"Biasa ya Mel.. Kemarin kan aku ngga ketemu sama kopi moka kamu."
"Oke deh.. Donat mau?"
"Iya satu aja."
Aku meminta tolong pada Eka untuk menyiapkan satu donat berisi selai kacang, yang merupakan donat favorit Henry. Lalu tiba-tiba Henry menyela kegiatanku menyiapkan kopi pesanannya.
"Eh Mel, pake gelas plastik aja. Aku ngga minum disini. Donatnya juga dibungkus aja. Sory ya Mel.."
"Oh.. Iya ngga apa-apa. Santai aja.."
Eka juga mendengar apa yang diucapkan barusan oleh Henry, dia menaruh kembali piring cepernya dan sigap mengambil bungkusan kertas warna cokelat untuk menampung donat milik Henry. Sontak hadir dalam pikiranku, boleh juga si Henry ini.. Eka yang sudah lama berteman denganku saja, belum pernah mampir sekalipun ke rumahku. Sedangkan dia, yang belum lama mengenalku, sudah tahu persis di mana letak rumahku. Luar biasa..
Henry pergi meniggalkan kedai setelah membayar pada Rena di kasir dan menerima semua pesanannya dari tanganku.
"Makasih ya Mel.."
"Oke deh.. Sama-sama.."
"Oh iya, nanti siang kita makan bakso yuk! Aku usahain jam setengah dua belas sudah bisa keluar kantor. Oke?"