" Wajah saya tidak ada . " sahut lelaki itu sambil membalikkan badannya .
Belum hilang rasa shock bertemu dengan kuntilanak , dirinya harus bertemu dengan makhluk halus berwajah rata . Habis jatuh tertimpa tangga , kesialan yang dialaminya seperti tiada habisnya . Bibirnya kelu tak sanggup mengeluarkan kata - kata untuk mengekspresikan kengerian yang mengelilinginya . Ingin sekali beranjak dari sana , kakinya membeku , seluruh sendi - sendinya mati . Tak satu gerakan pun bisa ia lakukan . Kaku .
Bola matanya melirik lagi sosok kuntilanak yang mengejar kini sudah ada di belakangnya . Tersirat rasa puas , bisa bertemu dengan 'mangsa'nya lagi . Kuntilanak itu tersenyum ngeri , sekarang ia terkepung . Ade hanya bisa terkencing - kencing menahan ketakutan yang kini berkali - kali lipat di dadanya .
" Aaaaaaaaaaaaaa .... " pekiknya meledak dan tubuhnya ambruk di atas tanah .
Paginya , Aldo sedang mengayuh sepeda onthelnya menuju ke sawah . Ia terperanjat melihat temannya , Ade , tertelungkup di atas tanah .
" De ?! Bangun , De ! " jeritnya sambil menepuk pipi kiri dan kanan temannya , namun ia tak kunjung sadarkan diri .
Kemudian , Aldo dan satu orang yang dijumpainya , memapah Ade menuju rumahnya yang berjarak 300 meter dari jalan itu .
Tiba di rumahnya , ibunya histeris mendapati anaknya tak sadarkan diri . Aldo menyuruh ibunya Ade membawa air hangat dalam baskom beserta kain kompres karena Aldo merasakan badan Ade yang begitu dingin karena tergeletak di jalan semalaman .
Rina yang mengetahui abangnya sudah berada di rumah , mendatangi abangnya yang masih pingsan diletakkan di ats sofa ruang tamu . Ibunya sedang mengompres kening dan leher anaknya berulang kali sampai ia siuman .
Sudah 5 menit berlalu dan akhirnya Ade sadarkan diri .
" SETAN ! SETAN ! " Ade memekik keras melihat kuntilanak yang dijumpainya tadi malam berada di belakang ibunya .