"Ya! Aku ingin terlihat cerah hari ini."
"Ah, Saya mengerti nona. Saya akan menyiapkannya untuk Anda."
Aktivitas pagi hari Nivea dan Seri kembali berjalan seperti biasanya. Setelah selesai bersiap-siap, keduanya pun berangkat menuju ke toko roti. Dan Nivea, lagi-lagi dirinya melewati sarapan bersama. Dia hanya meminum teh hangat yang selalu disediakan oleh Seri setiap pagi di atas nakas dalam kamarnya.
"Tuan Willy, apakah teman Anda jadi datang pagi ini?" tanya Nivea kepada sang kusir, setelah menapakkan kakinya turun dari kereta kudanya di depan toko.
Lelaki itupun sedikit membungkuk, menjawab pertanyaan nonanya. "Tentu nona. Tuan Gerry akan datang pagi ini. Saya juga sudah menjelaskan padanya tentang apa yang harus dilakukannya, nona."
"Ah, baiklah kalau begitu. Terima kasih tuan Willy, aku akan menunggu beliau."
Nivea melangkah memasuki tokonya, setelah mengitari jajaran meja pelanggan disana, dia bergegas menuju ke dapur.
"Selamat pagi Clara, David!"
"Selamat pagi nona." jawab keduanya hampir bersamaan.
"Nona, apakah meja ini sudah boleh dipindahkan ke tempat semula?" tanya David yang sedang berdiri sangat dekat dengan meja kayu segi empat, yang merupakan meja kerja bersama milik mereka.
"Ah, benar! Memang cukup sulit bekerja di sebelah sana. Pagi ini kenalan tuan Willy akan datang untuk memperbaiki atap yang bocor. Aku rasa memperbaikinya tidak memakan waktu yang lama. Karena posisi ruangan ini tidak berada di bawah kamarku. Ruang sebelah sini langsung mengarah ke langit."