Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penunggu Jalan Angker

23 Januari 2015   21:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ade mengamati sejenak apa yang ada di dalam rumah itu . Seperti yang dilihat dilihatnya tadi , tak ada barang berharga yang dijumpainya , barangkali hanya TV 21 inch yang berada di ruang tamu .

" Tak ada . " jawab Ade singkat .

" Kau tahu , tentang berita seorang gadis yang diperkosa , dibunuh , dan mayatnya dibuang ke kebun pisang ? "

" Berita itu , kejadian dua bulan lalu kan ? "

" Ya , tepat sekali . Kau tahu ceritanya ?  " Ade mengangguk pelan .

" Tentu saja , biar kuceritakan . Waktu itu , dia baru saja pulang malam dari tempat kerjanya di sebuah supermarket . Suasana jalan sangat sunyi , gelap , tak ada satu pun penerangan yang bisa dijadikan penuntun , hanya saja keberuntungan berpihak padanya , sinar bulan purnamamembuat jalan itu menjadi sedikit terlihat .

Namun ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang dikuntit karena ia fokus dengan jalan samar - samar tersebut . Mereka berjumlah 5 lima orang dan salah satunya berhasil membekap gadis itu dan menyeretnya ke dalam kebun pisang yang ada di sana . Ia menjerit dan berusaha melakukan perlawanan dengan mengigit tangan penculik itu , tapi sama sekali tak berguna . Nafsu birahi mereka sudah di atas ubun - ubun . Ketika mereka sudah menemukan tempat yang cocok , mereka mulai memegangi kedua tangan dan kaki dan di situlah awal perbuatan bejad mereka lampiaskan . Dia hanya bisa menangis , menyesal dalam cengkraman birahi para pemerkosa itu .

Usai menuntaskan nafsu , mereka membantainya bergiliran dengan maksud menghilangkan jejak dan membuang mayatnya ke kebun pisang yang berada di seberang jalan . Keesokan paginya , salah satu warga melihat ada ceceran darah yang mengarah ke kebun pisang , dia penasaran dan mengikuti jejak itu dan menemukan mayat seorang wanita yang tewas secara mengenaskan . " ungkap Wina dengan tatapan nanar pada Ade .

Ade hanya menyimak cerita Wina dengan antusias . Di balik itu semua , degupan jantung muai berdetak kencang antara marah , benci dan kesal , mendengar seorang wanita yang diperkosa dan dibunuh secara keji , membuatnya tak habis pikir kenapa ada orang - orang yang berbuat setega itu dan berharap polisi yang menangani kasus tersebut bisa memberikan hukuman setimpal bagi para pemerkosa itu .

" Tunggu dulu , kenapa kau bisa mengetahui detil - detil cerita pembunuhan tersebut ? " sela Ade .

" Karena ... " Wina menggantung omongannya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun