Dalam beberapa menit ke depan, akhirnya pertanyaan dalam benak Seri telah terjawab. Ketika seorang lelaki bertubuh tegap mengantarkan mereka sampai ke dalam. Terdengar lelaki itu sempat menyebut nama seorang penghuni kediaman itu, sebelum berlalu pergi meninggalkan mereka.
Dengan langkah anggunnya Nivea memasuki ruang tamu keluarga Lawrence, sembari kedua tangannya mengangkat sedikit bagian depan gaun hijau toscanya. Seri yang mengekori di balik tubuhnya, berusaha menyeimbangkan langkah.
Sedang Martha sudah berdiri di depan salah satu kursi tamu sejak beberapa menit lalu, saat dia menerima kabar dari seorang penjaga kediamannya bahwa Nivea datang dan ingin menemuinya.
"Selamat sore nona Martha."
"Ah, selamat sore Nona Nivea. Silahkan duduk." ucap Martha sambil sedikit membungkuk dan kemudian dirinya duduk pada kursi di balik tubuhnya.
Nivea pun mengangguk dan segera duduk, dengan Seri yang tetap berdiri di balik kursi Nivea.
"Terima kasih. Hmm.. Apa aku mengganggu waktu sore Anda?"
"Tidak nona Nivea. Tidak sama sekali." jawab Martha diiringi senyumnya.
Lalu pembicaraan mereka terjeda sesaat ketika pelayan keluarga Lawrence menyuguhkan dua cangkir teh hangat beserta biskuit di meja bundar yang ada di tengah-tengah mereka.
"Apa yang... bisa ku bantu sehingga Anda repot-repot datang kesini, nona?"
"Hmm.. Bagaimana mengatakannya ya.. Maaf aku tidak bermaksud menyinggungmu, tapi tolong katakan pada kakakmu...." Nivea menggantung kalimatnya, membuat Martha memberi ekspresi penasaran.