Nunik begitu terpesona kala Rudie datang menyambanginya. Lebih terpesona lagi dengan tas di tangan Rudie.
“Apaan sih isinya, Yang?” keinginan Rudie untuk melihat isi tas sudah muncul sejak Nyonya Besar menitipkan tas itu kepadanya. Namun sayang, tas itu dikunci gembok kecil berbentuk hati. Dan kuncinya, entah bagaimana bisa ada di tangan Nunik.
“Ahh, mau tau aja kamu itu,” Nunik mengedipkan sebelah mata. Duduk di sofa mewah, berusaha membuka gembok. Rudie mengambil posisi di kanan Nunik.
Baru saja kunci gembok terlepas, dan kancing tas sedikit terbuka, sesuatu dengan cepat keluar dari dalam tas. Ular tanah. Ular berwarna hitam itu dengan cepat menyambar punggung tangan Nunik.
Nunik terpekik, begitu juga Rudie yang kaget setengah mati. Di saat keduanya kalang kabut, ular berbisa mematikan itu meluncur mencari jalan keluar, meninggalkan Nunik yang tiba-tiba ambruk dan Rudie yang panik menyeru-nyeru nama gadis pujaannya.
***
Jumat, jam 2.57 – siang.
Halaman belakang rumah keluarga mendiang Hary, di dekat gudang tua di samping kolam besar tak terurus.
Nyaris saja sosok itu tidak bisa dikenali, sosok Doni yang begitu berubah drastis, dua hari semenjak kematian misterius orang yang ia sayangi melebihi apa pun. Tragedi itu telah memutar balik akal pikiran pria yang sesungguhnya gagah bersahaja tersebut.