Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penderitaan sebagai Inti Eksistensi

18 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:00 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penderitaan dapat diakhiri dengan menghapuskan keinginan.

Jalan menuju akhir penderitaan adalah melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan (Eightfold Path).

Dimensi filosofis: Penderitaan adalah hasil dari kondisi mental dan karma, bukan sesuatu yang berasal dari kekuatan luar.

Dimensi ontologis: Penderitaan adalah bagian dari sifat sementara (anicca) dari segala sesuatu.

3. Atheisme

Atheisme memahami penderitaan dalam kerangka naturalistik sebagai hasil dari hukum alam, evolusi, atau kondisi sosial.

Dimensi evolusioner: Penderitaan fisik dan emosional adalah mekanisme biologis yang berfungsi untuk kelangsungan hidup.

Dimensi sosial: Banyak penderitaan manusia berasal dari struktur sosial yang tidak adil atau kebijakan yang salah, bukan dari intervensi supranatural.

Dimensi eksistensial: Penderitaan tidak memiliki makna intrinsik tetapi dapat diberi makna oleh manusia itu sendiri.

II. Strategi untuk Mengatasi Penderitaan

1. Islam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun