"kenapa tidak minta untuk di antarkan? ya jam segini memang masih ramai,tapi nanti kamu selesai jam berapa dan itu pasti sudah sepi,Arum" jawab Dipta di pesannya.
Harumi terkekeh melihat sifat cerewet Dipta kembali keluar "tidak usah khawatir,aku baik-baik saja" tulis Harumi
Di rumahnya,Dipta berdecak kesal dengan sahabatnya itu, kemudian sebuah pesan baru masuk ke ponselnya disana tertera nama Jiana,ada apa pikirnya.
"Dip,lagi sibuk ga? bisa temenin aku pergi beli barang sebentar gak? soalnya sopir ku lagi ga ada" tulis Jiana
Dipta menghembuskan nafas,lalu mengetik sesuatu disana "iya, sebentar aku siap-siap ke sana" balasnya.
"siapa kalian? kenapa mengikuti aku?" pekiknya, kemudian tanpa berkata lagi Harumi berlari sekuatnya untuk menghindari kedua orang itu
Harumi terus berlari namun akhirnya kelelahan,dan ia berhenti sembari bersembunyi di balik tong sampah,ia segera merogoh kantong celananya untuk mengambil ponsel
"Dip.. "tolongin aku... "aku takut...
"Dip mereka ngikutin aku... "aku takut Dip,takut...
Begitulah isi pesan yang ia kirimkan kepada Dipta,namun tidak mendapatkan balasan dari Sadipta. Harumi tergesa-gesa ingin keluar dari persembunyiannya dan lanjut ingin berlari. Namun,tenaga Harumi yang sudah terkuras membuat ia berlari sangat pelan. Alhasil kedua orang tadi bisa menangkapnya.
Harumi duduk sendirian di ruang gelap, takut dan hancur karena peristiwa mengerikan yang baru saja terjadi. Tubuhnya bergetar dan hatinya dipenuhi oleh rasa malu dan penderitaan. Dia mencoba mengingat setiap detail kejadian itu, saat dirinya menjadi korban pemerkosaan yang brutal. Harumi berharap ini adalah sebuah mimpi buruk dimana ia akan segera bangun dari tidurnya. Namun itu hanya harapannya,harapan Harumi dalam ruangan gelap gulita,hanya menyisakan dirinya sendiri.