" Inikah jalan yang angker itu ? Biasa saja , tidak ada yang menyeramkan di sini . " Ade membatin sambil memperhatikan keadaan jalan yang gelap gulita tanpa lampu jalan . Di sebelah kiri ditumbuhi pohon - pohon pisang berbuah lebat dan di kanannya pohon - pohon singkong menjulanghampir 2,5 meter .
Setelah puas memandanginya , Ade menambah kecepatan sepeda motornya . Tak ada makhlus halus . Tak ada perasaan merinding . Ia melewati jalan itu dengan ringan , tanpa dibebani rasa takut . Yang ada di pikirannya hanya Indah , pacarnya dan taruhan yang kini sudah ia menangkan , hasilnya akan dia tagih esok kepada Aldo dan teman - temannya .
" Loe gak digangguin sama penunggu jalan itu , De ? " tanya Aldo yang setengah tak percaya dengan apa yang diutarakan Ade .
" Yaelah . Udah gua bilangin itu jalan gak ada apa - apa . Setan yang loe bilang kayak kuntilanak itu bohongan , cuma isapan jempol aja . " Ade mengejek teman - teman yang terlihat kebingungan .
" Serius lu , De ?! " tanya Andre , sekali lagi .
" Gak usah buang - buang waktu , sini , mana janji kalian ?! " Ade mengulurkan tangannya pada Aldo dan teman - temannya .
Aldo memandang ke arah teman - temannya & teman - temannya juga membalas pandang pada Aldo .
" Udah gua bilang , Do . Jangan taruhan , ini malah taruhan . Lihat deh jadi kalah kita kan . " Andre berkata dengan perasaan dongkol pada Aldo .
" Ya gua juga gak nyangka , bro . Di luar dugaan . Mungkin si Ade pake jimat makanya tuh setah gak nongol . " kilah Aldo , membela diri .
" Ya udah sini uang lu pada . " sambung Aldo sambil menagih uang temannya .
" Nih . " Andre menyerahkan uangnya pada Aldo disusul oleh Rian .