Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penunggu Jalan Angker

23 Januari 2015   21:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepala Ijan bergerak sendiri ke belakang . Alangkah terkejutnya , sosok gaib dengan air muka pucat , bola mata yang hanya terlihat putih nya saja dan rambut panjang kusut menatap garang pada mereka . Rasa takut sudah membuncah di dada  , akhirnya mereka berdua pingsan di tempat itu , sembari kuntilanak itu pergi membiarkan mereka tergeletak tak sadarkan diri .

Pak Harjo akan berangkat ke ladangnya . Diliriknya jam dinding yang terpampang di sana , 06 .30 . Ini lebih cepat dari biasanya . Usai dihabiskannya sarapan nasi putih dan telur dadar , lalu ia berpamitan pada istrinya .

" Bapak pergi ya , bu ! " kata pak Harjo .

" Ya , hati - hati di jalan , Pak . " balas sang istri .

Pak Harjo mengambil capingnya dan diletakkan di atas kepalanya sambil memanggul cangkul di pundak. Ia sudah siap bergulat denagn tanah kering di bawah sengatan panas matahari .

Sembari berjalan , ia menghabiskan waktunya , bersiul dan bersenandung kecil untuk mengisi kesunyian pagi di jalan itu . Dari kejauhan , ia mengamati sesuatu yang tergeletak di atas tanah , di sana .

" Apa itu ? " Pak Harjo menyipitkan matanya , terus berjalan mendekat . Mendekati sesuatu yang mengusik rasa penasarannya itu .

" Astaga ! ini kan ... " rasa penasarannya kini sudah terjawab . Kini , rona wajahnya berganti kepanikan .

" TOLONG ! TOLONG ! ADA ORANG PINGSAN ! TOLONG ! " suaranya kini berkumandang , mengundang warga yang bermukim di sana untuk mendatangi sumber suara itu . Tak terkecuali , yang kebetulan melintasi jalan itu .

Tak butuh waktu lama , Para warga sudah berbondong - bondong mengerubungi Pak Harjo .

" Inikan Ijan & Jono ?! Kenapa mereka bisa ada di sini ?! " tanya salah satu warga dalam kerumunan itu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun