berhenti di satu tempat di sana rakyat banyak sudah terkumpul Hatta berpidato dengan semangat dalam pidatonya Hatta menganjurkan untuk rakyat berperang “ Belanda sudah mulai menyerang dengan tujuan menjajah kembali ini tidak boleh dibiarkan” kata-kata Hatta Hatta dan “ kita sudah merdeka tidak boleh ada bangsa lain menjajah Bangsa kita lagi”. raket yang mendengar bersorak ramai sekali mereka begitu bersemangat menyambut ajakan Hatta untuk berperang melawan Belanda “ kita kita harus tetap berjuang sekali merdeka tetap merdeka” pidatonya seruan itu disambut dengan Gagap Gempita.
setelah melewati jalan mendaki dan menikung sampai 1300 kali sampai lah tadi taruntung, di sana langsung diadakan tempat untuk rapat itu dibuka oleh kepala pemerintah di tangtung ada seorang Bupati rombongan dari Yogyakarta ikut bicara dalam pertemuan itu pertama yang dibicarakan adalah pak Suryo kemudian Gubernur Teuku itu berpidato
pidato pada akhir pertemuan pidatonya berapi-api membakar semangat semua yang hadir, mendengar pidato Hatta semua orang merasa ingin ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah disebut dengan susah payah. setelah beberapa anggota rombongan melanjutkan perjalanan ke suatu tempat beberapa anggota rombongan lainnya tidak kuat untuk terus berpuasa mereka tetap tinggal dan dijamu oleh tuan rumah
Keesokan harinya sekitar pukul 7.30 pagi Hatta dan rombongannya mengadakan rapat umum. Rapat umum itu diadakan di lapangan di depan rumah tempat mereka menginap paket berkumpul untuk mendengarkan pidato para pejabat dari tanah Jawa, terutama sekali mereka ingin mendengar pidato Bung Hatta ketika akhirnya Hatta berpidato rakyat menyambut dengan gegap Gempita mereka selalu menyahuti teriakan Hatta dengan suara lantang dan rasanya mereka benar-benar telah siap mempertahankan kemerdekaan Negeri Ini apa pun sanggup mereka korbankan untuk kemerdekaan negara tercinta.
setelah selesai Hatta dan rombongan melanjutkan perjalanan ke tebing tinggi dan bundar kuota di sana Hatta kembali mengobarkan semangat rakyat kita harus merebut kembali kota Medan.” kita singkirkan tetangga Belanda yang menguasai daerah itu Medan milik kita selamanya akan menjadi milik Republik Indonesia tidak boleh ada bangsa lain yang menguasainya saat itu rakyat harus bersatu melawan memasuki kota Medan”. kata-kata dengan pidatonya soalnya terdengar lantang penuh semangat.
Kata menerima kabar dari Panglima Sumatera Jenderal Mayor Soeharto terus Suharjo pasukan Belanda di Kota Medan benar-benar telah terjepit mereka mengirim telegram untuk meminta bantuan dari pasukan di daerah lain yang berhasil disadap oleh teman Bukittinggi itu berbunyi. masih menurut Harjo pula tentara Belanda mengirimkan bantuan pasukan dari arah belakang tentara Republik itu amat mengejutkan Hatta dan Republik Indonesia dan rakyat berada dalam keadaan bahaya mereka terjepit di antara pasukan Belanda yang berada di Kota Medan dan pasukan bala bantuan mereka yang datang dari Palembang dan Padang “ yang akan mereka mereka ke gua Terimalah mereka yang gugur di sisimu” Hatta dalam hatinya bagi para pejuang negeri. nya
Hatta berada di Pematang Siantar sampai Beberapa hari kemudian suatu hari Timur planet datang menghadap kepadanya atau langsung bersyukur melihat komandan Laskar rakyat itu masih hidup yang sangat sedih tapi serat materi memperlihatkan semangat yang menyala-nyala “ ada apa saudara Timur?” tampaknya memang ingin menyampaikan sesuatu harta cuma bisa berharap agar berita yang disampaikan pejuang itu bukanlah kabar buruk “ Saya mau melapor” kalau Timur Pane setelah memberi hormat “ kalau naik Hotman Sitompul wakil panglima tentara Republik yang ada di Pematang Siantar tidak mau membantu dengan senjata sedangkan laskar-laskar nya terus saja menyerbu ke daerah kedudukan Belanda sekitar Medan” alangkah sulitnya menyatukan para pejuang ini Padahal mereka berjuang di jalan sama mereka punya semangat yang sama untuk memerdekakan negara tercinta tapi mengapa mereka memilih Jalan sendiri-sendiri Tidakkah mereka tahu bahwa persatuan ada kekuatan? memanggil hotama Sitompul wakil Panglima itu segera datang untuk menghadap begitu menerima panggilan dari Hatta Hatta menyampaikan Mengapa Hotman Sitompul tidak mau bergabung dengan Laskar yang dipimpin oleh Timur Pane “ Apa itu membentuk strateginya sendiri-sendiri” Sitompul,” Belanda terus maju Tebing Tinggi sudah diduduki oleh mereka mereka akan mengepung Pematangsiantar untuk menangkap wakil presiden dan rombongannya”
terkejut mendengarnya kalau begitu dirinya dalam bahaya juga anggota rombongan yang lain atau lebih mencemaskan keselamatan anggota rombongan dari pada keselamatan dirinya sendiri.” saya mengajarkan Bung Hatta dan rombongan meninggalkan Pematangsiantar dengan segera” dengan suara tegas sambil penuh kecemasan “ sebaiknya menuju Berastagi di sebelah Utara Danau Toba di daerah Merak ada jalan menuju Sibolga pesan Allah sebaiknya Bung Hatta dan rombongan pergi” ternyata keselamatan mata benar-benar terancam rakutta Sembiring Bupati Kabanjahe juga telah memikirkan cara untuk Melarikan Bung Hatta dari Pematangsiantar rencananya sama dengan yang disampaikan oleh Hotman Sitompul harap rumuskan untuk segera meninggalkan Pematangsiantar ia menyuruh Ruston
batangtaris untuk memberitahukan rencana keberangkatan itu kepada Gubernur Teuku Hasan untuk meminta agar Hatta menunda keberangkatannya 1 jam “ katakan pada Gubernur Hasan” kata-kata pada bilang Paris yang menyampaikan pesan gubernur.
Islam pun kembali menemui Gubernur Hasan atau menyuruh sebagian anggota rombongan untuk berangkat lebih dulu ke Parapat dari sana mereka bisa melanjutkan perjalanan ke Sibolga untuk Padang Sidempuan. 5 menit kemudian Gubernur Hasan datang dengan 2 buah mobil mobil pertama dinaiki oleh apa dan Gubernur Hasan setelah setelah laris ajudan Hatta di dalam mobil kedua ada istri Gubernur Hasan dan beberapa orang perempuan lain yang kemungkinan adalah para pembantu kemudian mobil itu pun langsung meluncur ke Berastagi perjalanan itu sungguh menegangkan kalau terlambat sedikit saja mereka bisa kepergok oleh pasukan Belanda terjadi tak bisa dibayangkan apa yang akan dialami orang-orang itu Hatta amat mencemaskan keselamatan anggota keluarga gubernur Hasan karena itu sepanjang perjalanan Ia terus berdoa agar keluarga selama sampai ke Berastagi.
ketika mobil memasuki Kabanjahe Rakyat sudah banyak menunggu mereka berharap bisa mendengar tidak atau harta tapi sudah tidak ada waktu lagi untuk berpidato harta tak mungkin menggelar rapat umum dalam keadaan seperti ini semuanya harus dilakukan dengan cepat berbicara selama 5 menit dengan Bupati dan pimpinan-pimpinan rakyat yang ada di sana mereka masih saja berharap bisa mendengar jangan harta besok pagi kalau tidak bisa menjanjikan apa-apa kemudian dan rombongan pun menuju Grand Hotel Berastagi mereka akan melihat di sana pada sekitar pukul 2 dini hari pukul Bupati Kabanjahe datang ke hotel tempat menginap “ sebelum siang belum Hatta harus sudah meninggalkan Berastagi menuju merek dari sana terus ke Sibolga” kata bupati dengan suara penuh kecemasan.” pasukan Belanda Sudah menduduki Pematangsiantar aku sudah mengirim para pemuda karo ke jurusan Pemalang Siantar dan Medan sebagian dari mereka membawa senjata Sumpit beracun kalau mereka melihat rombongan tentara berada menuju ke sini mereka akan menyerang dengan sempit beracun tanpa ampun”