"Jadi begitu. Baiklah!"
Putri Nicole bergegas memberi salam kepada permaisuri dan beranjak pergi dengan seorang pelayan pribadi di balik tubuhnya. Gadis sederhana yang mengekorinya itu bernama Bella.
Beberapa menit kemudian sudah tampak kereta kuda khas milik keluarga kerajaan yang berjalan menuju ke arah barat daya, diiringi sebuah kereta kuda lainnya yang ditumpangi para pengawal, pelindung bagi perjalanan tuan putri kali ini.
"Apa penampilanku terlihat berlebihan, Bella?"
"Tentu tidak tuan putri. Anda telah mengenakan gaun yang cukup santai. Dan... gaun itu sama sekali tidak mengurangi kecantikan Anda."
"Benarkah?" tanya gadis cantik bermata biru itu.
"Tentu tuan putri!" jawab Bella dengan senyumnya yang sangat meyakinkan.
Beberapa menit ke depan, kedua kereta kuda yang beriringan itu telah sampai di tujuannya. Para kusir mengambil posisi yang paling baik untuk menurunkan para penumpangnya.
Pekerja lelaki dan perempuan yang sedang disibukkan dengan kegiatannya di kebun anggur itu, beberapa diantaranya menoleh ke arah datangnya kereta-kereta kuda itu. Dan salah satu dari mereka meneriakkan, "Yang mulia tuan putri datang!". Membuat semua pekerja disana menghentikan pekerjaannya dan kompak menoleh.
Dari tempat berdirinya mereka masing-masing, mereka sedikit membungkukkan badan sebagai bentuk hormatnya menyambut kehadiran sang tuan putri.
Putri Nicole tampak membalas salam hormat itu dengan lengkung senyuman indah yang tak luput dari wajahnya, mencoba memandang satu persatu pekerja yang dia lintasi dalam langkahnya memasuki area perkebunan anggur yang cukup luas itu.