Pikirannya kalut . Ia tak tahu lagi bagaimana caranya meloloskan diri makhluk itu . Tak sengaja , Hembusan angin malam membuat jendela yang berada di samping pintu terbuka lebar . Ia tak ingin menyiakan kesempatan itu langsung menaiki jendela dan melompat keluar .
Di luar , Ade masih berlari - lari pontang panting . Rumah sederhana itu menghilang sekejap mata memandang . Yang ada hanya hamparan kebun singkong yang menjulang tinggi dan ia berada di dalamnya . Ade masih terus berlari kocar - kacir , menghindar dari kejaran makhluk halus itu . Ia tak memperdulikan di mana ia letakkan sepeda motornya , bisakeluar hidup - hidup dari kebun itu sajasudah suatu keajaiban .
" Hihiihiiiiii ...." suara cekikikan itu masih saja terdengar sedangkan Ade masih bergumul , menerobos kerasnya batang singkong yang menghantam tangan dan badannya . Rasa sakit di tubuhnya sudah menjelma menjadi kekalutan tiada banding , hanya Ade yang bisa merasakannya .
" Tolong ! tolong ! " Ade menjerit barangkali ada seseorang yang tengah berjalan mendengar suaranya dan berniat menolongnya .
Ade sudah keluar dari kebun itu . Napasnya tersengal , keringat dingin mengucur deras dari dahinya , matanya nanar menatap sekitarnya , remang - remang . Matanya tak sengaja tertuju pada sosok laki - laki yang sedang berjalan membelakanginya .
" Hey , tungggu ! " senggaknya sambil berjalan menghampiri sosok itu .
" Apa kau tahu di mana jalan menuju Desa Karang Sari ? " tanya Ade pada lelaki itu .
" Saya tidak tahu . " singkatnya .
" Kau tidak punya sopan santun ya ?! Kalau ditanya, wajahmu menghadap ke orang yang menanya dong , bukan malah membelakangi . " senggak Ade .
" Maaf bang , bukannya saya tidak sopan , tapi ... "
" Tapi apa ?! " senggaknya lagi .