya patnaik menjemput Hatta dan membawakan membawanya ke rumah ni Hatta menuju diluar sementara partai Masuk menu Nehru kepada Nehru empat naik mengatakan bahwa ada tamu dari Indonesia bernama Abdullah yang akan menyampaikan sebuah pesan pun kebingungan Betapa terkejutnya Nehru ketika melihat tamunya adalah harta yang sudah dikenalnya sejak 1927 di Brunei” Mengapa kau katakan tamu yang datang tersebut bernama Abdullah yang sama sekali tidak ku kenal?” lupa dapat naik. pun menceritakan penyamaran Hatta Hatta dan berpelukan erat sekali keduanya merasa terharu di Brunei dan pernah mengalami banyak kejadian bersama mereka satu perjuangan dalam organisasi tiga menentang penjajahan dan untuk memerdekakan nasional di rumahnya “Terima kasih”. ih ih kata-kata menyambut tawaran itu.” tetap sebentar dan Maret mendatang maksud tanganku yang yang Penting bagi Indonesia”.
“ Wah sayang sekali hari ini aku harus menghadiri sidang kabinet”. kata Nehru menyesal.” datang lagi Besok kalau kau tidak ada janji lain< tinggalah disini Anggap saja Ini rumahmu sendiri kalau perlu apa-apa minta saja pada pelayan kamar untukmu pun sudah disiapkan di sini” Sekali lagi mohon maaf dan berpamitan dia bersalaman dengan Heru Hatta kembali ke hal bersama Pak naik-naik menyuruh supir berputar-putar dulu di kota selama 1 jam Hatta menikmati pemandangan kota new dehill.
HP kembali menemui Nehru keesokan harinya partai dengan Zaskia mengantarkan Hatta dengan modelnya Hatta senang sekali beristirahat dengan orang patnaik Nehru sudah menantikan kedatangan Hatta ia segera mengambil harta dan mempersilakan duduk di ruang tamu ruangnya yang besar Ketiga orang itu pun berbincang-bincang mengenai hal-hal yang biasa saja bernostalgia mengingat masa ketika bersama-sama berada di Eropa sekali Pak Michael berbicara tetapi ia lebih banyak menjadi tenang saja empat baik mengagumi kedua negarawan yang dikenalnya itu bukan baik bangga patnaik bisa mengenal orang-orang yang begitu hebat seperti Hatta dan Heru 5 menit kemudian meminta 4 bait pindah ke ruang sebelah Pas naik mengerti tapi segera minta diri dan keluar dari ruangan partai tahu mereka akan berbicara masalah kenegaraan yang tidak perlu dicampur. “ an nah soal Apakah yang ingin kau Kemukakan padaku?” katanya. “ kedatanganku ke sini yang membawa pesan Soekarno”. kata-kata memulai percakapan. “ kami memerlukan senjata sebab ada tanda-tanda Belanda akan menyerang Indonesia tanpa senjata yang cukup kami pasti hancur”. kata-kata
Iya sampai sedang memikirkan sesuatu” sebelum” kata kemudian. “ kami ingin sekali membantu tetapi ini tidak bisa membantu Indonesia dengan menyediakan senjata seluruh senjata kain masih dikuasai oleh Inggris”. kata sedikit kecewa tapi dia bisa mengerti. “ tapi jangan takut aku akan tetap membantu Indonesia aku akan mengundang negara lain untuk bersidang di India sidang tersebut akan mengadakan resolusi dan protes kepada PBB supaya Belanda dihukum atas perbuatannya bagaimanapun nama Indonesia akan diuji oleh seluruh dunia Belanda tidak bisa Mengapa ikan kertas itu karena nama baiknya akan turun di mata dunia internasional Khalifa Republik Indonesia menderita negeri itu sudah ada dan tidak mungkin dihilangkan dari peta dunia.
Berhenti sejenak ia membiarkan kata-kata dicerna oleh akal “ mungkin Daerah Republik Indonesia diduduki sementara oleh Belanda tetapi berdasarkan persetujuan Linggarjati seluruh wilayah Indonesia pasti akan merdeka”. lanjutkan” lanjutkan bila lanjutkan Bila Bila menyerbu Indonesia tindak Republik maka akan menderita kena pukulan pertama kali pukulan itu akan menangkal derajat Republik Indonesia untuk selama-lamanya” merenungkan kata-kata Hero. kecewa dia tidak. tetap selaku pembicara salah Saya ingin memanggil pelayan “Mainkan Tanpamu kini berkeliling kota supaya dia mengenal ini lebih baik dari yang sudah diketahuinya selama ini” katanya sambil tersenyum.” tapi 12.00 yang mandi kalian sudah harus ada disini kita makan siang bersama”. Hatta dan empat naik hendak pergi Nero mencegahnya “ Besok pukul 4 sore sebaiknya engkau sudah ada di sini katanya do pada Hatta “ Aku ingin mengajakmu menemui Mahatma Gandhi Sudahkah kau bertemu dengan Gandhi?”
“ waktu aku menghadiri suatu konferensi di London bersama Syahrir tahun 1931 aku bertemu dengan Gandhi tapi susah sekali bicara dengan dia para pengawalnya selalu menghalangi Akhirnya atas saran seorang teman dari Belanda aku mengikuti ganti berjalan kaki di pagi hari berjalan cepat sekali Baru beberapa menit saja saya sudah ketinggalan jauh Bagaimana bisa berbicara dengannya?” aku hanya sempat menanyakan mengenai konferensi itu mengatakan bahwa konferensi itu akan gagal” . kata-kata tertawa mendengar cerita itu. “ Besok engkau bisa bicara aja lama dengan Gandhi” kata Nehru Bukan main senangnya Hatta. Tak sabar rasanya menunggu sampai besok sore Mahatma Gandhi adalah tokoh yang amat dikaguminya. `
Hatta masih Berada di Sumatera Utara, ia berada di Padang Sidempuan seperti biasanya rombongan Hatta ditahan oleh rakyat, mereka berkumpul di seluruh mobil membawa harta dan rombongan mobil pun tak bisa bergerak, karena begitu banyaknya orang yang berkerumun di sekelilingnya, mereka berusaha menyelami harta orang-orang tersebut membenarkan Hatta atas sampai kewalahan menghadapinya tetapi ia tetap sabar Atas selalu tersenyum karena ia senang melihat rakyatnya Mencintainya.
Apapun keluar dari mobil rakyat terutama para pemuda bergerak mengikuti langkah atau mereka mengirim data ke sebuah meja kecil yang telah disediakan di tepi jalan naik ke meja dan berdiri dengan gagah semua orang langsung terdiam begitu melihat harta berdiri di atas meja mereka siap mendengarkan pidato sang Proklamator “kalian tahu lagu kebangsaan kita?” Tanya Hatta kepada rakyat yang mengerumuninya.” Indonesia Raya” jawab orang-orang serentak.” kalian bisa menyanyikannya?” tanya.” bisa” kembali rakyat berseru. “ Coba kalian nyanyikan dengan penuh semangat” maka jumlah lagu ciptaan WR Supratman itu tapi ya ampun lagu itu terdengar begitu kaca orang-orang nyanyikan dengan semangat tak peduli suara mereka Sumbang dan banyak pula yang tak apa lagunya.
Apa berbisik pada Abu Bakar lebih yang berdiri di dekatnya mereka menyanyikan lagu apa aneh sekali kedengarannya Apakah ini lagu daerah tanya Hatta. “ mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya” Abu Bakar Lubis keheranan. “ seingatku lagu Indonesia Raya tidak seperti ini” gumam Hatta “ maksud mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya” malu-malu “ tetapi tidak terlatih jadi begini”. “ Ini bukan sedikit kacau tapi memang sudah kacau” kata-kata sambil tersenyum
tak apalah yang penting rakyat menyanyikan lagu kebangsaan itu dengan penuh semangat, semoga semangat itu akan terus membara di dalam dada mereka. Karena perjuangan mempertahankan kemerdekaan memerlukan semangat yang tinggi. dari Padang Sidempuan Hatta melanjutkan perjalanannya ke Sibolga, seperti biasanya sepanjang perjalanan Hatta orang yang mengerubungi mobil yang dinaikinya harga selalu menyuruh orang-orang yang ditempuhnya menyanyikan lagu Indonesia Raya, kali ini Hatta mendengar lagu itu dinyanyikan dengan benar dan lancar Aku sangat senang sedang bulan puasa Hatta menyempatkan diri untuk berbuka puasa di tengah jalan Hatta hanya makan lemper dan pisang goreng untuk berbuka.
kata sampai di Sibolga pukul 9.30 malam Hatta menginap di rumah Presiden Thobi'i S4 makan sahur di rumah Presiden Tobing, setelah salat subuh atau bersiap melanjutkan perjalanan ke Tarutung ketika meninggalkan Sibolga rajin sudah menggumumkan bahwa tentara Belanda Sudah menyerah, daerah perbatasan Indonesia Hatta tercekat mendengar kabar ini kemerdekaan Indonesia benar-benar terancam kalau begitu rakyat harus ditinggalkan.
berhenti di satu tempat di sana rakyat banyak sudah terkumpul Hatta berpidato dengan semangat dalam pidatonya Hatta menganjurkan untuk rakyat berperang “ Belanda sudah mulai menyerang dengan tujuan menjajah kembali ini tidak boleh dibiarkan” kata-kata Hatta Hatta dan “ kita sudah merdeka tidak boleh ada bangsa lain menjajah Bangsa kita lagi”. raket yang mendengar bersorak ramai sekali mereka begitu bersemangat menyambut ajakan Hatta untuk berperang melawan Belanda “ kita kita harus tetap berjuang sekali merdeka tetap merdeka” pidatonya seruan itu disambut dengan Gagap Gempita.
setelah melewati jalan mendaki dan menikung sampai 1300 kali sampai lah tadi taruntung, di sana langsung diadakan tempat untuk rapat itu dibuka oleh kepala pemerintah di tangtung ada seorang Bupati rombongan dari Yogyakarta ikut bicara dalam pertemuan itu pertama yang dibicarakan adalah pak Suryo kemudian Gubernur Teuku itu berpidato
pidato pada akhir pertemuan pidatonya berapi-api membakar semangat semua yang hadir, mendengar pidato Hatta semua orang merasa ingin ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah disebut dengan susah payah. setelah beberapa anggota rombongan melanjutkan perjalanan ke suatu tempat beberapa anggota rombongan lainnya tidak kuat untuk terus berpuasa mereka tetap tinggal dan dijamu oleh tuan rumah
Keesokan harinya sekitar pukul 7.30 pagi Hatta dan rombongannya mengadakan rapat umum. Rapat umum itu diadakan di lapangan di depan rumah tempat mereka menginap paket berkumpul untuk mendengarkan pidato para pejabat dari tanah Jawa, terutama sekali mereka ingin mendengar pidato Bung Hatta ketika akhirnya Hatta berpidato rakyat menyambut dengan gegap Gempita mereka selalu menyahuti teriakan Hatta dengan suara lantang dan rasanya mereka benar-benar telah siap mempertahankan kemerdekaan Negeri Ini apa pun sanggup mereka korbankan untuk kemerdekaan negara tercinta.
setelah selesai Hatta dan rombongan melanjutkan perjalanan ke tebing tinggi dan bundar kuota di sana Hatta kembali mengobarkan semangat rakyat kita harus merebut kembali kota Medan.” kita singkirkan tetangga Belanda yang menguasai daerah itu Medan milik kita selamanya akan menjadi milik Republik Indonesia tidak boleh ada bangsa lain yang menguasainya saat itu rakyat harus bersatu melawan memasuki kota Medan”. kata-kata dengan pidatonya soalnya terdengar lantang penuh semangat.
Kata menerima kabar dari Panglima Sumatera Jenderal Mayor Soeharto terus Suharjo pasukan Belanda di Kota Medan benar-benar telah terjepit mereka mengirim telegram untuk meminta bantuan dari pasukan di daerah lain yang berhasil disadap oleh teman Bukittinggi itu berbunyi. masih menurut Harjo pula tentara Belanda mengirimkan bantuan pasukan dari arah belakang tentara Republik itu amat mengejutkan Hatta dan Republik Indonesia dan rakyat berada dalam keadaan bahaya mereka terjepit di antara pasukan Belanda yang berada di Kota Medan dan pasukan bala bantuan mereka yang datang dari Palembang dan Padang “ yang akan mereka mereka ke gua Terimalah mereka yang gugur di sisimu” Hatta dalam hatinya bagi para pejuang negeri. nya
Hatta berada di Pematang Siantar sampai Beberapa hari kemudian suatu hari Timur planet datang menghadap kepadanya atau langsung bersyukur melihat komandan Laskar rakyat itu masih hidup yang sangat sedih tapi serat materi memperlihatkan semangat yang menyala-nyala “ ada apa saudara Timur?” tampaknya memang ingin menyampaikan sesuatu harta cuma bisa berharap agar berita yang disampaikan pejuang itu bukanlah kabar buruk “ Saya mau melapor” kalau Timur Pane setelah memberi hormat “ kalau naik Hotman Sitompul wakil panglima tentara Republik yang ada di Pematang Siantar tidak mau membantu dengan senjata sedangkan laskar-laskar nya terus saja menyerbu ke daerah kedudukan Belanda sekitar Medan” alangkah sulitnya menyatukan para pejuang ini Padahal mereka berjuang di jalan sama mereka punya semangat yang sama untuk memerdekakan negara tercinta tapi mengapa mereka memilih Jalan sendiri-sendiri Tidakkah mereka tahu bahwa persatuan ada kekuatan? memanggil hotama Sitompul wakil Panglima itu segera datang untuk menghadap begitu menerima panggilan dari Hatta Hatta menyampaikan Mengapa Hotman Sitompul tidak mau bergabung dengan Laskar yang dipimpin oleh Timur Pane “ Apa itu membentuk strateginya sendiri-sendiri” Sitompul,” Belanda terus maju Tebing Tinggi sudah diduduki oleh mereka mereka akan mengepung Pematangsiantar untuk menangkap wakil presiden dan rombongannya”
terkejut mendengarnya kalau begitu dirinya dalam bahaya juga anggota rombongan yang lain atau lebih mencemaskan keselamatan anggota rombongan dari pada keselamatan dirinya sendiri.” saya mengajarkan Bung Hatta dan rombongan meninggalkan Pematangsiantar dengan segera” dengan suara tegas sambil penuh kecemasan “ sebaiknya menuju Berastagi di sebelah Utara Danau Toba di daerah Merak ada jalan menuju Sibolga pesan Allah sebaiknya Bung Hatta dan rombongan pergi” ternyata keselamatan mata benar-benar terancam rakutta Sembiring Bupati Kabanjahe juga telah memikirkan cara untuk Melarikan Bung Hatta dari Pematangsiantar rencananya sama dengan yang disampaikan oleh Hotman Sitompul harap rumuskan untuk segera meninggalkan Pematangsiantar ia menyuruh Ruston
batangtaris untuk memberitahukan rencana keberangkatan itu kepada Gubernur Teuku Hasan untuk meminta agar Hatta menunda keberangkatannya 1 jam “ katakan pada Gubernur Hasan” kata-kata pada bilang Paris yang menyampaikan pesan gubernur.
Islam pun kembali menemui Gubernur Hasan atau menyuruh sebagian anggota rombongan untuk berangkat lebih dulu ke Parapat dari sana mereka bisa melanjutkan perjalanan ke Sibolga untuk Padang Sidempuan. 5 menit kemudian Gubernur Hasan datang dengan 2 buah mobil mobil pertama dinaiki oleh apa dan Gubernur Hasan setelah setelah laris ajudan Hatta di dalam mobil kedua ada istri Gubernur Hasan dan beberapa orang perempuan lain yang kemungkinan adalah para pembantu kemudian mobil itu pun langsung meluncur ke Berastagi perjalanan itu sungguh menegangkan kalau terlambat sedikit saja mereka bisa kepergok oleh pasukan Belanda terjadi tak bisa dibayangkan apa yang akan dialami orang-orang itu Hatta amat mencemaskan keselamatan anggota keluarga gubernur Hasan karena itu sepanjang perjalanan Ia terus berdoa agar keluarga selama sampai ke Berastagi.
ketika mobil memasuki Kabanjahe Rakyat sudah banyak menunggu mereka berharap bisa mendengar tidak atau harta tapi sudah tidak ada waktu lagi untuk berpidato harta tak mungkin menggelar rapat umum dalam keadaan seperti ini semuanya harus dilakukan dengan cepat berbicara selama 5 menit dengan Bupati dan pimpinan-pimpinan rakyat yang ada di sana mereka masih saja berharap bisa mendengar jangan harta besok pagi kalau tidak bisa menjanjikan apa-apa kemudian dan rombongan pun menuju Grand Hotel Berastagi mereka akan melihat di sana pada sekitar pukul 2 dini hari pukul Bupati Kabanjahe datang ke hotel tempat menginap “ sebelum siang belum Hatta harus sudah meninggalkan Berastagi menuju merek dari sana terus ke Sibolga” kata bupati dengan suara penuh kecemasan.” pasukan Belanda Sudah menduduki Pematangsiantar aku sudah mengirim para pemuda karo ke jurusan Pemalang Siantar dan Medan sebagian dari mereka membawa senjata Sumpit beracun kalau mereka melihat rombongan tentara berada menuju ke sini mereka akan menyerang dengan sempit beracun tanpa ampun”
kata terharu mendengar semangat Bupati Kabanjahe melindungi dirinya juga kagum para pemuda karo yang bersedia menghadapi pasukan Belanda demi keselamatannya Padahal mereka hanya memakai senjata tradisional tak terkira besarnya rasa Terima kasih atas pada pemuda yang belum pernah dikenal yaitu “ Baiklah kami akan berangkat sesuai dengan sasaran saudara mungkin kami akan menginap semalam di sidang kala di daerah Tapanuli Utara” kata hatta. rombongan langsung menuju sidang di sana mereka menginap semalam
esokan harinya Hatta menyempatkan diri untuk meninjau daerah sidang kalasi dangkal merupakan daerah yang sangat indah hawanya yang sangat sejuk Terasa sangat nyaman Untunglah pemerintah hindia-belanda belum sempat menjadikan daerah kolonisasi kaum Belanda Indo padahal itu sudah lama dibuat. pada pukul 10 pagi rombongan Hatta melanjutkan perjalanan ke Sibolga perjalanan kali ini terasa amat berat apalagi saat itu Hatta sedang berpuasa mereka harus melewati jalan jalan berkelok-kelok dan tidak rata bebatuan besar ditemukan dimana-mana badanku rasanya remuk redam di puncak guncang oleh keadaan ahn.jae terus melaju melewati segala macam rintangan anggota rombongan yang tidak berpuasa mulai merasa kelaparan tetapi mereka merasa tidak enak bila makan depan Apa yang sedang berpuasa akhirnya mereka pun ikut pula menahan lapar sepanjang perjalanan. Hatta dan rombongannya tiba di Sibolga sekitar pukul 6 sore bisa dikatakan lagi Bagaimana letih nya tubuh mereka tulang tulang terasa capek semua badan pun kotor bukan main keringat bercampur debu menutupi seluruh permukaan kulit yang tak terlindungi oleh pakaian
Hata menginap semalam di Sibolga, sebenarnya Hatta sudah sangat letih dan ingin segera tidur ternyata hal itu tidak bisa dilakukannya semalaman, ia mengadakan pertemuan dengan orang-orang penting di Sibolga mereka membicarakan masalah keselamatan harta yang selalu berusaha habis dilakukan untuk segera membawa harta ke Sumatera Barat keselamatan harus diutamakan semua orang ingin melindungi harta mereka sanggup melakukan apa saja untuk bisa membawa harta keluar dari Sumatera Utara yang sudah dimulai dikuasai Belanda, merasa amat sangat terharu menyadari betapa orang yang menyayanginya dan menginginkannya tetap hidup mereka sanggup mengorbankan nyawa untuk melindungi harta, setelah selesai membicarakan berbagai masalah apapun makan sahur saat itu hari sudah menjelang pagi selesai makan sahur Hatta langsung salat subuh sesudah salat subuh barulah kita punya kesempatan untuk tidur itupun hanya 2 jam saja lumayanlah daripada tidak sama sekali tak terkirakan lagi penatnya tubuh Hatta maka begitu berbaring atau langsung terlelap.
baru pada pukul 2 siang hari bisa melanjutkan perjalanan ke kotanopan di kota itu Hatta dan rombongannya beristirahat semalam, tidak banyak yang dilakukan Hatta di kotanopan ia bisa tidur agar lebih lama, Wah bukan main dalam masa perjuangan ini menjadi barang mewah tidak setiap saat haid bisa melakukannya maka begitu kesempatan itu ada kata tak mau menyia-nyiakan dia tidur dengan nyenyak sampai saat sahur tiba ketika bangun pada Pagi harinya Hatta merasa lebih segar rasa penata sedikit hilang, ia kelihatan begitu bersemangat perjalanan tinggal sedikit lagi sebenarnya tidak bisa dikatakan begitu Tetapi bila dibandingkan perjalanan yang ditempuh Ata maka perjalanan dari Novan sampai ke Bukittinggi tidaklah seberapa Hatta berdebar-debar Bukittinggi sudah terasa begitu dekat mudah-mudahan saja sisa perjalanannya ini tidak akan mengalami hambatan Hatta ingin semuanya anggota rombongan selamat sampai Bukittinggi.
Pada pukul 7.30 pagi Hatta melanjutkan perjalanan setelah menempuh perjalanan beratus-ratus kilo atau pun tiba di Bukittinggi pada hari Sabtu tanggal 29 Juni 1947 terkirakan besarnya rasa syukur harta bila mengingat perjalanan yang telah ditempuh sejak meninggalkan Jogja rasanya tidak mungkin ia bisa bertahan sampai hari ini hanya atas kehendak tuhan lah atau masih bisa menginjak Bukit Tinggi lagi. sebagai wakil presiden Hatta harus segera berada di ibukota negara tetapi rasanya tidak mungkin meneruskan perjalanan ke Jogja Karena perjalanan ke Jogja harus melewati Sumatera Selatan saat ini sebagian Sumatera sudah dikuasai Belanda. mencari hal itu kata merenung perjuangan yang belum selesai betapa banyak yang telah dilakukannya tapi masih banyak pula yang masih harus dilakukannya kini untuk kembali ke ibukota saja tidak bisa Baiklah sementara ini Hatta melanjutkan perjuangannya di Sumatera dulu perjuangan bisa dilakukan dimana saja di wilayah Republik Indonesia.
pada tanggal 15 Februari 1948 bandara sebuah pesawat terbang di lapangan udara Garut Bukittinggi ada orang yang menelepon dari Garut ke rumah kamu Agung. ia mengatakan bahwa ada pesawat itu ada Perdana Menteri Amir Syafrudin Syahrir Zainal Baharudin wakil Pemuda dan Prawoto dari Masyumi. HP gembira sekali mendengar kabar itu kedatangan orang-orang itu pasti bermaksud menjemputnya kata bersabar menanti kedatangan pejabat-pejabat Jogja itu Amir Syafrudin dan lainnya langsung datang ke rumah tamu agung kata menyambut kedatangan mereka dengan wajah gembira “ ikut kami ke Jogja”. kata Amir Syafrudin setelah berbasa-basi sejenak.” persetujuan Renville les sudah diterima oleh pemerintah tinggal disahkan oleh badan pekerja”. memang sudah lama ia menantikan kesempatan untuk bisa kembali ke Jogja akhirnya di Buatlah rencana keberangkatan Hatta ke Jogja sore hari nanti.
pukul 11 malam kembali Hatta didatangi oleh orang-orang utusan Amir Syafrudin kali ini mereka berjumlah 8 orang “ Bagaimana keputusan kalian sekarang?” Dia hanya bisa berharap Amir Syafrudin akan mengubah keputusannya” Kami tetap meminta pulang sedikit 9 kursi”. jangan salah satu orang dari mereka kata menghela nafas.” Baiklah saya pun tetap dengan keputusan saya satu kursi atau tidak sama sekali” kata-kata dengan suara tegas ia menatap ke delapan orang itu dengan pandangan tajam “ saya harus mendapatkan jawaban sekarang juga”. ke-8 orang itu tidak berani menjawab “ Kalau kalian tidak bisa menjawab sekarang pintu tertutup untuk kalian sebaiknya sekarang kalian pulang saja”
Habis sudah kesabaran Hatta Hatta memanggil pelayan dan 5 orang mengawalnya “ Bu mereka keluar dan Tutup pintunya”. perintah atap pelayanan dan para pegawai Hatta pun menarik ke-8 orang FDR itu mereka masih mencoba bertahan tetapi para pengawal Hatta lebih kuat kelimanya berhasil menarik mereka keluar dari ruang Hatta kemudian pelayan Hatta pun menutup pintu sepeninggal para pemimpin FDR Terhempas ke lahan ia merasa amat berduka Mengapa semua ini harus terjadi betapa beratnya perjuangan ini melawan bangsa asing saja sudah hampir kewalahan Kini harus menghadapi perlawanan dari dalam pula
Keesokan harinya pukul 10.00 Hatta mengumkan susunan kabinet dalam rapat badan pekerja harus saja para anggota FDR menentang semua nama yang disebutkan Hatta serta jabatannya Hatta tidak goyang menghadapinya Ia terus saja mengumkan susunan Kabinet tak peduli banyak suara yang mencemoohnya Hatta tahu suara-suara yang menentang itu hanya data dari para anggota FDR. kemudian para menteri memperkenalkan diri kepada para pejabat Kementerian yang akan mereka Pimpin, Selain itu menjadi perdana menteri Hatta juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan hal itu dilakukannya untuk membenahi kesalahan yang dilakukan oleh Amir Safarudin dengan mengeluarkan Panglima Besar Sudirman dan Jenderal Soeharto dari formasi kelenturan dengan jabatan sebagai Menteri Pertahanan, Hatta bisa mengangkat kembali Sudirman dan Urip sumaharjo keduanya akan kembali berkantor di Markas Besar Angkatan Darat Suryadarma yang diangkat sebagai kepala staf Angkatan Bersenjata oleh Amir Syafrudin untuk sementara akan berkantor di kantor Perdana Menteri ia selalu mendampingi Hatta dalam setiap pembicaraan mengenai angka perang.
kebetulan letak kantor Perdana Menteri dan Kantor Kementerian Pertahanan berdekatan. Hatta pun dengan mudah menyelesaikan pekerjaan sebagai Perdana Menteri dan menteri pertahanan memberhentikan Tono yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris jenderal Kementerian Pertahanan, ia pernah memimpin demonstrasi di depan Istana Presiden beberapa waktu yang lalu kini kursinya diduduki oleh Sumardi Hatta sudah lama mengenal Sumardi sejak masih belajar di negeri Belanda Sumardi banyak membantunya kini sembari akan selalu mendampingi Hatta dalam setiap rapat yang diadakan di kantor perdana menteri atau Markas Besar Angkatan Darat dengan orang-orang yang sangat dikenal serta diketahui dengan pasti kemampuannya kata berharap bisa membangun Republik Indonesia. kata sadar hambatan pasti akan Menghadang di depan sana tetapi Hatta tidak pernah menyerah akan ia kerahkan semua kemampuannya untuk menyelamatkan Negeri Ini dari kehancuran. akan dibuktikan seluruh hidupnya bagi kemakmuran Indonesia Tercinta.
Tahun berganti tahun hari berganti hari. Di malam hari bung Hatta duduk dikursi goyang yang ada dihalaman rumahnya sambil menikmakti indahnya langit dimalam hari yang dihiasi bintang bintang berhamburan, angin yang berhembus lumayan kencang membuat bulu kuduk bung karno berdiri layakya paskribraka yang sedang berbaris, menyadari dirinya tengah kedinginan ia segera mengambil jaket kedalam, tak disangka jaket yang dia ambil ternyata bersebelahan dengan jas yang selalu mendampinginya pada masa perjuangan. Disitu bung karno mulai bernostalgia, tak lama setelah mengambil jaket ia melihat cucu cucunya tengah bercanda gurau dihalaman tempat ia duduk tadi. Tanpa fikir panjang Bung Krno menghampiri cucu cucunya dan berkata ‘anak anak sini kake mau bercerita” saat semua cucunya sudah berkumpul bung karno memulai cerita nostalgianya mengenai perjuanganya untuk memerdekakan Indonesia ini. Bung karno berbicara sambil meneteskan air mata haru, begitupun cucunya mereka sangat terpukau mendengar cerita cerita kakenya yang sangat memukau, betapa bangganya mereka memiliki kakek yang berperan penting bagi bangsa Indonesia hingga dijuluki bapak pemikir bangsa.
Siapa sangka pada 3 Maret 1980, Bung Hatta masuk RS Cipto Mangunkusumo untuk menjalani serangkaian perawatan. Itulah untuk terakhir kalinya Bung Hatta pergi meninggalkan rumah.
Pada 13 Maret 1980, kondisi fisik suami Rahmi Rachim itu kian merosot sehingga harus menjalani tindakan medis di ruang ICU. Pada pukul 18.56 WIB, hari Jumat, 14 Maret 1980, ia menghembuskan nafas terakhir. Bung Hatta wafat dengan tenang didampingi sejumlah anggota keluarga tercinta. Bangsa ini pun kehilangan salah seorang putra terbaiknya.
Keesokan harinya, ribuan orang berbondong-bondong menuju rumah duka di Jalan Diponegoro 57, Jakarta. Jalan-jalan menuju kompleks makam Bung Hatta telah dipenuhi lautan manusia. Mereka ingin melepas kepergian Bung Hatta yang untuk terakhir kalinya. Pernyataan duka juga disampaikan para pemimpin dunia, khususnya negara-negara sahabat. Mereka mengenang Bung Hatta sebagai pejuang demokrasi yang gigih.
Gema tahlil mengiringi jasad Bung Hatta sampai ke liang lahat. Pemakaman berlangsung dengan upacara kenegaraan yang dipimpin wakil presiden Adam Malik. Dalam keterangan persnya, Presiden Soeharto meminta masyarakat untuk meneruskan cita-cita Bung Hatta. Banyak para pelayat yang menangis seakan kehilangan orang tua sendiri. Dalam sanubari mereka, Bung Hatta telah menjadi penjaga nurani bangsa. Ia merupakan pemimpin yang dicintai, bukan ditakuti, rakyat seluruhnya.
Dalam wasiatnya, Bung Hatta menyebutkan, bila kelak meninggal dunia, ia ingin dimakamkan di kompleks permakaman biasa. Maknanya ia enggan berpisah dengan rakyat Indonesia yang dicintainya. TPU Tanah Kusir menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. Betapapun jasad Bung Hatta amat pantas berada di taman makam pahlawan nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H