Dengan sedikit membungkuk, lelaki yang ditanyai itu menjawab, "Yang mulia pangeran Edmund, nona."
Nivea membelalak, begitu juga Seri di balik tubuhnya tak kalah terkejut.
"Aku tak suka dia berada di rumahku, Seri."
"Sstt.. Anda bicara apa, nona? Orang lain bisa mendengar ucapan Anda."
"Aku tidak peduli, Seri! Lebih baik kepalaku dipenggal daripada harus berhubungan dengan orang itu."
Seri menunduk ketakutan mendengar kalimat itu. Gadis itu benar-benar khawatir akan keselamatan nonanya, jika ada seseorang yang mendengar lantas mengadukan ucapan nonanya kepada pihak kerajaan.
"Ah, kau sudah tiba, Nak."
"Tentu Ayah."
"Salam hormat, semoga keberkahan dan kebahagiaan mengalir untuk Anda, yang mulia pangeran." lanjutnya mengarah kepada pangeran Edmund.
"Selamat malam nona Nivea."
"Selamat malam pangeran." seraya duduk di sofa yang menghadap kepada duke Eduardo dan pangeran. Sementara Seri telah berjalan lurus menuju ke sisi paling dalam kediaman itu.