"Hah? Henry?"
"Nah, betul. Henry."
Astaga.. aku baru memberikan alamat lengkapku tadi siang, sekarang dia sudah muncul di teras rumahku. Aku buru-buru saja ke depan, ingin memastikan apa betul Henry yang ada di teras. Dan ternyata, tidak salah lagi. Dia sedang berdiri memegangi helm birunya, menunduk menungguku datang dari dalam.
"Mas, untung ngga nyasar, sudah gelap gini." aku menyapanya seraya tersenyum simpul dan mempersilahkannya untuk duduk di kursi teras kami. Dia meletakkan helm miliknya di lantai, di samping kakinya. Aku pun menawarkan minuman untuknya.
"Kopi apa teh?"
"Air putih aja Mel.."
"Serius...?"
Henry mengangguk mengiyakan bahwa dia hanya ingin minum air mineral saja. Mungkin dia tahu seharian tadi aku sudah sibuk membuat kopi di kedai, jadi dia tidak mau merepotkanku lagi sekarang. Aku sigap mengambilkan sebotol air mineral dingin dengan satu buah gelas beling kosong. Lalu kemudian kembali ke teras dengan membopongnya.
"Ayo minum dulu. Tadi di depan masih macet kan?"
"Iya, lumayan juga macet ngga kelar-kelar." seraya menuangkan air mineral dari botol ke dalam gelasnya lalu menenggaknya. Tiba-tiba Mama muncul dari dalam, membawakan setoples kue putri salju.
"Ini lho Mel, kok temennya dikasih air aja.." Mama tersenyum pada Henry dan berlalu kembali ke dalam. Sedang aku telah menerima setoples kue dari tangan Mama.