Sekularisme Progresif: Menekankan nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Humanisme Sekuler: Mengajukan visi dunia yang berpusat pada kemanusiaan, di mana kebahagiaan individu dan kolektif menjadi prioritas utama.
Humanisme sekuler menawarkan panduan praktis dan terstruktur dalam menghadapi penderitaan, seperti yang tercermin dalam Humanist Manifesto yang menyatakan:
"Kami bertujuan untuk membangun dunia yang lebih baik melalui alasan, sains, dan kreativitas manusia. Kami menolak dogma yang menghambat kebebasan berpikir dan bertindak, dan kami mendukung kebijakan yang mengurangi penderitaan dan meningkatkan kesejahteraan."
7. Tanggung Jawab Tanpa Tuhan
Atheisme, dengan pendekatannya yang rasional dan humanis, menempatkan tanggung jawab untuk memahami dan mengatasi penderitaan sepenuhnya di tangan manusia. Tanpa klaim metafisik tentang makna atau tujuan kosmis, atheisme mendorong manusia untuk:
Memahami penderitaan melalui ilmu pengetahuan.
Mengembangkan solusi praktis yang berbasis data.
Menciptakan makna dan kebahagiaan secara individual maupun kolektif.
Dalam pandangan atheisme, penderitaan adalah tantangan yang, meskipun tak terhindarkan, dapat dikelola dan diatasi melalui usaha manusia yang terorganisasi. Perspektif ini menawarkan kebebasan dan tanggung jawab yang unik, sekaligus menuntut komitmen manusia untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Studi Komparatif: Perspektif Islam, Buddhisme, dan Atheisme tentang Penderitaan