Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Saya akan memberitahu jalan keluar darurat disini, sebenarnya kuncinya saya tahu keberadaanya dan keberadaanya berada di anak termuda saya dan pintunya berada disitu." Tn. Brandy menunjukkan sebuah tempat.

            "Tapi... bagaimana caranya aku keluar jika yang anak anak Ayah menghalangiku bahkan aku merasa aku tak pantas untuk keluar, aku tak bisa menyelamatkan kawan kawanku."

            "Beberapa temanmu masih hidup mereka hanya berada dibawah kendali anak saya, seperti yang ia lakukan kepadamu dalam bus."

            "Berarti selama ini, Ayah mengawasi pergerakan anak anak Ayah? Kenapa Ayah tidak memberhentikan mereka dan kenapa mereka tidak bersama Ayah?"

            Tn. Brandy menghela nafas, "Iya benar, sepertinya mereka memiliki rasa dendam yang sangat tinggi kepada warga warga disini terutama Lina, ia merasa sangat dikhianati, saya tidak memiliki dendam kepada mereka karena saya tahu mereka seperti itu karena di adu domba, saya sampai akhir hayat hanya memikirkan kondisi anak anak saya."

            "Sudah waktunya kamu untuk pergi, saya hampir lupa memberitahu mu kalau nanti akan ada wanita yang menolongmu." Ketika Tn. Brandy berkata seperti itu,penglihatanku mulai kabur "Tolong sampaikan kepada mereka permintaan maafku dan sampaikan kepada mereka..." Aku tersenyum dan memastikan akan menyampaikannya kepada mereka.

            "Terima kasih Ayah..." aku bisa melihat senyum Tn. Brandy untuk terakhir kali sebelum aku terbangun.

            Ruangan sekarang sudah berbeda suasana yang mencekam masih saja berlangsung, kepalaku terasa sangat pusing kini aku berada di ruangan ini sendiri, ruangan sempit yang disisinya ada tangga menuju lantai bawah. Aku berusaha berdiri dan mencoba mengintip pintu didepanku, ternyata masih sama, mereka semua masih berdiri menghadap ke pintuku dan tersenyum menyeringai.

            "Sepertinya aku memang benar benar harus turun tapi bukannya aku tadi ditolong oleh seseorang untuk kesini." Aku segera menutupi pintu dan berjalan ke bawah.

            Dinding lukisan saat ini sudah tertutupi oleh debu dan beberapa sarang laba laba, sangat berbeda jauh ketika aku bertemu dengan Tn. Brandy. Aura mencekam memberikan sambutan kepadaku ketika aku sesaat lagi memasuki ruangan yang bertema kerajaan, sangat mengerikan aku merinding. Tiba aku diruangan, ruangan yang berbanding terbalik 180 derajat, ruangan ini terlihat sangat gelap dan mengerikan, seperti istana penyihir bukannya kerajaan. Dihadapanku aku melihat kursi yang sama hanya saja orang yang menduduki bangku itu lah yang berbeda. Wanita yang sering kita jumpai dan membunuh kami satu per satu.

            "LINA! HENTIKAN SEMUA INI!" Tanpa basa basi aku langsung meninggikan suaraku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun