Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Suara dari tangga menuju kebawah memanggilku, suara itu terus berulang ulang sepertinya aku memang harus kebawah menuruni tangga, tangga ini tidak gelap sama sekali, bahkan tidak menyeramkan sama sekali, perjalananku kebawah di temani pemandangan lukisan dinding yang sangat cantik. Rasa takutku terasa hilang, aku tiba tempat yang sangat cantik sekali, pernak pernik banyak sekali menghiasi ruangan, ruangan ini seperti ruangan kerajaan.

            "Sepertinya aku memang sudah benar benar mati..." Aku menertawakan nasibku, seharusnya aku sekarang berada di perjalanan menuju akhirat tapi kenapa aku berada di ruangan seperti kerajaan di masa lalu seperti ini.

            "Hahahahaha lucu sekali dirimu ini... kamu belum mati, saya membawamu kesini karena ada sesuatu yang harus kamu ketahui." Ada suara pria di ruangan.

            "Sekarang aku malah mendengar suara pria... eh sebentar ini seperti suara yang tadi kudengar di atas..."

            "Hei...hei sampai kapan kamu mengacuhkan pria dewasa ini, lihatlah kesini ke kursi singgasana."

            "Hah kursi singgasana? " Ternyata terdapat kursi ujung tengah ruangan, kursi itu berada di lantai yang aga cukup tinggi, aku merasa seperti dikerajaan beneran, ada... ada pria bertubuh dewasa sedang duduk disana, hanya saja... duduknya sungguh terlihat ingin memperlihatkan dirinya keren...

            "Lihat keren bukan?" Pria ini semakin banyak gaya dan tingkahnya.

            "Pffft... hahahahahhahha" Aku tertawa, sungguh lucu sekali melihatnya.

            "Hei hei... tidak sopan sekali hahahahaha." Dia malah ikut tertawa, "Kemarilah mendekat."

            Pria ini terlihat sangat baik, suasana saat ini juga tidak ada yang membuatku takut untuk mendekatinya. Semakin jelas aku melihatnya, Pria bertubuh tegap, wajahnya memiliki garis garis yang keras, warna matanya coklat kemerahan walaupun terlihat sudah agak berumur tapi dia memiliki wajah yang sangat tampan apalagi tinggi badannya seperti orang bule, sepertinya emang bule... tapi wajahnya sangat tidak asing bagiku.

            "Sebentar kenapa wajahmu terlihat mirip dengan luna pak? Paman? Eumm om?" Sudah lah aku tak tahu harus memanggilnya apa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun