Dengan perasaan kesal, Harumi berjalan melewati keduanya,namun lagi-lagi mereka tidak menyadari kehadiran Harumi mereka asik bercanda.
keinginannya. Ini seharusnya bukan suatu hal yang harus ia tangisi. Harumi mengusap air matanya lagi,ia menghembuskan nafas sepelan mungkin entah kenapa butiran air itu tidak berhenti mengalir dari mata indahnya. Tapi sejenak Harumi berfikir,tidak salahkan kalau ia hanya ingin menangis?
"hei,kenapa menangis?" tanya seseorang
Harumi menengok dan ternyata itu adalah Rafa. Namun Harumi tidak menghiraukannya,ia hanya diam sambil memalingkan wajahnya.
"jutek amat sih" lanjut Rafa
Lagi-lagi Harumi tidak menjawabnya,hal itu pun membuat Rafa berdecak kesal. Kemudian ia meninggalkan Harumi sendiri. Baru kali ini ada perempuan yang bersikap begitu ke Rafa,biasanya para perempuan itu mengejar-ngejar Rafa. Rafa pun penasaran,siapa gadis itu?
Harumi sudah sampai dirumahnya, seperti tidak ada semangatnya ia menaiki anak tangga rumahnya dengan gontai menuju kamarnya. Tidak ada seorang pun dirumah karena ayah dan ibunya sedang bekerja. Sesampainya di kamar Harumi segera membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di kasur yang bermotif bulan dan bintang. Segera ia mengecek ponselnya dan melihat beberapa pesan disana
"hm,malam ini badminton lagi" gumamnya
Baru hendak mengejamkan mata, ponselnya kembali berdenting, menandakan sebuah pesan masukÂ
Arum pun pergi keluar,ia memilih untuk berjalan kaki karena jam segitu orang-orang masih berlalu-lalang ya masih ramai. Ia berjalan kaki melewati beberapa gang sepi,namun tidak ada ketakutan dirinya,ia berjalan sambil bersenandung ria. Ponselnya kembali berdenting menandakan sebuah pesan masuk, ternyata Dipta pengirimnya
"kamu dimana? tadi aku liat keluar rumah sendirian jalan kaki" tulisnya "aku mau badminton,di tempat biasa" balas Arumi