Mohon tunggu...
Kayla Difa Bilqis
Kayla Difa Bilqis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biqq

your life is as good as your mindset

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Harta Tahta Bung Hatta (Sebagai Pemikir Bangsa)

14 November 2021   20:01 Diperbarui: 18 November 2021   09:36 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

 “segeralah datang ke Bandung lagi, kita akan membicarakan masalah Persatuan partindo dan PNI baru.” kata Soekarno.

“Tentu saya akan kembali ke Bandung dalam waktu dekat saya ingin bertemu dengan pengurus umum PNI.” sahut Bung Hatta gembira

 Sejak bertemu dengan Soekarno, Bung Hatta mempunyai kesibukan baru. Bung Hatta mulai memusatkan perhatiannya pada usaha pergerakan kemerdekaan Indonesia titik dalam satu minggu Bung Hatta tinggal di Jakarta selama tiga hari sisanya Bung Hatta berada di Bandung. Semuanya dilakukan dalam perjuangannya memerdekakan bangsa tercinta melalui pendidikan. Setelah shalat Jumat Bung Hatta berangkat ke Bandung dengan kereta api jam dua siang. Ia tinggal di Bandung sampai Senin pagi atau tengah hari lalu memberikan kursus pendidikan kepada pergerakan pendidikan nasional Indonesia di Jakarta.

Bung Hatta selalu tampak gembira dan bersemangat. Karena ia melakukan semua ini dengan hati ikhlas. Semua ini dilakukannya untuk bangsanya yang sedang menderita. Bung Hatta berharap melalui pendidikan bangsa Indonesia lebih maju lagi. Makin lama Bung Hatta makin aktif di PNI Bahkan dalam kunjungannya ke kampung halaman pun Bung Hatta menempatkan diri untuk mengunjungi cabang-cabang PNI di Bukittinggi, Padang Panjang, dan Padang di sana Bung Hatta memberikan pandangan mengenai organisasi itu. Karena kegiatannya mengunjungi cabang-cabang PNI Bung Hatta pun dicurigai pemerintah daerah lalu pemerintah daerah pun akhirnya mengirimkan mata-mata yang selalu mengikuti kemanapun Bung Hatta pergi, tetapi mata-mata itu tidak dapat berbuat apa-apa karena Bung Hatta lebih banyak tinggal di rumah.

Semangat Bung Hatta untuk terus berjuang demi kemerdekaan bangsanya sungguh luar biasa sebagian tokoh pergerakan Ia banyak melakukan perjalanan ke berbagai kota. Bung Hatta pergi ke Bandung, Yogyakarta, Solo dan Semarang. Di kota-kota itu Bung Hatta berpidato dengan berapi-api sehingga dalam pidatonya membuat para anggota PNI yang mendengarnya terpana. Mereka seperti disadarkan akan pentingnya perjuangan melawan penjajahan. Setiap kali bung Hatta berpidato hadir seorang Polisi Belanda untuk mengawasi di wilayah Bandung dan Yogyakarta. Anggota Polisi Belanda itu tidak bertindak apa-apa padahal Bung Hatta berpidato selama 45 menit. Ketika Bung Hatta berpidato di Solo, anggota yang hadir selalu melakukan interupsi ketika ingin berpendapat ataupun bertanya untu meminta keterangan tentang arti kapitalisme.

Pada tanggal 1 Agustus 1933 tersiar kabar bahwa Soekarno ditangkap pada tanggal 31 Juli 1933. Penangkapan itu disusul dengan larangan mengadakan rapat dan sidang bagi semua partai yang berhaluan nonkoperasi partai-partai itu adalah PNI partindo, PSII dan PERMI. Waktu itu baru saja Bung Hatta menghadiri Kongres partindo di Surabaya tanggal 2 Agustus 1933. Bung Hatta kembali ke Jakarta dengan kereta api. Keesokan harinya bung Hatta pergi ke gang Lontar untuk mengunjungi teman temanya. Setelah adanya larangan itu namun taka da yang berubah sama sekali disana bahkan majalah daulat rakyat pun tidak terganggu sama sekali.

“ aku akan menulis karangan ringkas mengenai ditangkapnya Soekarno.” Hatta Bung Hatta kepada Sujadi.

Kemudian semuanya pun membicaran nasib soekarno. Mereka yakin Soekarno pasti akan dibuang ke Digul, maka nasib partindo pun menjadi tanda tanya besar.Bung Hatta membuat Sebuah Tulisan  tentang ditangkapnya Soekarno yang dimuat dalam majalah Daulat Rakyat tanggal 10 Agustus 1933, isinya menggetarkan hati setiap orang yang membacanya mereka seperti disadarkan akan kejamnya bangsa penjajah. Soekarno adalah contoh dari kejadian itu karena ia aktif dalam pergerakan kemerdekaan maka ia disingkirkan. Pemimpin besar dan kecil juga ditangkap. Kebanyakan ditangkap di Sumatera Barat seperti Muchtar, Luthfi Ilyas jakubyang berada di penghulu besar. Semuanya adalah pemimpin PERMI. 3 orang dari PSII atau partai Serikat Islam Indonesia bagian Sumatera Barat juga ditangkap.

 Melihat perkembangan yang menyedihkan itu Bung Hatta Makin bersemangat melakukan perlawanan. Perlawananya adalah dengan menulis karangan di majalah daulat rakyat. Isi dari karangan Bung Hatta makin pedas dan langsung menghantam pemerintah yang semakin lama semakin sewenang-wenang, lewat tulisannya Bung Hatta juga menceritakan betapa sengsaranya hidup di negeri penjajahan. Tulisan-tulisan Bung Hatta juga mengobarkan semangat pantang menyerah bagi bangsa Meski banyak pemimpin yang ditangkap juga disingkirkan dan akan muncul berpuluh-puluh pemimpin baru sebagai penggantinya karena perlawanan tak akan berhenti sampai Negeri Tercinta merasakan kemerdekaan

 Tulisan-tulisan Bung Hatta di majalah daulat rakyat makin meresahkan pemerintah Belanda, belum lagi pidato-pidatonya di berbagai pertemuan partai maka Bung Hatta makin ketat di awasi. Pada majalah daulat rakyat nomor 88 tanggal 20 Februari 1934 muncul tulisan Bung Hatta yang berjudul “Sellhelp dalam emigratie.”  Itu adalah tulisan Bung Hatta yang terakhir karena sesudah itu, pada tanggal 25 Februari 1934 Bung Hatta ditangkap di Jakarta. Selain Bung Hatta ada juga yang ditangkap seperti Bondan dan Syahrir pada tanggal 1 Maret 1934. Bung Hatta dan Bondan dipindahkan ke penjara di Glodok. sedangkan Syahrir ditempatkan di penjara Cipinang

Raffiah (kakak perempuan Bung Hatta) sering kali mengunjungi Bung Hatta dari kakak perempuanya itu Bung Hatta mendapatkan kabar Baik bahwa katanya PNI terus bergerak dan daulat rakyat masih terbit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun