" Elo Mat ? "
" Gua gak bawa uang , Do , duluankanlah pake uangmu . " ujar Rahmat .
" Oooh , habis deh nih duit . " Aldo juga mengeluarkan uang 50 ribu dari dalam dompetnya dan digabungkan dengan uang teman - temannya .
" Nih . " Aldo menyerahkan uang itu pada Ade .
" Nah , gitu donk . Sering - sering ya buat taruh kayak gini . Lumayan buat ngajak jalan pacar gue ke kota . Kalau begitu , gua cabut dulu ya . " Ade menjauh , membiarkan teman - temannya termangu di sana sambil tangannya memegang uang 200 ribu , sungguh senang perasaannya hari ini .
Malam ini , Ade sudah bersiap malam ini untuk mengajak pacarnya belanja ke kota . Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam , itu mengalahkan semua perasaan senang di pikirannya . Yang penting ia bisa keluar bersama pacarnya .
Hanya saja ada yang berbeda . Kesunyian , keheningan begitu pekat dan mencekam . Itu terlihat tak ada satu pun orang yang keluar malam ini . Pikirannya juga berkata demikian . Tapi keinginan yang kuat mengalahkan keraguan yang ada di hatinya , ia tetap bertekad untuk pergi malam ini . Tak peduli apa yang akan terjadi .
Ade juga berjaga - jaga dengan mengendarai sepeda motornya dengan sangat pelan , serta merta matanya juga was - was mengamati apapun yang ada sekitarnya . Dari kejauhan , sorot lampu sepeda motornya , menangkap bayangan seseorang . Bayangan itu terlihat seperti melambai - lambaikan tangan padanya . Ade yang tak yakin dengan apa yang dilihatnya , coba mendatangi pemilik tangan melambai tersebut .
Rupanya pemilik tangan itu adalah seorang wanita . Rambut hitam legam terurai melewati bahu . Bola mata jernih , sedikit sayu memandang kedatangan Ade .
" em-mbak , memanggil saya ? " tanya sedikit gugup .
" Ya mas , Bisa saya minta tolong ? " balasnya lembut terucap dari bibi merah merekah itu .