Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Semuanya yang bersamaku sedang ribut menolong Finka yang di akhir hayatnya, Luna dan Lena juga membantu memberhentikan pendarahan.

            "Lina... siapa mereka?" Aku melirik wajah Lina, Lina wajahnya ternganga ketakutan, nafasnya terdengar jelas.

             "Ini... ini seperti kejadian waktu, waktu dimana kami bertiga terbunuh." Lina menatapku, aku tak menyangka mereka akan melakukan itu, "Sepertinya mereka kesini karena semua kejadian ini, diantara mereka ada yang mempunyai ilmu yang bisa merasakan suatu kejadian yang buruk."

            "HAI NAK! KEMARILAH! KAMI DATANG UNTUK MENYELAMATKAN KALIAN!"  Salah satu dari mereka berteriak, mereka terus berteriak bahwa mereka akan menyelamatkan kita.

            "Jangan...jangan kesana...itu hanyalah jebakan, percayalah kepadaku." Lina berbicara ke semua yang mengikutiku, "Sebaiknya kita segera masuk, sebelum mereka benar benar melihat kita."

            "Bukankah kalian sangat kuat bahkan seharusnya kalian bisa membasmi mereka." Azfa melihat ke arah mereka bertiga.

            "Sepertinya kutukan kami sudah hancur, kutukan kami berasal dari amarah dan kebencian kami kepada pribumi, sekarang kami hanya memiliki bentuk seperti manusia biasa." Luna menjelaskan semuanya dengan singkat.

            Aku melirik ke arah Luna dan Lena bagaimana keadaan Finka, Mereka menggelengkan kepalanya dan menunduk, Finka sudah tak terselamatkan. Satu lagi kejadian buruk terjadi, mungkin akan banyak lagi kejadian buruk karena kami belum keluar dari lantai bawah ini.

            Danu, Sasa, Mela, Ersa, Aufa dan Hasna berjalan mendekati sekumpulan warga, ketika mereka terjangkau dari pencahayaan obor mereka, DHUAR!!! Suara tembakan kembali terdengar, kali ini bukan dari salah satu kami tapi dari orang orang disana.

            Seseorang tertembak, bahkan bukan hanya tembakan, mereka melemparkan benda benda tajam dan obor api mereka, sampai ada sesuatu yang mereka lempar, bukan benda tajam ataupun obor tapi bagian tubuh seseorang, seseorang ini pasti salah satu teman kami yang berada dilantai atas.

            Mereka yang masih selamat langsung menunduk dan pergi berlari ke arah belakang, Danu orang yang mati pertama terkena tembakan, Sasa dan Ersa korban yang terkena benda benda tajam. Sisa nya berusaha berlari, kami yang berada diujung lorong ingin meninggalkan mereka tapi kami tak bisa, kami tak bisa seegois itu, aku melihat pistol yang dipegang Danu sebelumnya terkapar dilantai di dekat kami. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun