Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penderitaan sebagai Inti Eksistensi

18 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:00 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterlemparan dalam Kehidupan: Sartre menyatakan bahwa manusia "terlempar" ke dalam dunia tanpa tujuan yang telah ditentukan, dan penderitaan adalah bagian inheren dari situasi ini.

Pemberontakan Melawan Absurditas: Camus, dalam Mitos Sisifus, menekankan bahwa kehidupan mungkin tidak memiliki makna objektif, tetapi manusia dapat menciptakan maknanya sendiri meskipun dihadapkan pada penderitaan yang tampak sia-sia.

Pendekatan eksistensial ini mendorong manusia untuk menerima absurditas kehidupan, termasuk penderitaan, dan menemukan kebebasan dalam tanggung jawab untuk menciptakan makna.

5. Penderitaan dan Kemajuan Ilmiah

Salah satu keunggulan atheisme adalah fokusnya pada solusi praktis yang berbasis sains dan teknologi untuk mengurangi penderitaan. Contohnya:

Medis: Penelitian medis telah memungkinkan manusia untuk mengurangi rasa sakit fisik melalui obat-obatan, terapi, dan teknologi.

Psikologi: Pemahaman tentang mekanisme mental dan emosi memungkinkan manusia untuk mengatasi penderitaan mental melalui terapi kognitif, mindfulness, dan intervensi lainnya.

Sosial: Kebijakan berbasis bukti yang mengurangi kemiskinan, ketidakadilan, dan konflik dapat mengurangi penderitaan secara kolektif.

Atheisme menekankan pentingnya memanfaatkan pengetahuan ilmiah untuk menciptakan dunia yang lebih baik, tanpa bergantung pada harapan akan mukjizat atau intervensi ilahi.

6. Mengisi Kekosongan: Menuju Pijakan yang Terkodifikasi

Salah satu kritik terhadap atheisme adalah ketiadaan sistem etika yang terstruktur dan terkodifikasi untuk menangani penderitaan. Untuk mengatasi kekosongan ini, atheisme modern mulai mengembangkan kerangka moral yang lebih sistematis, misalnya:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun