Mohon tunggu...
Hallo SobatKampus
Hallo SobatKampus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semangat yaa!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Layu yang Abadi

23 Desember 2024   09:21 Diperbarui: 23 Desember 2024   09:21 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"kayaknya aku bakal ambil eskul renang deh,karena ya memang suka renang dan kalian tahu itu" kekeh Shyla. "kalo kalian apa?" Tanya Shyla lagi

"aku kayaknya tetap di badminton deh" ujar Harumi 

dambakan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Meskipun terkadang selalu berganti entah ingin menjadi hakim,pengusaha,dokter,seorang akuntan,atau yang lainnya. Di meja itu terdapat beberapa foto Harumi yang sedang karnaval dengan mengenakan baju guru,ia pun tersenyum melihatnya. Harumi memiliki banyak sekali mimpi dan tidak pernah menyesal karena telah memiliki banyak mimpi. Selagi masih bisa bermimpi dan berusaha untuk mewujudkan mimpi,kenapa tidak? Iya kan?.

Namun seketika senyumnya kembali mengembang,melihat sosok gadis di depannya itu tersenyu riang "sepertinya salah satu bakat yang tak pernah aku tunjukkan pada orang lain adalah memendam perasaan. Bahkan hingga akhir,dirinya tidak akan menyadari bahwa aku telah menaruh hati" ujarnya.

Setelah selesai family time,Harumi masuk ke kamarnya. Dia meraih ponselnya yang berada di dekat meja samping kasurnya,disana ia mengotak atik ponselnya dan sedetik kemudian tersenyum. Ia melihat ada foto Harumi kecil bersama Dipta di depan pagar rumah Dipta,seingatnya itu adalah foto waktu ia dan Dipta berumur 10 tahun dan foto itu diambil langsung oleh Ayahnya Dipta.

"udah,jangan sedih,kan ada aku dan Shyla,keluarga kita juga keluarga kamu Dip,jadi jangan pernah merasa sendiri ya" ujar Harumi

"iya Dip,kita ini sahabat,jadi kamu gaboleh merasa sendiri" sahut Shyla Dipta mengaangguk dan tersenyum.

Hari semakin sore,ketiganya mulai beranjak untuk pulang. Setelah pulang Harumi segera membersihkan diri. Setelah membersihkan diri,iya duduk di kursi dekat meja belajarnya,tiba-tiba terbesit nama Dipta di kepalanya. "Dip,aku suka kamu. Tapi kamu bisa ga merasakan apa yang aku rasa tanpa aku bilang" gumamnya. Harumi kemudian membuka ponselnya,dan membuka aplikasi instagram,dilihatnya akun Dipta yang berisikan foto-foto keren dan tampan laki-laki itu.

"Dipta,kamu itu tampan meskipun tengil" kekeh Harumi.

Meletakkan ponselnya,Harumi pergi ke luar balkon kamarnya,cuaca cukup cerah malam ini. Harumi melihat bulan begitu indah didampingi bintang-bintang yang bercahaya. Namun ada satu bintang yang tidak dekat dengan bulan itu,ia seakan menjauh dari bulan.

"jika diibaratkan,Dipta adalah bulan yang indah seperti di atas sana,yang bintang-bintang itu merupakan para perempuan pengagum Dipta. Dan bintang yang di pojok sana adalah aku,yang hanya mengagumi Dipta dari kejauhan meskipun aku juga bintang yang dekat dengannya" gumam Harumi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun