Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Anak jaman sekarang sudah berbeda, sekarang sekarang makin cantik sepertinya aku akan membawa salah satu dari mereka untuk dibawa pulang." Terdengar suara pria dewasa tetapi lebih cempreng

            "Hahahaha, kalau gitu aku juga mau bawa satu... tapi kita harus meminta izin dulu untuk membawanya ya kalaupun nggak kita bawa aja diem diem hehehehehehe." Balas pria yang bersamanya

            "Sayangnya beberapa dari mereka ada yang sudah mati, sayang sekali padahal kita belum melihatnya."

            Sebelumnya aku merasa bersyukur teman temanku yang lain masih ada tetapi setelah mendengar perkataan mereka kami berenam merasa sangat marah dan segera ingin mengintrogasi mereka untuk mengetahui dimana para perempuan berada sayangnya dua pria ini membawa benda tajam.

            Mereka melewati aku dan Azfa, amarahku tak tertahan aku tak sengaja menyikut pintu ruangan, Bhuak!! Suara itu nyaring keras dan pasti didengar oleh 2 pria itu. Pria pria itu langsung memalingkan wajahnya ke arah ruanganku, mereka perlahan menghampiriku sambil menodongkan benda tajam untuk bersiaga. Saat saat mereka tiba di depan ruanganku, aku bisa melihat salah satu dari mereka mulai memasuki ruangan dan terlihat ujung hidungnya di pintu. Aku dan Azfa mencoba diam.

            "WOY BER*NGSEK!" seseorang telah berteriak sangat keras, ya tentu saja itu bukan dari diriku maupun Azfa, tentu saja salah satu dari yang lain. Teriakan itu membuat dua pria ini teralihkan untuk sesaat dan salah satu dari mereka yang diluar ruangan segera menghampiri suara.

            Disaat yang bersamaan aku menendang pintu sangat keras hingga pintu itu menampol keras tepat di wajah pria yang di ruanganku. Ia tersungkur jatuh kesakitan, tak ada waktu untuk menyiksanya aku keluar ruangan dan berlari bersama Azfa. Azhar yang ternyata dari tadi berteriak, ia berteriak sambil ke ujung lorong untuk menarik perhatian pria pria ini.

            Kini dua pria itu terpencar, salah satu dari mereka mengejar aku dan Azfa dan satunya lagi mengejar Azhar dan Nabil.

            Aku berlari cepat sekuat tenaga bersama Azfa, tempat tempat gelap selalu menemani kami ketika berlari, kami terus berlari sekuat tenaga untuk menghindari pria yang mengejar kami. Bukankah sebuah drama selalu terjadi ketika sedang berkejar kejaran dengan penjahat? Yap! Benar, Azfa tersungkur jatuh terkena benda yang di lempar oleh pria itu.

            "Sial!sial sial sial sial!" Azfa berusaha bangkit kembali, kini jarak kami dengan penjahat itu menjadi cukup dekat. Kami berusaha mencari suatu tempat yang aman atau ruangan untuk kami berlindung. Sulit! Walaupun kami masuk dalam ruangan, dia pasti akan menerobos masuk bahkan dia bisa membawa teman teman lainnya kesini.

            Suatu tangan melambai kepada kami di depan, tangannya putih dan terlihat seperti wanita, mungkin itu anak anak perempuan kelas ucapku memikirkan hal itu, tak berpikir panjang aku langsung menarik Azfa ke tangan itu dan ya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun