Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penunggu Jalan Angker

23 Januari 2015   21:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ade makin penasaran dengan apa yang hendak dikatakan Wina dan berharap bisa mendapatkan jawaban tepat dari dirinya .

" Sekarang dia berada di hadapanmu ... " Wina menunjukkan seringainya yang menyeramkan itu .

Ade terlonjak mendengar jawaban Wina . Ia tak menduga kalau korban pemerkosaan dan pembunuhan yang diceritakannya kini ada di hadapannya . Saat ia kembali melihat makanannya , secara gaib , nasi , lauk - pauk , dan sayuran di piring sekejap berubah menjadi tanah hitam , batu kerikil dan sekumpulan cacing yang menggeliat di dalam tanah itu . Sadar makanan yang ia makan t'lah berubah , Ade mulai merasakan mual - mual. Ia tak bisa membayangkan kenapa ia bisa memasukkan benda menjijikkan itu ke dalam perutnya . Ade memukul - mukul perutnya supaya makanan yang ia makan keluar , namun usaha percuma .

Dilihatnya , air minum dalam gelas itu juga berubah menjadi darah berbau amis yang menyengat penciumannya . Ade terbatuk - batuk dan mengeluarkan muntahan kerikil , tanah , dan cacing yang masih menggeliat geli . Ade menangis sejadinya , mengutuki diri kenapa ia terpedaya oleh ajakan wanita tersebut .

Melihat Ade yang kewalahan , Wina tertunduk dan tertawa terbahak - bahak , suara tawanya membuat nyali Ade semakin menciut .

" HAHAHAHAHAHAAAA "

Wina mendongakkan wajahnya , tak terlihat lagi paras wajah cantik dan ayu , sekarang yang ada kulit wajah yang sudah membusuk dan mengelupas serta bola mata yang hanya terlihat bagian putihnya saja .

" Mau kemana kau ?!! " desisnya dari bibir pucat itu .

Ade bangkit dan beralih menuju pintu keluar . Terkunci . Dia menggedor - gedor dan menobrak pintu , berharap ia tak ingin berlama - lama tinggal bersama makhluk yang menyeramkan itu .

" BUKA ! BUKAAA!!! "Ade menjerit , tangannya tak henti - henti memukul pintu . Sementara itu , makhluk menyeramkan itu sudah semakin mendekat , terus mendekat . Ia melayang sambil memberikan seringai lebar pada Ade .

" Mau kemana , bang ?!!Temani adek di sini . Adek kesepian ... Hihihiiiii !! "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun