Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 4 - 5)

28 Desember 2023   12:05 Diperbarui: 28 Desember 2023   12:07 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Pagi ini rintik gerimis mengiringi perjalananku berangkat menuju ke kedai. Aku tidak mengenakan payung, aku hanya membawa payung lipat hijau di dalam tas selempang. Saat ini aku mengenakan jaket berwarna cokelat yang cukup tebal dilengkapi dengan topi kupluk di bagian atas jaket. Aku berjalan perlahan mencapai ujung jalan, sambil menunduk memperhatikan kondisi jalan yang mungkin saja berlubang dan meninggalkan genangan air. Aku tidak mau sepatu kets ku sampai basah tercebur ke genangan.

Satu bus kota melintas di depan mataku. Hmm.. itu bukanlah bus yang akan ku tumpangi. Aku menunggu lagi, meski sedikit merasa kedinginan. Lalu akhirnya bus kota yang ku tunggu telah tiba. Bus itu berhenti di hadapanku, dengan posisi pintunya yang tepat jatuh menghadap tempatku berdiri. "Ayo Neng.. Cepat-cepat..!" teriak si Abang kernet bus seraya menunggu ku hingga naik ke atas bus. "Lanjut Bang.." teriaknya kemudian memberi kode kepada pak sopir agar melanjutkan perjalanan.

Aku duduk tiga baris dari pintu depan. Ibu yang duduk di sisi pinggir mempersilahkanku untuk masuk ke dekat jendela, dia sudah mau turun katanya. Aku memandang ke luar jalan, menatapi rintik gerimis yang belum juga usai. Tanpa disadari oleh akal sehatku, tiba-tiba aku merindukannya. Aku terbawa oleh ingatan kala malam itu dia menyatakan cintanya padaku. Aku sangat merasa bersalah telah membuatnya menunggu selama ini.

Hari ini aku akan memberikan jawabanku untuknya.

Kondisi jalan raya sedikit tersendat, meski terbilang masih sangat pagi namun gerimis yang turun sejak subuh tadi telah mengakibatkan jalan yang berlubang tertutup oleh genangan air, sehingga semua pengendara harus memperlambat laju kendaraan mereka untuk berantisipasi.

Akhirnya aku dapat turun dari bus dengan selamat. Pak sopir telah mau bersabar menunggu langkahku yang harus perlahan-lahan menuruni dua anak tangga pada pintu bus, karena lantai bus terasa sangat licin akibat tapak sepatu penumpang yang basah hilir mudik keluar masuk dalam bus.

Aku selalu dapat menyeberang dengan mudah saat sepagi ini. Mobil motor yang melintas tersendat membuatku dapat dengan mudah menyeberang melewati celah-celah mereka. Celah antara mobil depan dan mobil di belakangnya. Setelah selamat sampai di seberang, aku berjalan kaki perlahan langsung menuju pintu samping kedai.

Tampak Mutia telah sampai lebih dulu dan sedang merapikan penampilannya di ruangan belakang. Aku segera membuka jaket cokelat yang tadi ku kenakan selama di perjalanan. Mutia menoleh sekejap ke arahku.

"Amel..! Cantik banget.." Mutia tertawa girang memandang model rambut baruku.

"Ah, jangan gitu. Masa baru tahu aku cantik. Hahaha" aku menanggapi komentar Mutia sambil mengibas-ngibaskan jaketku yang masih terasa agak basah akibat gerimis.

"Bagus deh Mel.. Serius.. Ngga dari kemarin-kemarin aja kamu potong gitu."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun