"Huh! Akhirnya selesai juga. Ayo Se...... Ah! Kenapa hujan lagi?"
"Wah, itu cukup deras nona! Kita tidak mungkin kembali ke rumah sekarang. Tuan Willy akan kesulitan mengendalikan kudanya."
Nivea menghela nafas lantas menjatuhkan dirinya pada salah satu kursi pelanggan. Bertopang dagu memandang keluar jalan sana. Dan sebuah kejutan hadir di depan matanya.
Lelaki bertubuh tegap itu berlari menerobos hujan dan mendorong cepat pintu toko roti itu. Nivea dan Seri kompak bangkit dari duduknya dan menghampiri lelaki dengan kemeja biru itu di dekat pintu.
"Apa yang Anda lakukan hujan-hujan begini tuan Matias?"
"Aku sudah terlanjur berjalan kaki kesini, aku tidak menduga hujannya akan turun lagi."
"Tolong ambilkan handukku di lemari Seri!"
"Lemari? Di atas, nona?"
"Tentu Seri! Dimana lagi aku menaruh lemari pakaianku?!"
Pelayan pribadinya itu bergerak cepat menuju ke dapur dan langkahnya tertuju pada tangga di salah satu sudut sana. Dengan larian kecil dia menapaki tangga itu satu persatu, menjangkau lantai dua. Dimana selama ini Nivea menyimpan beberapa macam perlengkapan pribadinya disana.
"Duduklah dulu, aku akan membuatkan teh untukmu."