Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penderitaan sebagai Inti Eksistensi

18 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:00 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekularisme Progresif: Menekankan nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Humanisme Sekuler: Mengajukan visi dunia yang berpusat pada kemanusiaan, di mana kebahagiaan individu dan kolektif menjadi prioritas utama.

Humanisme sekuler menawarkan panduan praktis dan terstruktur dalam menghadapi penderitaan, seperti yang tercermin dalam Humanist Manifesto yang menyatakan:

"Kami bertujuan untuk membangun dunia yang lebih baik melalui alasan, sains, dan kreativitas manusia. Kami menolak dogma yang menghambat kebebasan berpikir dan bertindak, dan kami mendukung kebijakan yang mengurangi penderitaan dan meningkatkan kesejahteraan."

7. Tanggung Jawab Tanpa Tuhan

Atheisme, dengan pendekatannya yang rasional dan humanis, menempatkan tanggung jawab untuk memahami dan mengatasi penderitaan sepenuhnya di tangan manusia. Tanpa klaim metafisik tentang makna atau tujuan kosmis, atheisme mendorong manusia untuk:

Memahami penderitaan melalui ilmu pengetahuan.

Mengembangkan solusi praktis yang berbasis data.

Menciptakan makna dan kebahagiaan secara individual maupun kolektif.

Dalam pandangan atheisme, penderitaan adalah tantangan yang, meskipun tak terhindarkan, dapat dikelola dan diatasi melalui usaha manusia yang terorganisasi. Perspektif ini menawarkan kebebasan dan tanggung jawab yang unik, sekaligus menuntut komitmen manusia untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Studi Komparatif: Perspektif Islam, Buddhisme, dan Atheisme tentang Penderitaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun