" Minta tolong apa , mbak ? "
" Bisa anterin saya ke rumah yang ada di sana , mas ? " jemarinya lentik menunjuk rumah sederhana yang berada jauh dari mereka .
" Oh bisa , mbak , silahkan . " Ade kembali menaiki sepeda motornya dan wanita itu duduk menyamping di atas jok .
Jalan yang ia lewati begitu mulus tak seperti biasanya , agak berbatu dan licin . Ade tak mau berpikir macam - macam . Sekarang ia sedang konsentrasi pada sepeda motornya . Berasa kejatuhan buah durian , wanita yang diboncengnya cantik parasnya dan mempunyai lekuk tubuh yang menggoda , sehingga ia lupa pada tujuan awalnya .
Tibalah mereka berdua di rumah tersebut .
" Ayo mas , mampir dulu . " ajak sang wanita .
" Ya , mbak . "Â Ade langsung masuk begitu wanita sudah membuka pintu rumahnya .
Ade tak kuasa menolak ajakan sang wanita , ia membiarkan dirinya menuruti apa yang diperintahkan wanita itu .
" Silakan duduk mas . " ujar wanita itu smabil meletakkan tas gendongnya di atas meja . Ade menarik kursi yang berada dalam meja makan tersebut .
Wanita itu masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti baju . Sementara itu , Ade duduk sambil memandangi ruang itu . Tak terlalu besar , hanya memuat sebuah televisi 21 inch , meja makan , sebuah kamar tidur dan kamar mandi , terakhir ruang dapur , cukup sederhana .
Tak sampai 5 menit , wanita itu sudah berdiri di hadapannya . Ia mengenakan piyama dan celana pendek berwarna hijau muda , kontras sekali dengan warna kulitnya putih merona , membuat penampilannya begitu anggun .