Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Luna hanya duduk melihat dua saudari kembarnya memeluk ibunya, Ny. Sekar tersenyum ke arah Luna, ia menunjukkan masih ada tempat untuk memeluk dirinya, Luna berusaha tegar tak ingin dilihat oleh ibunya dia menangis, tapi ia lebih sakit membohongi dirinya. "Luna..." Ny. Sekar menyuruhnya untuk menghampirinya.

            "I...bu...i..bu...ibu" Untuk pertama kali suara Luna keluar, suara yang penuh dengan luka, Luna sebenarnya terbunuh dan tubuhnya termutilasi, bahkan suaranya hancur saat itu.

            "Terima kasih sudah menggantikan Ibu nak, kamu sudah sangat baik menjaga mereka berdua." Jeritan Luna menangis deras.

            Aku berusaha untuk bangun duduk dan melihat pandagan yang sangat mengharukan, Ny. Sekar memandangku ia berkata terima kasih kepadaku dan tersenyum, Aku membalasnya dan tersenyum kembali, sepertinya apa yang dikatakan Tn. Brandy benar bahwa akan ada seorang wanita yang menolong diriku.

            "Segera lah tolong teman temanmu, beberapa dari mereka yang selamat sudah tersadar, sebentar lagi suatu hal yang buruk akan tiba kesini."

            Mendengar perkataan dari Ny. Sekar badanku segera bangkit tapi luka yang ada di tubuhku terlalu sakit hingga aku tak kuat berdiri.

            "Lihatlah gara gara ulah kalian, dia yang tak tahu apa apa hingga kesakitan seperti itu." Ny. Sekar berbicara kepada 3 anaknya dan menatapnya.

            Mereka bertiga langsung berdiri dan menghampiriku, melihat mereka bertiga menggunakan pakaian cape  yang serasi terlihat sangat lucu ya walaupun seharusnya umurnya lebih tua dariku tapi mereka terlihat seperti anak anak seumuranku. Terlihat dari mereka yang mau menolongku sebenarnya mereka itu anak anak yang sangat baik, Lena mengulurkan tangannya sambil tersenyum, lesung pipinya terlihat dan terlihat sangat sangat sangat manis! Aku meraih lengannya dan Lina segera membantu menopang badanku, ia malu dan memalingkan wajahnya dari ku "Maafkan aku...", ak tertawa melihat tingkah lakuknya ya sebenarnya untuk memaafkan secepat ini memanglah sangat sulit tapi aku berusaha untuk memahami bagaimana kondisinya juga, aku hanya membalasnya tersenyum. Luna bingung akan membantuku apa, ia hanya tersenyum dan melihat bangga kedua saudarinya, akhirnya Luna membantu mengenakan tas  kepadaku yang terjatuh.  

            Aku berjalan dibantu oleh Lina, Luna berada di depan dan Lena berada dibelakangku, kami menaiki tangga untuk segera membantu yang lain, semua kondisi seharusnya sudah menjadi lebih baik, permasalahan di dalam sini sudah selesai.

            Tapi... apa yang kupikir ternyata salah, ketika aku berada di depan pintu terdengar keributan dan teriakan dari sebrang sana. Aku menatap mereka bertiga, ku bertanya kepada mereka apa yang mereka lakukan kepada teman temanku.

            "Tidak tidak... itu bukan dari kami." Lina menjawab dan mencoba meyakinkanku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun